Bonchap : Penyesalan member (1/2)

17.2K 1.3K 80
                                    

🌚🌚🌚

(Ini abang bakal fokusin ke Johnny ya, untuk alasannya, kalian bisa tau sendiri)

....

Johnny kini tengah bersama Haechan, sesekali ia mengelus lembut kepala Haechan, ia juga kini sedang mendengarkan Haechan yang sedang berceloteh ria tentang kencannya beberapa minggu lalu dengan Eunwoo, dan juga bercerita betapa gugupnya ia karena 2 hari lagi akan menikah dengan Eunwoo.

Johnny sesekali memberikan respon berupa saran, anggukan, dan bahkan tertawa saat Haechan merengut tentang kejadian-kejadian yang tak ia suka pasca menjadi bayi.

Tak bisa dipungkiri bahwa kini si bayi pudu kesayangannya member nct itu tengah memeluk Johnny dengan erat, dan tentu saja pelukan itu akan dibalas hangat oleh Johnny.

Sekitar 2 jam Haechan terus berceloteh ria, akhirnya ia tertidur pulas, Johnny menatap Haechan sendu. Ada rasa tak rela kala melihat realita bahwa 2 hari lagi Haechan akan dipersunting oleh Eunwoo.

Jika saja ia menghalangi member untuk membuat Haechan menjadi bayi, mungkin Haechan tak akan secepat ini untuk meninggalkannya. Bagaimanapun juga, Haechan sudah ia anggap seperti adiknya dan bahkan ia sudah anggap seperti anaknya sendiri.

Jika boleh egois, Johnny ingin membiarkan Haechan menjadi baby lebih lama lagi, dan menderita little space serta autisme. Johnny rela mengurus Haechan sampai tua, dan bahkan selamanya.

Namun, tuhan lebih menginginkan Haechan menemukan pangerannya dan berbahagia.

Johnny melepaskan pelukan Haechan perlahan, membenarkan selimut Haechan dan mencium keningnya, lalu ia pergi keluar kamar.

Johnny berjalan menuju ruang tengah, dimana anak nct127 kini tengah diam, tatapan mereka sangat sulit diartikan, Johnny paham apa yang mereka rasakan.

Selain itu, wayv dan nct dream kemarin langsung pulang setelah dari taman dengan wajah sulit diartikan.

"Sudah tidur?" Tanya Doyoung

Johnny mengangguk dan duduk di sofa yang kosong, bersebelahan dengan Mark.

"Lusa ya?" Tanya Taeyong

Semua terdiam, bahkan Johnny hanya menghela nafas.

"Sudahlah, masuk kamar kalian, besok pagi kita sibuk, untuk mempersiapkan segalanya, lagipula ini sudah malam." Ujar Taeil.

Dan semua mengangguk, lalu kembali ke kamar mereka masing-masing.

Saat Mark hendak berdiri, Johnny menarik tangannya agar duduk lagi.

"Lelaki pun bisa menangis, Mark." Johnny membuka suara setelah sunyi menyapa mereka dengan durasi 2 menit.

"Aku tahu kau sakit hati, ya, siapa yang tidak sakit melihat orang yang kau cintai menikah dengan orang lain?" Johnny berucap tanpa melihat Mark.

"5 tahun kau mencintainya, 2 tahun sebagai adik, dan pada umur 18 tahun kau mulai mencintainya dalam artian berbeda." Johnny melihat keatas, seakan menerawang sesuatu.

"Ya... Aku..." Mark menunduk, air matanya tak bisa ia tahan, air mata itu berlomba-lomba turun.

"Aku tahu, 3 tahun bukanlah waktu yang sebentar, tapi, aku berharap kau baik-baik saja." Ujar Johnny yang kini menatap Mark sambil menepuk-nepuk pundak pria berdarah kanada itu.

"Setidaknya, dia mendapatkan orang yang sangat mencintainya, selalu ada untuknya, dan lebih penting tidak menyakitinya. Aku rela kalau dia bahagia." Mark berujar lirih.

