[3] Meet Devan

4.9K 103 25
                                    

Pukul 12.15
"Assalamualaikum"
"Waalaikum.. Woy Devan! Apa kabar lo?" Ucap Brian dengan heboh.
"Anjir gausah meluk kenceng," ucap Devan sambil berusaha melepas pelukan Brian dengan paksa.
"Kok lo ga ngabarin gua sih udah balik ke sini?"
"Gua ganti nomor dan hp sob, jadi gua gak bisa ngehubungin," ucap Devan sambil berjalan dan duduk di sofa.

"Btw, Khansa yang sakit? Khansa itu adek lo yang dulu sering ngerusuhin kita kalau lagi main ps kan?"
"Yup, " ucap Brian singkat sambil menaruh secangkir teh di depan Devan.
"Kelas berapa dia sekarang? "
"SMA kelas 2 Dev."
"Wah udah gede juga yaa haha.. perasaan dulu masih kecil lucu banget sampe setiap gua main ke rumah lu, selalu gua cubitin pipinya," ucap Devan sambil tertawa.

"Pasti udah gadis banget ya Bri? Gak kayak dulu yang bocah banget," ucap Devan sambil menyesap teh nya.
"Eh? Mana ada, makin-makin bocahnya."
"Maksud lo?"

"Hahaha entar juga lo tau sendiri Dev.. dan oh iya, sebelumnya sorry banget Dev, adek gua.. " Brian menggantungkan omongannya.
"Kenapa?"

"Dia takut sama dokter."

Devan hampir keselek teh nya mendengar perkataan Brian.
"Se-serius lo? Dia kan udah gede, masa sih?" Brian mengangguk.
"Mangkannya itu gua minta maaf dulu, kayaknya lo bakal susah buat periksa dia deh."
"Tenang aja Bri, bisa kok, walaupun ketakutannya sama kayak anak kecil umur 5 tahun, ya dia tetep punya pikiran dewasa, pasti dia lebih nurut."
"Gua lega deh kalau lo nyanggupin, yaudah yuk gua anterin ke kamar Khansa."

💉💉💉

Brian dan Devan masuk ke dalam kamar Khansa. Mereka melihat Khansa yang sedang tertidur menggunakan onnesie unicornya. Wajah tenangnya terlihat sangat menggemaskan walaupun mulutnya terbuka sedikit.

Devan mengernyitkan dahinya.
" Ini adek lo yang baru? Apa gimana sih?" Tanya Devan sambil berbisik.

" Ini Khansa bego, adek gua cuman ada satu," jawab Brian pelan.

" Hah? Kok masih kecil gini?" Tanya Devan bingung.

" Apa yang masih kecil? Umur 16 tahun dia."

" HAH? Ini serius Khansa adek lo yang dulu? Kok ga berubah? " Devan terkejut dan tidak sengaja berteriak yang membuat Khansa terganggu. Devan yang menyadari itu langsung menutup mulutnya menggunakan tangan.

" Hngg.." Khansa berusaha membuka matanya perlahan.
" Eh dek.. Khansa udah bangun? " tanya Brian sambil mengelus kepala Khansa.
" Bang brian? "
Khansa melihat ke seseorang berdiri di samping Brian, menggunakan jas putih dan menggantungkan stetoskopnya di leher.

Khansa yang blm sepenuhnya sadar, langsung terkejut dan berdiri dari tempat tidurnya.
" Eh dek mau kemana? " Brian ikut berdiri.

" Bang stop! Explain, dia siapa?" Tanya Khansa dengan jantungnya yang sudah berdegup kencang.
" Calm dulu dek.. hey.."
" Bang dia siapa?! " Khansa sudah mulai marah dan matanya memerah hampir menangis karena ketakutan.

" Okey okey, biar saya perkenalan diri langsung, okey Dek? " Devan berjalan mendekati Khansa.
" Dude please, stop. Jangan deket-deket Khansa! " Khansa membentak Devan menyuruh untuk tidak mendekatinya.
" Dek.. gak sopan, kok ngomongnya gitu?"
" Kamu siapa? " tanya Khansa tidak menghiraukan Brian.

" Okeey.. nama saya Devan Bagaskara, saya temen abang kamu, Bang Brian dan Bang Rizal, mungkin kamu lupa.. tapi dulu pas kamu masih SD saya suka main kesini kok," ucap Devan seramah mungkin.

" Tujuan kesini?" Tanya Khansa tanpa basa basi.

" Meriksa kamu dek," ucap Devan spontan.

Khansa langsung menatap Brian dengan perasaan marah, tetapi Brian malah tersenyum.
" Mau abang peluk dek? C'mon diperiksa doang, gak sakit kok.. " ucap Brian berusaha membujuk Khansa untuk tetap tenang.

Dr. DevTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang