"Pr nya jangan lupa dikerjakan ya."
"Iya... Bu."
Bell berbunyi. Dan seluruh siswa siswi Smpn Nusa Bangsa 16, pulang. Tetapi tidak untuk ku, yang masih menunggu Kak Oline untuk menjemput ku. Yang ditemani oleh Zetta. "Ra, lo mau pulang bareng gue aja gak?." Zetta mengajak ku pulang bersama nya yang dijemput oleh Abang nya.
"Eummm, gak usah deh Ta. Gue nunggu aja." Aku menolak nya, karna takut merepotkan nya.
Abang nya pun menghampiri kami. "Ayu, Zetta. Eh, ada Azzura, belom dijemput?." Tanya Bang Nando
"Belom Bang. Paling dikit lagi kayak nya."
"Bareng sama Zetta aja yuk."
"Eh, gak usah Bang, gak papa."
Zetta dan Bang Nando tetap mengajak ku. "Udah ayu Ra, bareng gw aja."
Aku tetap saja menolak ajakan nya. Karna lebih baik naik angkutan umum dari pada harus merepotkan meraka. Ya begitu lah, aku termaksud orang nya tidak enakan. "Gak usah, kalo gak dijemput. Gue bisa naik angkot."
"Ya udah, kita pulang ya."
"Iya Bang, hati hati di jalan."
Sudah 25 menit aku menunggu Kak Oline. Dan masih saja belum menjemput ku. Sekolah sudah sepi, tidak ada lagi teman teman ku. Hanya saja satpam disamping ku. Akhirnya aku menelfon Kak Oline yang ke 7 kali nya.
Telfon.
Aku: "Woe, lu kemana aja sih. Gak angkat telfon gue."
Kak Oline: "Hp gue batre nya abis tadi."
Aku: "Ya udah, gc jemput gue. Dari tadi gue nungguin lo tau!."
Kak Oline: "gue gak bisa jemput lo hari ini. Gue lagi ngurusin acara."
Aku: "ASTAGFIRULLA!!. GUE DARI TADI NUNGGUIN LU ANJIRR. UDAH SEJEM AN."
Kak Oline: "Oh. Yaudah sih naik grab aja, itu ojek online kan ada, gak usah cape cape nyari sana sini. ngapa gak dipake, lo kan ada aplikasi nya pinter."
Aku: "Kan gue nunggu lo dulu anjir, kalo lo jemput gue apa enggak, dan kalo gue udah pulang duluan pasti lo marah marah."
Kak Oline: "Yaudah lo naik grab san-."
Aku langsung mematikan telfon nya karna sudah terlanjur kesal. Awalnya aku ingin memesan grab, tapi aku lebih memilih naik angkutan umum. Ketika aku ingin menuju ke angkutan umum, aku terjebak dalam menyebrang. Tidak ada seorang pun yang membantu ku menyebrang. Dan tiba tiba cowok bermotor Vespa itu menghampiri ku.
"Mau pulang?." Tanya nya.
Dan ternyata ia adalah Kenzo. "Ya." Ucap ku tanpa melihat nya. Dan celingak celinguk berpura pura menunggu jemputan.
"Naik."
Mendengar kata itu aku langsung melihatnya. Benarkah ini dia memberi ku tumpangan? Gak, gak boleh percaya gitu aja. Pasti dia ada maunya, atau dia mau macam macam dengan ku?!.
"Gue cuman mau nganterin lo pulang, gak ada maksud apa apa." seperti tau saja apa yang sedang ku pikirkan tadi tentang nya.
Awalnya aku tidak ingin, tapi kan kalau naik angkutan umum aku tidak bisa menyebrang nya. Ya sudah lah, hitung hitung permohonan maaf karna tadi sudah menabrak ku.
"Lo sampe macem macem awas ya. Gue teriakin penculikan biar lo ditangkep polisi!." Ancam ku. Ia tidak membalas perkataan ku tadi hanya saja ia fokus kearah jalan.
Saat diperjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan. Hanya berdiam diaman saja, dan ketika dilampu merah. "Kamu galak. Tapi cantik kalau lagi marah."
Ih!!. Kenapa sih, aku kan gak galak. Aku tidak membalas ucapan nya tadi, aku mengerut kan bibir ku seperti orang yang ngambek. Eh tidak tidak, aku memang sedang ngambek karna ucapan nya tadi.
"Hehehe, tidak kok saya bercanda. Kamu memang cantik." mungkin dia melihat ku di kaca spion nya itu. Dan aku masih tidak membalas nya.
"Itu ditingkungan, belok kanan terus belok lagi ke kiri. Rumah nya yang ada pohon mangga ya." Jelas arah rumah ku.
"Siappp, deh Bu bos."
Akhirnya kita pun sampai di rumah ku. Dan kebetulan sekali ada ayah di depan gerbang yang baru sampai juga. Duh pasti ayah bertanya tanya karna aku diantar oleh Kenzo.
"Eh, Ayah. Kok udah pulang?."
"Iya, Ayah gak jadi meeting. Jadi Ayah mutusin buat pulang aja." Kebetulan ayah adalah bos di perusahaan nya. "Loh, ini siapa? Pacar kamu?."
Sudah pasti Ayah akan bertanya. Kenzo mengulurkan tangan nya, dan memperkenalkan diri nya. "Saya Kenzo Om, teman nya Azzura." Eh dari mana dia tahu nama ku? Kan aku belum memberi tahukan nama ku kepada nya.
"Oh, ayuk masuk dulu kita makan sama sama." Aku langsung membulat kan mata ku.
"Eh boleh Om." Aku melototkan Kenzo. "Tapi sayang nya saya hari ini lagi ada Sparing, maaf ya Om." Syukur lah. Mungkin dia mengerti maksud ku.
Kenzo mencium tangan Ayah. "Saya pamit ya Om, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
—🐞.
Saat makan malam Ayah membahas Kenzo terus menerus yang membuat ku bosan. "Tadi kayak nya dia suka sama kamu."
Ibu dan Kak Oline menoleh kearah ku. "Siapa Yah?." Tanya Ibu.
"Itu, teman nya Azzura. Tadi dia nganterin Azzura pulang."
"Ih apa sih Ayah." Aku mengerut kan bibir.
Seisi meja makan tertawa. "Oh, jadi lo udah ada yang baru. Udah move on sama..."
Aku langsung menginjak kaki Kak Oline. "Makan tuh gak boleh sambil ngomong." aku masih terus menginjak kaki nya dan memberikan senyum terpaksa.
"Awhh."
Kesal tidak sih, jika Kakak kalian suka membahas masa lalu. Terlebih lagi mantan kalian? Huftt, apa lagi sedang makan, bikin selera makan menjadi hilang.
—🐞.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Tidak Dapat Dibohongi.
Romance'tidak ada yang mustahil. semua bisa terjadi asalkan kita percaya.' -Azzura. 'ada saatnya kita bicara. dan ada saatnya kita diam.' -Iqbal.