"Yang harus kutanyakan adalah kau, hyung. Kau adalah appa bagi Haechan, kau yang selalu berperan untuk dia, bahkan, saat orang tua Haechan tak bisa hadir untuk pembagian raport, kau segera pergi ke sekolahnya,

Disaat dulu ia dibully, kau lah yang maju, kau yang memeluk Haechan seperti dia adalah anakmu, dimana kau membalas orang-orang yang membully nya, aku, Jeno, dan Jisung tak bisa menghentikan mu, tapi tiba-tiba Haechan datang sambil berteriak namamu dan menyematkan kata 'appa' kau berhenti, padahal, seharusnya dia memanggil 'hyung' bukan 'appa'." Mark menatap Johnny.

Johnny terdiam, benar, selama ini hanya ia yang mengambil peran ayah untuk Haechan, bahkan saat Haechan sakit di sekolah, pihak sekolah malah menghubungi Johnny, bukan orang tua Haechan.

"Kau tidurlah, tenangkan dirimu." Johnny menyuruh Mark tidur dan Mark mengangguk lalu kembali ke kamarnya.

Johnny mengambil ponsel nya dan menghubungi seseorang.

"Temui aku sekarang di cafe dekat kantor SM." Ujar Johnny dan mematikan panggilannya.

.
.
.

"Ada apa Johnny, hyung?" Ujar seorang pria yang baru saja duduk dihadapan Johnny.

"Apakah aku bisa mempercayai Donghyuck ku kepadamu, Eunwoo-ssi?" Tanya Johnny

"Tentu, aku sudah menduga kau akan menghubungiku dan mengajakku berbicara tentang ini." Eunwoo tersenyum tulus lalu menatap Johnny yang tengah menatapnya sendu.

"Aku sangat tau peranmu untuk Haechan, ah tidak, Donghyuck. Aku sangat paham bagaimana perasaanmu sekarang. Sebetulnya, aku marah saat nct mengubah Donghyuck menjadi bayi, tapi, aku hanya berdoa kepada tuhan agar dia berikan yang terbaik.

Selain itu, aku bahkan sudah siap bila nanti Donghyuck tak bisa kugapai sama sekali. Aku berusaha memantau perkembangan Donghyuck pada saat itu, apalagi saat ia diculik, aku mengirimkan 100 anak buahku untuk menangkap wanita gila itu. Disitu kalian bingung kan, kenapa pasukannya lebih banyak daripada persiapan kalian? Karena itu pasukan dariku. Tapi tak apa, jangan terlalu larut dengan masa lalu." Eunwoo menjeda kalimatnya.

"Yang ingin ku bicarakan adalah, kau sosok yang hebat. Lelaki itu tak selamanya tidak boleh menangis. Kau boleh menangis, hyung. Aku tahu perasaanmu, maka dari itu, aku sengaja tidak mengajak Donghyuck pergi, agar kau bisa menghabiskan waktu dengan anakmu.

Kau sangat berjasa untuk kehidupannya, aku salut padamu hyung, kau tidak egois, kau tetap membiarkan Haechan bahagia meskipun ia tak akan lagi bersamamu." Eunwoo menepuk bahu Johnny.

"Aku menyesal..." Johnny berujar lirih

"Aku tahu, penyesalan selalu datang diakhir. Johnny hyung, Donghyuck tetap anakmu, keluarga mu, bagian dari NCT, memang aku akan menjadi suami nya, tapi bukan berarti aku membuat Donghyuck menghilang dari kalian." Eunwoo tersenyum.

Johnny diam, ia mengusap wajahnya kasar untuk menyembunyikan air matanya.

"Donghyuck akan bahagia kan?" Johnny berujar dengan suara serak





.tbc.

Part (1/2)

Btw, maafin gak nge feel. Sekian.

Baby Haechan [NCT] (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang