Fiksi penggemar oleh Syifa Salsa Maharani
—————oOo—————
“Kenapa? Kok dari tadi senyum-senyum doang ngeliatin aku?”
“Capeknya lebih mau ilang kalo ngeliatin kamu, No.”
“Haha.. Kamu nih ya, udah jago gombal aja.”
Nino---lelaki yang tepat berada di depanku ini---adalah kekasihku. Kami sudah menjalin hubungan ini semenjak 5 bulan lalu. Laki-laki inilah yang selalu bisa mengejutkanku akan sikapnya yang selalu melebihi ekspektasi kecilku.
Aku dibesarkan di lingkungan yang tidak memperbolehkanku untuk berharap. Ibuku selalu bilang padaku untuk jangan pernah menaruh harapan pada apapun dan siapapun, termasuk pada dirinya sendiri. Karena sekali saja realita tidak berjalan sesuai ekspektasi, hanya rasa kecewa yang didapati.
Tetapi.. Apa aku benar-benar tidak pernah sekalipun berharap?
Tentu tidak. Aku hanya menekan harapan itu agar tidak seenaknya melambung tinggi.Ketika kau menyukai seseorang, dari dalam dirimu sedikit demi sedikit muncul beberapa harapan. Dan perasaan itu muncul padaku tepat saat aku menyukai Nino. Sikapnya selalu melebihi ekspektasiku... Tidak, bahkan lebih. Perilaku manisnya selalu bisa mengejutkanku.
Aku pernah berpikir, Apa Nino juga menyukaiku?
Untuk pertama kalinya, harapan egois terbesarku menjadi nyata.
Suatu hari, seekor kucing berjalan ke arahku dengan sebuah surat di ekornya. Aku bukanlah tipe orang yang enggan menyentuh sembarang kucing di jalan, jadi aku menggendongnya sambil membaca surat itu. Walau baru satu kalimat kubaca, aku masih mengingat betapa lebarnya senyumku sore itu.Setelah melihatku selesai membaca, saat itu Nino menghampiriku dan berkata, “Jangan ditolak. Pikiranmu yang mengira aku menyukaimu, jangan kamu bantah. Karena sekarang kamu tahu itu bukan sebuah harapan lagi.”
Aku, yang terlampau senang, mungkin untuk pertama kalinya membiarkan diriku berharap setinggi mungkin saat itu. Berkencan dengannya selalu menjadi mimpi bagiku. Nino dengan auranya yang tenang, membuat dirinya diam-diam diperhatikan banyak orang. Ia bukan tipe senior berparas ganteng yang keren dan aktif mengikuti himpunan mahasiswa kampus. Tapi ia adalah Nino, si penyuka kucing yang sangat peduli dengan sifat khasnya yang memanja.
Rasanya, aku seperti dibuat jatuh cinta lagi dan lagi dengannya. Dengan Nino, yang rela menjemputku di malam hari saat rapat organisasi yang berlangsung lebih lama dari perkiraan. Nino, yang selalu mengabariku tentang kegiatannya, sesepele apapun itu. Nino, yang selalu menceritakan kucing-kucingnya. Nino, yang merawatku ketika demam. Nino, yang melibatkanku dalam urusan kecilnya, dan Nino, yang selalu memegang tanganku saat kencan. Ia benar-benar membiarkan aku merasakan itu.
Nino tertawa. “Sesuka itu sama aku?”
Aku mengangguk.
“Aku juga sesuka itu sama kamu,” balas Nino dengan senyumnya.
Nino membenarkan posisinya dan menatapku.“Hubungan itu dua arah kan? Kalau kamu bahagia, aku juga bahagia. Kamu sedih, akupun ikut sedih. Sakitnya juga bareng-bareng. Aku yang sekarang kaya gini karena kamu terus memperlakukanku dengan baik. Makanya, aku juga mau memperlakukanmu dengan baik. Kalo cuma salah satu yang berjuang, ya mana bisa? Engga adil. Gak boleh egois.” Matanya menyayu. Nino serius dengan kalimatnya.
“Kenapa kamu begitu paham aku?”
“Soalnya aku suka banget sama kamu.”
“No, apa sih kalimatnya diulang-ulang doang.”
“Astaga aku serius.”
“Pft, hahahahahaha.”
Aku menyeka air mataku yang keluar akibat tertawa. Tapi tiba-tiba Nino datang memelukku.
“Kamu boleh berharap sama aku. Kamu boleh minta apapun sama aku. Karena aku pacarmu. Asal itu kamu, aku bisa ngasih kamu apa aja.”
Aku membalas pelukannya, menarik napas, dan tersenyum.
“Terimakasih, terimakasih karena telah mencintaiku. Terimakasih karena selalu memerhatikanku. Terimakasih karena selalu menjagaku. Terimakasih karena telah selalu mematahkan ekspektasiku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Halu bersama Stray Kids (ft. ITZY)
Fanfiction-Tantangan Indonesia Club SMAN 3 Depok bulan April 2020 Hanya kumpulan kehaluan para anggota KAPAS di bulan April ©kapasaksara3