Dr. Dev

[1] BroSist

Disini ada yang paham dengan Iatrophobia? sebenarnya apa sih?
Oke, Iatrofobia adalah sejenis fobia tidak masuk akal yang membuat seseorang takut dokter. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Misalnya takut disuntik, trauma dengan riwayat pemeriksaan kesehatan sebelumnya, tidak suka bau rumah sakit, takut darah, pernah kehilangan orang tercinta yang dirawat di rumah sakit, dan sebagainya.

Dan semua hal menakutkan itu dialami gadis 17 tahun ini, yang diumur sekarang pun masih suka bermain boneka di kamarnya, Quince Khansa Cantika.

Yap! Kalian bisa panggil dia Khansa. Gadis 17 tahun yang masih menduduki kelas 2 di SMA Harapan Bangsa. Gadis ini memiliki perawakan yang cukup unik. Putih, menggemaskan, baby face , dan sangat pendek. Yang tingginya hanya berkisaran 145 cm untuk gadis seusia 17 tahun, cukup pendek bukan? Oh tidak, sangat pendek tentu.

💉💉💉

" Assalamualaikum!! " teriak Khansa ketika memasuki rumah dengan keadaan yang basah kuyup.
" Wa'alaikum.. Astagfirullah Dek! Habis ngapain kamu?! "
" Apasih bang Bri bersik! Khansa gak suka," omel Khansa yang padahal dirinya lebih berisik dari abangnya itu.

" Kamu main hujan hujanan yaa? "
Khansa mengangguk polos sambil mengambil handuk yang tergantung di jemuran.
" Khansa! "
Khansa tidak menghiraukan kicauan abangnya dan tetap melanjutkan langkahnya menuju tangga.
"Khansa dengerin abang sekarang!" Bentakan Brian langsung membuat Khansa tersentak dan membalikan badannya.

" Iya siap ampun Bang Bri," tidak ada tindakan lain selain patuh ketika abang keduanya ini sudah murka.
" Siapa yang nyuruh hujan-hujanan?"
" Khansa bang, " ucap Khansa memelas.
" Khansa kan udah gede, harusnya udah ngerti.. Khansa kam imunnya lemah, suka gampang sakit, kalau udah sakit gak mau diajak ke dokter dengan alasan takut, masih mau repotin Bang Rizal sama Bang Brian emangnya? "
" Khansa ga sakit kok.. " ucap Khansa sambil memanyunkan bibirnya yang siapa melihatnya akan merasa gemas.
" GAK SAKIT KAMU BILANG? kejadian 3 hari yang lalu itu apa? Magh kamu kambuh, kepala kamu pusing, badan ka.. "
" Dadah abang, Khansa mau mandi! " Khansa langsung berlari kencang menghindari omelan dari abang galaknya itu.
" Heh Heh Dek Khansa!!!! "

💉💉💉

"Umm.." Khansa meregangkan kedua tangannya. Dia baru menyadari bahwa tertidur ketika habis mandi dan melihat jendela yang sudah menggelap.
" Jam berapa ini? " Khansa melihat ke arah jam dinding.
18.30
Khansa bangun dari tidurnya dan bersiap siap untuk sholat magrib walaupun terlambat.
" Aww.. " Rintihnya pelan. Dia bisa merasakan kepalanya lumayan pusing dan matanya berkunang-kunang.
Dia memaksakan berdiri dan sholat perlahan lahan.

Setelah selesai, Khansa keluar dari kamarnya karena perutnya terasa keroncongan.
" Eh adek kecil Bang Rizal udah bangun.. " sapa Rizal ketika melihat Khansa turun dari tangga dengan keadaan bangun tidur.
Khansa yang biasanya kegirangan ketika melihat Rizal sudah pulang, karena keadaan yang sedang pusing Khansa hanya tersenyum dan berjalan ke pelukan Rizal.

" Dek kenapa? Kok lemes liat abang pulang?" Tanya Rizal heran.
Khansa yang tersadar langsung berpura-pura sehat.
" Eh? Gapapa kok Bang, Khansa masih ngantuk aja, tapi tetep seneng kok Bang Rizal pulang karena Khansa gak mau berduaan doang sama Bang Brian, Bang Brian galak. "
" Dek! Bang Brian masih bisa denger ya kamu ngomong apa! " Teriak Brian dari arah dapur.
" Tuhkan bang, galak.. " Bisik Khansa ke telinga Rizal dan dibalas tawaan renyah dari Rizal.

" Nih makanannya udah jadi. "
" Wih Bang Brian emang paling top, Khansa sayang deh sama Bang Bri! "
" Soal makanan mah muji-muji, biasanya juga ngejulidin abang, dah sana makan, " balas Brian sambil mengusap-usap kepala Khansa.
" Bang Bri! Gak ada mie instan nih?" Teriak Khansa.
" Enggak ya dek! Makan mie mulu gak sehat! " Balas Brian.