Happy reading 🥰
Akhirnya bisa update juga cerita ini, terimakasih buat pembaca ku yang setia menunggu cerita ini.
Jangan dibaca diwaktu sholat!!!Di tempat lain seorang laki-laki jangkung bertudung hitam sedang berjalan tergesa-gesa, ditangan kanan dan kirinya membawa banyak bingkisan.
"Kak Nazeef datang...!!kak Nazeef datang...!!"seru anak-anak.
Ya,dimana lagi kalau bukan di panti asuhan,rumah bagi anak-anak yang sudah tidak mendapatkan asuhan dari orang tuanya,lebih tepatnya Panti Asuhan Al-Amin.
Nazeef Alden Reynaldo,remaja jangkung bertudung hitam itu membuka tudungnya, terlihat rahang yang sempurna dengan bulu mata yang lentik dan alis yang tebal.Ia sesekali tersenyum melihat anak-anak panti yang mengerubunginya.
"Kak Nazeef,kok lama sih,Asya kan bete"decak anak panti bernama Asya.
"Iyaa,kok kak Nazeef lama sih"ucap anak panti lainnya.
"Maafin kakak ya"ucap Nazeef meletakkan barang yang ditangannya lalu mengelus kepala anak panti.
"Oh ya,ini kakak bawain sesuatu buat kalian,tapi jangan rebutan"
Anak-anak panti sontak langsung tersenyum bahagia.
Isi bingkisan itu seperti kue,buah, buku,dan susu kotak. Nazeef memang murah senyum dan baik hati,namun jika diluar ia akan bersikap dingin dan cuek.
"Terimakasih kak Nazeef,kami sayang kakak"ucap anak-anak panti bersamaan.
Senyum tercetak sempurna di wajah tampannya.Nazeef suka melihat anak-anak panti tersenyum lepas yang membuat hatinya menghangat.
Di sisi lain sepasang mata sedang melihat Nazeef dan anak-anak panti.Seseorang itu tertegun melihat kebaikan Nazeef.
Merasa ada yang memperhatikannya, Nazeef lalu menoleh kebelakang, ternyata pengasuhnya.Nazeef melangkah menuju pengasuhnya.
"Bapak kenapa?apa bapak merasa sakit?"tanya Nazeef perhatian.
"Tidak,bapak tidak sakit,bapak merasa beruntung mengasuh anak sepertimu"kata bapak itu tersenyum bangga lalu sambil mengusap bahu Nazeef.
"Bapak bisa aja"ucap Nazeef dengan tersenyum.Lalu pria yang sudah memasuki berkepala lima itu membelakangi Nazeef.
"Umurmu sudah tujuh belas tahun dan berarti engkau sudah tumbuh dewasa,"
"sekarang engkau sekolah sambil bekerja bahkan engkau makin gila kerja,apakah engkau tidak lelah nak?"tanya pria itu dan masih membelakangi Nazeef.
"Tentu tidak,bapak ini bicara apa sih?"kata Nazeef mencoba tersenyum.
Ya,yang dirasakan Nazeef adalah lelah,secara fisik ia lelah, tetapi ia adalah laki-laki yang kuat dan mempunyai komitmen yang tinggi,jika ia sudah mempunyai target maka ia akan berusaha mendapatkannya. Hingga rasa lelah itu tidak terasa apa-apa.
"Bapak tau apa yang engkau rasakan nak,selama 17 tahun ini bapak yang mengasuh mu,jadi bapak tau apa yang kamu rasakan."ucap bapak itu dengan suara beratnya. Nazeef menghela nafas.
"Bapak benar Nazeef memang lelah,tapi bagaimana masa depan Nazeef,jika Nazeef lelah?"ucap Nazeef dengan lesu.
"Begini bapak sudah memikirkan baik-baik namun ini terserah padamu."
"Apa pak?"tanya Nazeef penasaran.Pria tua itu membalikkan badannya.
"Ada pasangan suami istri datang kemari,suami istri itu sudah dikaruniai seorang anak,namun nasib naas menimpa anaknya,ia meninggal akibat kecelakaan yang menimpanya-"belum sempat melanjutkan, Nazeef sudah mendapat poin utamanya.