Dua.

74 8 1
                                    

"AZZURA!! BANGUNNN!." Kak Oline terus saja membangun kan ku. Dan memainkan pipi ku. Ya, aku tau. Aku memang imut ^^.

"Aduhh, kenapa sih. Brisik bangett." Aku menutup telinga ku dengan guling.

Kak Oline menarik guling ku. "Liat jam berapa itu." Ia memberikan ku jam weker yang menunjukkan pukul 06.37.

Aku melihat jam yang diberikan kak Oline. "AAA!! Kenapa gak bangunin gue sih."

"Eh, gue dari tadi udah bangunin lu ya. Lu nya aja tuh, keboo."

"OH."

"Ettt, bukan nya terima kasih udah dibangunin"

Aku mendorong Kak Oline keluar dari kamar ku. "Udah sana, gue mau mandi."

—🐢.

"Kamu gak sarapan dulu, Azzura?."

"Gak usah lah bu, Azzura udah telat." Jawab ku sembari memakai sepatu dengan terburu buru.

"Nanti kamu sakit perut nya." ucap Ayah ku.

"Enggak." Ketika aku keluar dari rumah, aku mencari cari Kak Oline. "Bu, kok kak Oline gak ada?."

Ayah langsung menjawab pertanyaan ku. "Kakak kamu udah pergi ke sekolah lah."

"Yah... Terus aku sama siapa."

"Sama ayah kamu, makanya bangun nya jangan kesiangan. Telat kan jadi nya"

"Iya iya. Ayah ayu, cepet."

"Iya." Ayah pun berpamitan dengan Ibu. "Ayah berangkat ya Bu."

Dan aku juga berpamitan dengan Ibu. "Aku berangkat ya Bu, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

—🐢.

Terlihat dari kejauhan, gerbang sekolah sudah sepi. Tidak ada lagi orang yang berlalu lalang untuk masuk ke sekolah. "Yah, kok gak ada orang sih?."

Ayah memperlihatkan jam tangan milik nya. "Liat ini jam berapa."

Aku melihat jam tangan ayah, lalu keluar dari mobil dan bergegas untuk masuk ke sekolah. Aku kembali lagi ke mobil. "Ayah, lupa salim." Aku mencium tangan Ayah dan langsung ke sekolah.

"PAK!! JANGAN DI TUTUP DULU!." Teriak ku kepada satpam.

Dan satpam itu pun membuka kan gerbang nya kembali yang ingin ditutup tadi. "Eh, Neng zura. Kok tumben telat Neng?."

"Iya, Pak. Tadi bangun nya kesiangan, Hehehe."

"Owh, gitu. Yaudah cepet ke kelas."

"Makasih Pak."

"Assalamualaikum." Aku melihat kesemuanya, yang terlihat teman teman ku terdiam saat melihat ku. Dan sahabat ku, Zetta menunjuk ke arah belakang. Lalu aku melihat kebelakang, dan ternyata sudah ada guru Matematika. Guru yang terkenal galak nya.

"Kamu baru masuk!."

Aku mencium tangan nya. "Iya, bu. Tadi saya kesiangan."

"Makanya kalau tidur itu jangan malam malam!. Telat kan. Untung pelajaran nya baru mau di mulai, kalau enggak kamu sudah terlambat pelajaran." Oceh nya.

Sudah ku duga pasti ia akan marah. Aku hanya menundukkan kepala ku lalu ketempat duduk ku.

"Lagi lo kenapa bisa kesiangan sih. Lo jadi di omelin kan sama Bu Trex" Itu lah panggilan Zetta kepada Bu Dani.

Aku meletakan tas ku. "Gue putus sama Iqbal."

"APAA!!" Teriak Zetta sembari mengebrak meja. Yang membuat Bu Dani langsung melihat ke kita.

"HEH! APA ITUU!!." Ucap Bu Dani dengan nada yang tinggi. "Kamu, Zetta kenapa mukul mukul meja!."

"Itu Bu-." Saat Zetta ingin berbicara Bu Dani langsung memotong nya.

"Ibu belum selesai ngomong!. Kebiasaan banget suka motong motong ucapan Ibu."

"Buset dah Trex ngomel ngomel mulu dah. Gak inget umur apa ya."

Aku melirik ke Zetta. "Lo sih Ta. Ngapain sih teriak teriak, pake mukul meja segala lagi."

"Lo kenapa putus Ra. Iqbal kan baik banget Masya Allah."

"Udah ah nanti aja cerita nya. Nanti di omelin lagi sama Bu Dani."

—🐢.

Ketika pelajaran Bu Dani selesai, seorang laki laki menghampiri ke kelas ku dan ternyata. "Permisi, yang namanya Azzura harap ke saya." Dia adalah Bang Ando, pembina Osis.

Aku langsung menghampiri nya. "Iya, Bang." Lalu kata pun pergi keluar.

"Gimana berkas nya udah selesai kan?, yuk kita rapat sekarang."

Aku sedikit bingung tentang berkas itu. "Berkas Bang?."

"Iya, berkas yang buat penerimaan calon Osis baru." jelas Bang Ando.

"Astagfirullah, saya lupa bawa Bang."

Bang Ando membulat kan mata nya. "Kenapa bisa lupa!. Itu berkas kan lagi kita butuhin sekarang." Katanya dengan nada yang sedikit meninggi. Membuat orang yang lewat melihat ke kita.

"Maaf, Bang. Tadi saya kesiangan." Aku hanya menundukan kepala ku.

"Udah lah. Kita gak jadi rapat!." Bang Ando langsung meninggal kan ku. Dan aku kembali ke kelas.

'Aduh, kenapa gue pake lupa bawa segalah sih. Gak kepikiran banget sama berkas itu!. Padahal lagi penting banget. Ya ampun!.' Ucap batin ku sembari memainkan jari jari ku.

Saat Masuk ke kelas tiba tiba. "DUARR!!." Zetta mengejutkan ku, yang membuat aku tersentak kaget.

"Ishh!, gak ada akhlak banget sih lu. Kalo gue jantungan gimana."

Zetta tertawa terbahak bahak. "Eh lu tadi ngapain."

Aku tidak menjawab pertanyaan nya itu. Aku menuju ke tempat duduk ku. Dan Zetta tetap saja bertanya tanya dan menarik narik tangan ku. "Woe, lah. Tadi lu ngapain sih buseett."

Aku menarik nafas dalam dalam, yang tadi nya ingin emosi tetapi tidak jadi. "Tadi gue mau rapat, tapi gak jadi. Gue lupa bawa berkas nya."

"Yahh, lagi ngapa bisa lupa."

"Nanya mulu lo mah. Liat tuh udah ada Bu Nur didepan." Bu Nur adalah guru dibidang Ipa. Dan aku sudah tidak menghiraukan ucapan Zetta lagi.

"Pagi, semua." Sapa Bu Nur.

"pagi, Bu!." Jawab seisi kelas.

"Sekarang keluar kan Pr nya."

Aku berfikir, tentang Pr itu. "Pr?... Pr apaan Ta."

"Itu loh, yang rangkaian organ tubuh." jawab nya sembari membuka buku.

Aku sedikit terkejut karna belum mengerjakan. "Yah, gue beloman lagi."

"Yang tidak mengerjakan maju kedepan."

Aku maju kedepan. "Saya, Bu."

"Kamu tidak mengerjakan Azzura!?. "

Aku menggelengkan kepala. "Sekarang, kalian lari 3 putaran lapangan sekolah." Hukum Bu Nur.

—🐢.

Hati Yang Tidak Dapat Dibohongi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang