Album Foto

24 1 2
                                    

"Ku tatap potret nan lugu
Canda tawa dan tangismu pernah menghiasi hariku
Di masa lajangku kalian memaksaku belajar menjadi seorang ibu sebelum waktunya
Dan benar saja, hingga satu dasawarsa berlalu. Aku semakin tak kuat menahan rindu"
-Winayu Sadewi-

Sudut ruangan rawat inap itu nampak seorang wanita yang tengah duduk di kursi rodanya, memandangi lembar demi lembar album foto usang dan sesakali mengusap sungai kecil yang membasahi pipinya.
"apakabar kalian, nduk, le?", ucapnya lirih

Terdengar suara langkah kaki memasuki ruangan itu. Tampak pria muda berkacamata tersenyum seraya berkata, "Mbak, pulang yuk! Aku sudah urus semua kelengkapan administrasinya. Pulang sekarang yuk! Keburu malam"

Wanita parubaya itu hanya tersenyum.
"Nanti saja, aku masih ingin menikmati senja di jendela kaca gedung ini", jawabnya lirih.

"Ancen kerasan disini sepertinya mbakku ini"

Wanita itu hanya menatap sekilas tanpa menanggapi ucapan pria tersebut yang tak lain adalah adiknya.

Gema adzan berkumandang, wanita itu memutuskan untuk pulang setelah melaksanakan shalat maghrib.
Sepanjang lorong rumah sakit, ia mendekap erat album foto usang itu, pandangannya kosong. Hingga ia tersadar dengan panggilan dari anak laki-laki berusia 10 tahun yang tengah menunggu di depan mobil.
"Mama.. Mama. sini cepetan! Om, buruan dorong kursi rodanya. Ayo masuk mobil. Yeay! Mama pulang. Om Adhim gendong Mama dong. Aku bantu masukin kursi rodanya mama. Aku duduk belakang sama Mama ya, Om"

"Siap! Danan jagain Mama ya, le"
Anak laki-laki itu hanya mengangguk mengiyakan.

"eh ya, anak kembarnya Mama yang cantik kok nggak ikut. Dhira kemana sayang?"
"Dhira nunggu dirumah aja katanya, Ma. Kan Danan yang diajak Om Adhim biar bisa jagain Mama"

............

Kau buah hatiku,
Kelak kau akan ku temukan dengan mereka yang pertama kali  membuatku belajar menjadi seorang ibu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 PILAR PENCERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang