Kantin Anah menjadi tempat persingahan Rintik dan Bening untuk berteduh sejenak dari derasnya hujan. Rintik begitu terpukau memperhatikan desain dinding Kantin Ana yang sangat unik. Setiap dinding dihiasi dengan berbagai lukisan yang berbeda, baik lukisan burung yang terbang bebas di awan biru hingga salah satu gambar pasar tradisional di kota Palembang. Kekaguman Rintik kian bertambah saat surai hitamnya menangkap sepeda anak kecil yang menggantung disudut dinding dan tepat dibawahnya terdapat tempat khusus yang digunakan untuk menaruh benda-benda jadul, mulai dari mensin tik hingga radio sekalipun. Hal yang lebih menarik perhatian Rintik, papan tulis berwarna hitam yang telah diternodai oleh berbagai macam bentuk tulisan para penujung.
"Udah berkali kesini?"
Bening mengangkat bahu "Ngga sering. Cuma beberapa kali aja"
"Sama Revandra?" Rintik berbasa-basi.
"Kepala gue kebentur sesuatu. Jadi ngga inget" jawab Bening malas.
Rintik mengangguk-angguk "Gue baru tahu ada tempat makan seunik ini. Gue suka desainnya"
"Ngga mau sekalian nginap?"
"Emang boleh?" tanya Rintik cepat. Nada bicaranya terdengar sangat excited.
"Kenapa engga? Selagi lo mau bersih-bersih yah silahkan"
"Harusnya tadi gue ngga usah nanya."
Bening membaca menu makanan, mengabaikan protes Rintik. "Konon Kantin Anah ini punya kepercayaan yang menarik" Bening menatap papan tulis berwarna hitam yang terletak diujung ruangan "Lo bisa buat permintaan disitu" jelas Bening menggunakan dagunya.
"Apa pun?"
"Dengan catatan lo makan disini sama cogan"
Tawa Bening membuat Rintik mendelik. Ternyata Bening mengejeknya
"Yaelah serius amat. Bercanda kali gue"
"Dan gue mau-maunya dibegoin sama lo"
Bening kembali tertawa "Gue ngga tahu fakta sebenarnya gimana. Numpung lagi disini, coba aja sekalian." kata Bening menatap jaket Rintik yang disampirkan dibelakang kursi. JGA-- jaket give away yang diperoleh dari salah satu akun online shop di Instagram, begitulah Rintik menyebutnya. "Iseng-iseng berhadiah" lanjut Bening. Sayangnya tak ditanggapi Rintik.
"Dean lo gimana? Masih bernyawa?"
Rintik tertawa "Kampus belum minta sumbangan yang artinya dia masih hidupkan?"
Bening menatap Rintik terheran-heran. Susah ya kalo udah ngga nafusan sama fuckboy "Gue ngga ngerti sama hubungan kalian. Terlalu rumit untuk dipertanyakan"
Rintik pun diam, ia juga kembali berpikir sebenarnya apa hubungannya dengan Dean.
"Hubungan? Gue rasa hanya sebatas kenalan, maybe?"
"Are you kidding me?! Kenalan tapi jalan bareng?! Kenalan tapi nonton berdua?! Woah. Deabak!" Bening ngegas banget. Ini Dean lho bukan Ravendra. Tunggu dulu! Apa jangan-jangan Ravendra dan Dean itu orang yang sama tapi beda nama? Sejenis siluman dari dimensi lain? Generasi milenial ada siluman, mampus! Takutnya fuckboy naik pangkat jadi siluman, nambah tenar dong mereka. Seketika Rintik kepengen jadi salah satu korban php mereka, kali aja ikutan tenar tanpa harus ikutan main tik tok segala.
"Ck. Anggap aja gue hilaf"
"Kehilafan yang disengajakan"
Rintik menganguk dengan gerakan slow masion dan mengakat jembol tanda memberi apresiasi bahwa fitnah akhir zaman Bening benar adanya. Njir! Bening Nabi kali ya? Tahu aja tuh kampret.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINTIK
Teen FictionJaket Give Away, objek yang sangat mencuri perhatian Rintik. Sebenarnya apa yang menarik dari JGA? Rintik pun tak tahu. Hanya saja, pikiran Rintik selalu dihantui JGA. JGA itu aneh.Bahkan sangat aneh. Saat mengenakan JGA, entah mengapa Rintik selalu...