Assalamualaikum para warga wattpad yang mudah-mudahan dilindungi oleh Allah SWT 😊😊😊
Beribu maaf mumut ucapkan karena baru bisa kembali lagi.
Langsung kita lanjutkan ke cerita a' Fahri aja yaa, abis mumut bingung mau ngomong apalagi😅_happy reading_
🍁🍁🍁
Malam ini adalah malam Jum'at yang selalu menjadi malam yang dinanti oleh para santriawan atau santriawati, karena khusus setiap malam ini ngaji diliburkan hingga esok sore. Dengan kata lain malam serta hari Jum'at adalah hari bebasnya para pencari ilmu akhirat itu. Kebebasan disini bukan berarti boleh melakukan apapun seperti keluar pesantren tanpa izin, nongkrong, apalagi melanggar norma hukum. Tidak! Bebas disini adalah mereka tidak mengaji dan mengisi waktu luang mereka dengan hal lain yang bermanfaat tentunya. Seperti saling Mutalaah (memperdalam), Murajaah (mengulang) pembelajaran dan hafalan, bersih-bersih kamar dan pesantren, gotong royong, bahkan istirahat yang lebih banyak pun dilakukan mereka.
Setelah solat isya, para santri dibolehkan untuk langsung tidur tanpa ada aktivitas apapun lagi. Meski ada sebagian dari mereka memilih memanfaatkan waktu malamnya dengan berbagai hal termasuk menyenangkan perut mereka dengan memasak mie. Hal itu juga yang akan dilakukan oleh teman-teman Fahri yang satu kamar dengannya.
"A Fahri mau ikutan nge-mie gak?" Seperti sekarang, Fikri bertanya kepada Fahri sambil mengambil mie dilemari dapur yang berada dikamar itu. Fahri hanya menggeleng karena malam ini Fahri sana sekali tidak merasa lapar.
"Ya udah kalau gitu jatahnya a' Fahri buat Zein aja. Soalnya pas siang udah bikin kesel Zein. Boleh ya a'?" pinta Zein dengan penuh harap. Seperti satu bungkus mie tidak cukup untuk seorang Zein.
"Iya, iya boleh" jawab Fahri dengan terkekeh, Zein masih inget aja yang tadi siang. Fikri dan Doel pergi ke dapur untuk memasak mie mereka, karena tidak mungkin jika semuanya ke dapur.
Fahri menaiki kasur dan tidur terlentang dengan mata memandang dinding. Terlintas muka Ilfa yang sedang tersenyum tadi sore, seru Fahri dalam hati. Kemudian bangkit dari tempat tidurnya.
" A' mau kemana?" tanya Latif yang merasa bingung melihat Fahri berdiri hendak keluar kobong, bahkan Zein yang tengah sibuk pun ikut memandang Fahri.
"Mushola," jawab Fahri singkat tanpa melirik Latif dan Zein yang kebingungan sambil melanjutkan berjalan keluar kamar.
Angin diluar terasa dingin menusuk badan diluar sampai hanya sedikit santri yang terlihat, mungkin yang lainnya lagi nge-mie atau mungkin sudah tidur.
Fahri berjalan cepat menuju tempat wudhu. Berulang kali Fahri mengulang bacaan wudhunya yang salah, namun selalu tertukar mungkin juga ini efek dari kegelisahannya tentang mimpi itu. Untungnya pada wudhu yang kelima Fahri dapat menyelesaikan wudhunya. alhamdulillah batinnya sambil mengusap wajah.
Fahri memasuki mushala lalu menyalakan lampu. Mata tajamnya menatap sekitar, ruangan ibadah itu bersih dari kertas-kertas yang biasanya berserakan. Seperti yang dilakukannya kemarin, Fahri harus membersihkan dulu kertas kertas itu. Alhamdulillah sekarang sudah bersih jadi bisa langsung salat. Fahri tersenyum dan mulai melaksanakan salat istikharah.
Dua rakaat salat istikharah sudah terlaksana, Fahri mengadakan tangannya untuk berdoa dengan menutup kedua mata. 'Ya Allah berikanlah petunjuk untuk setiap mimpi-mimpiku yang selalu datang, jika wanita itu jodohku pertemukanlah dan dekatkanlah aku, jika itu bunga tidur maafkanlah aku yang selalu berangan-angan dan selalu memikirkan sesuatu yang tak pantas ku pikirkan ini Ya Allah.. rabbana atina fiddunya Hasanah wa fil akhiroti Hasanah waqina adzabannar.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dalam do'a
Ficción GeneralKisah seorang santri yang mengharapkan cinta dan ridho Allah. 🍁🍁🍁 Jika saya bukan muhrim untuk memeluk dan menghangatkan badanmu, tapi saya bisa menghangatkan mu dengan cara lain yang lebih halal tanpa ma'siat. Yaitu dengan memberikan obatnya, ya...