48 [END]

243 18 0
                                    

Arina sibuk memasukkan barang-barang milik dirinya dan sang kakak ke dalam tas, beberapa menit yang lalu Erina menghubunginya dan mengabari bahwa gadis itu tak akan pulang kemudian meminta sang adik untuk datang membawa perlengkapan mereka untuk menginap disana.

Sejujurnya Arina merasa sangat malas harus menginap di tempat pria paling menyebalkan dalam hidupnya itu, tapi mendengar apa yang diceritakan sang kakak tadi membuatnya ingin segera datang kesana.

Arina dengan sabar menunggu didepan gedung apartemen menunggu supir pribadi Leo yang sedengan menuju kesana untuk menjemputnya, gadis itu tanpa sadar larut dalam lamunannya. Pikirannya sibuk memikirkan sosok pria yang sudah lama tak ia temui dan tak juga menghubungi dirinya, rasa penasaran semakin memenuhi pikirannya. Sudah beberapa kali Arina mencoba menghubungi ataupun mengirim pesan namun jarang sekali mendapat respon, kalaupun ada hanya jawaban singkat yang diberikan pria itu. Arina sadar diri, dirinya tak bisa menuntut banyak dari pria itu karena diantara mereka sampai saat ini belum ada ikatan apapun, atau sepertinya memang tidak akan ada.

Lamunannya terpecah begitu suara klakson mobil yang kini berada dihadapannya terdengar, dengan segera Arina berjalan menenteng tas yang cukup besar ditangannya kemudian masuk kedalam mobil. Arina hanya terdiam sepanjang perjalanan karena dirinya memang tak seperti sang kakak yang begitu akrab dengan supir pribadi keluarga Leo, gadis itu hanya tersenyum setiap kali tak sengaja bertemu atau berpapasan dengan pria paruh baya yang kini tengah fokus menyetir didepannya.

Erina langsung keluar begitu mendengar suara klakson mobil, gadis itu yakin yang datang adalah sang adik. Benar saja, ketika Erina keluar sebuah mobil sudah terpakir dihalaman dan Arina keluar dari dalam sana dibantu supir pribadi keluarga Leo "Makasih pak" ucap Arina ramah kemudian berjalan menghampiri sang kakak "Nih" ucap gadis itu menyodorkan tas besar kepada Erina dengan wajah masamnya. Erina hanya tersenyum menatap ekspresi wajah sang adik yang tentu saja sebal karena harus menginap dirumah kediaman pria paling menyebalkan dalam hidupnya itu.

Keduanya berjalan menuju kamar Alana untuk menyimpan barang, seperti biasa kamar milik kakak perempuan Leo itu akan menjadi tempat mereka beristirahat setiap kali menginap dikediaman tersebut. "Kamu udah makan?" tanya Erina membuat sang adik menoleh kemudian mengangguk "Sama mie instan?" Erina menyipitkan matanya curiga yang dibalas cengiran oleh sang adik.

Benar dugaan dirinya, Arina memang sangat menyukai mie instan apalagi saat dirinya tak ada di rumah maka sang adik akan dengan leluasa menikmati makanan tersebut. "Kamu tuh ya" keluh Erina melihat kelakuan Arina, sementara sang adik semakin melebarkan cengirannya merasa tak berdosa "Ya maaf, habisnya enak" ucap Arina memberikan alasan.

"Sini kamu tengokin dulu yang sakit" ajak Erina begitu keduanya telah selesai membersihkan diri sore itu, Arina yang sebelumnya telah mendengarkan sang kakak bercerita dengan wajah sumringahnya tentap apa yang dilakukan Leo sebelum dirinya datang hanya bisa menghembuskan nafas pasrah dan berjalan mengikuti sang kakak ke kamar calon kakak iparnya itu.

Begitu keduanya memasuki kamar, Arina dapat melihat sosok pria menyebalkan itu kini terbaring lemah dengan wajah yang semakin pucat masih tertidur lelap. "Kakak yakin mau nikah sama dia?" tanya Arina masih memperhatikan sosok pria dihadapannya membuat Erina terkekeh "Ya yakin lah, kamu ini ada-ada aja" jawab Erina membuat sang adik menghembuskan nafas pasrah "Gak bisa nyari yang lebih baik apa? Perempuan sebaik kakak dapetnya yang nyebelin kaya dia" keluh gadis itu "Lebih nyebelin Leo atau Alex?" tanya Erina menggoda sang adik "Sama aja" jawab Arina ketus kembali sebal mendengar nama pria yang sedang tak ingin dibahasnya itu.

Erina membangunkan Leo karena ini saatnya pria itu makan dan minum obat, sementara Arina tengah menikmati makan malamnya diruang makan. "Leo bangun hey" ucap gadis itu sambil menepuk pipi pria yang kini masih tertidur lelap namun untungnya suhu tubuh pria itu mulai kembali normal, tak ada pergerakan dari Leo membuat Erina harus mengguncangkan tubuh pria itu perlahan "Leo bangun ayo makan dulu" ucap Erina kembali berusaha membangunkan calon suaminya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE IS not OVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang