21

117 18 0
                                    

Erina merasa heran begitu dirinya memasuki rumah, suasana terasa sangat hening tak seperti biasanya. Gadis itu melangkah menuju ruang tengah dan mendapati sang adik yang sedang fokus membaca buku pelajaran sambil mendengarkan musik menggunakan earphone membuat kepala gadis itu tak bisa diam karena mengikuti irama dari lagu yang ia dengarkan. Erina tersenyum sambil menggeleng pelan melihat kelakuan adiknya itu, dirinya memilih langsung berjalan menuju kamar tak ingin mengganggu sang adik yang terlihat sedang sangat fokus.

Begitu selesai membersihkan diri, Erina langsung berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan malam. Dirinya dengan telaten menyiapkan bahan makanan yang didominasi sayuran dan daging untuk sang adik yang sedang melaksanakan ujian nasional.

Arina menyadari kehadiran sang kakak begitu dirinya mencium aroma sedap yang berasal dari arah dapur, gadis itu langsung menghentikan aktivitasnya dan melepaskan earphone yang sejak tadi menempel ditelinganya kemudian berjalan menuju dapur. Ia langsung tersenyum begitu melihat sang kakak yang sedang sibuk dengan masakannya, tanpa mengeluarkan kata Arina langsung duduk dengan tenang di kursi meja makan karena dirinya merasa sudah sangat lapar.

Erina tersenyum melihat sang adik yang telah siap dengan piring dan sendoknya diatas meja makan menunggu masakannya selesai, ia langsung membawa masakan yang telah siap menuju meja makan dan tentu saja langsung diserbu oleh sang adik. "Gimana tadi ujiannya?" tanya Erina membuat sang adik yang tengah fokus menikmati hidangannya menoleh "Lancar, meskipun ada beberapa yang aku gak bisa" jawab gadis itu kembali fokus pada makanannya "Gak apa-apa, yang penting kamu udah berusaha" ucap Erina menyemangati membuat sang adik mengangguk sambil tersenyum senang.

Merasa bosan karena tak ada kegiatan, Erina memilih duduk di sofa menemani sang adik yang masih betah belajar sambil sesekali membalas pesan dari sang kekasih. Arina terlihat sangat fokus dengan buku dihadapannya membuat sang kakak tersenyum "Kamu gak pusing belajar terus?" tanya Erina membuat Arina menggeleng "Sedikit lagi kak nanggung" jawab gadis itu tanpa menoleh kepada sang kakak karena terlalu fokus dengan materi di bukunya. "Jangan maksain diri, istirahat gih besok kan masih ujian. Lagian kamu dari tadi belajar terus" tegur sang kakak merasa khawatir karena sang adik sejak pulang sekolah mengabari bahwa dirinya akan belajar sambil menunggu dirinya pulang. Arina akhirnya menutup buku dan menuruti ucapan sang kakak, gadis itu berjalan menuju kamar setelah memeluk sang kakak sebelumnya.

Erina akhirnya menyalakan televisi meskipun tak tau apa yang akan gadis itu saksikan, dirinya hanya merasa belum mengantuk dan menyalakan benda tersebut agar suasana rumah tidak begitu sepi. Dirinya masih sibuk berkirim pesan dengan Leo disela-sela kesibukan pria itu kuliah, membuat rasa kantuk Erina semakin memudar karena terlalu asik berkomunikasi dengan sang kekasih.

Setelah lama berkirim pesan, Erina akhirnya mengalah dan mematikan televisi kemudian melangkah menuju kamar karena Leo tak ingin kekasihnya itu kesiangan esok paginya dan terlambat masuk kantor. Erina membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur, membuka kembali ponselnya sebelum memejamkan matanya. Gadis itu menatap koleksi fotonya dengan sang kekasih berniat untuk mengurangi rasa rindu, tapi sayangnya hal tersebut malah membuat dirinya semakin merindukan pria yang tengah mengejar impiannya itu.

Arina terbangun karena mendengar suara sang kakak yang tengah memasak di dapur, padahal waktu baru menunjukkan pukul setengah enam pagi. Gadis itu terduduk dan menatap beberapa makanan kesukaannya sudah tersaji di meja "Loh kamu udah bangun, baru mau kakak bangunin" ucap Erina yang tengah sibuk mencuci peralatan memasaknya ketika gadis itu melihat sang adik yang sudah duduk manis diatas kursi "Iya" jawab sang adik sambil menguap dengan mata yang belum terbuka sempurna. Erina tersenyum melihat sang adik yang terlihat sangat menggemaskan, tak menyangka sebentar lagi adik kecilnya itu akan menyelesaikan sekolahnya.

"Kamu makan yang banyak, biar gak lemes pas ujian" ingat Erina sambil mendudukan diri bersiap untuk menikmati sarapan bersama sang adik "Iya kak" jawab Arina sambil menyendok nasi dan lauk pauk dihadapannya "Mau disiapin bekal gak?" tanya gadis itu kemudian dibalas gelengan oleh sang adik "Gak usah, nanti jajan aja disekolah" jawab Arina membuat sang kakak mengangguk dan ikut mengambil makanan kemudian keduanya menikmati sarapan dengan damai.

Arina tengah sibuk mengenakan sepatunya diruang tengah begitu suara bel pintu terdengar, Erina yang sejak tadi berada didalam kamar sedang bersiap langsung berjalan keluar membukakan pintu untuk sang tamu yang Arina tak tau siapa. "Masuk dulu, gue bentar lagi selesai" ucap Erina sambil berjalan kembali menuju kamar membuat Arina penasaran siapa tamu yang datang sepagi ini, mata gadis itu membulat ketika melihat sosok yang menjadi tamu dirumahnya pagi ini. Sosok yang kini berjalan memasuki ruang tengah itu tersenyum mendapati Arina duduk disana "Mau berangkat sekolah dek?" tanya sosok itu membuat Arina mengangguk.

"Udah yuk dek kita berangkat" ajak Erina yang kini telah siap "Hah? Kakak bukannya masuk jam 9?" tanya gadis itu bingung membuat Erina terkekeh "Iya, tapi Alex bilang mau nganter kamu ke sekolah jadi sekalian berangkat. Mau modus tapi nyusahin emang" jawab Erina membuat Alex menatap gadis itu sebal karena membeberkan niatnya datang ke rumah kakak beradik tersebut sepagi ini padahal jam masuk kantor masih lumayan lama. Arina akhirnya bangkit mengikuti sang kakak yang telah berjalan lebih dulu dihadapannya, degup jantung gadis itu mulai tak beraturan dan pipinya bersemu masih tak menyangka mendengar ucapan sang kakak barusan. Alex yang ternyata berjalan disampingnya hanya tersenyum melihat Arina yang terlihat salah tingkah, baginya gadis itu terlihat semakin menggemaskan.

Seperti biasa, Erina sebagai kakak dan teman yang pengertian langsung memilih duduk dibangku belakang membiarkan sang adik duduk disebelah temannya itu. Alex melajukan mobilnya menuju sekolah Arina, tak banyak perbincangan disana hanya terdengar suara lagu yang sedang diputar di radio. Arina yang masih merasa degdegan memilih untuk menenangkan diri agar ujiannya tak ikut berantakan seperti hatinya saat ini, bagi gadis itu sekarang Alex sedang menjadi pria yang menyebalkan. Bagaimana tidak jika pria itu tiba-tiba datang tanpa memberi kabar sama sekali dan membuat gadis itu langsung ambyar, Arina tak dapat memungkiri perasaannya yang kini semakin tumbuh untuk teman kakaknya tersebut.

Ketiganya sampai didepan sekolah Arina dengan selamat, termasuk hati gadis yang akan melaksanakan ujiannya itu. Arina turun membuat sang kakak dan Alex membuka kaca jendela mobilnya "Makasih ya kak" ucap gadis itu yang diangguki oleh Alex "Sama-sama, semangat ujiannya ya dek" jawab Alex membuat pipi Erina kembali bersemu, gadis itu hanya mengangguk dan tersenyum membuat Erina dan Alex merasa gemas "Jangan tegang dek" ucap Erina membuat sang adik memanyunkan bibirnya gemas.

"Turun lo pindah kedepan, berasa supir gue" protes Alex membuat Erina akhirnya turun dari mobil sedangkan Arina yang melihat keributan kecil tersebut hanya terkekeh. "Kita berangkat dulu, kamu ujian yang fokus gak usah mikirin Alex gak guna" ucap Erina ketika sang adik meraih tangannya untuk salim "Jangan gitu dong sama calon adik ipar" timpal Alex "Gak mau salim juga sama kakak?" lanjut Alex sambil mengulurkan tangannya lewat jendela mobil membuat Erina langsung memukul tangan pria itu "Gak usah ngadi-ngadi lo" protes Erina membuat sang adik kembali terkekeh.

Erina kemudian berjalan menuju pintu mobil bagian depan dan duduk disamping Alex "Dah Arina" pamit Alex membuat Arina melambaikan tangannya kemudian gadis itu berjalan memasuki sekolah begitu mobil Alex telah berlalu dari hadapannya.

LOVE IS not OVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang