BAB 4 -dia?-

31 5 0
                                    

Sekarang mereka tengah menerjang jalanan jakarta. Keadaan hening menyelimuti mereka. Setelah beberapa lama, akhirnya yohan membuka suara.

"Pegangan, ntar lo kepental gw nggak nanggung. Lama ni kalo kecepatannya lambat."

"Nggak usah."

"Yakin?"

"Hmm."

"Kepental nggak nanggung ya."

"iyyYYAAAAA, KAK WOY. PELAN-PE..LAAN."

Yohan terkikik karena adrienne berteriak sangat kencang setelah ia menambah laju kecepatan motor ninjanya.

Sontak edrienne memeluk yohan dengan kencangnya. Yohan tersenyum karena merasa rencana liciknya berhasil. Ia kembali mengeluarkan suara untuk menjailinya.

"Tu kan bilangin, untung lo gak kepental. Lewat mana abis ini? Wkwk."

"Kanan. Ih." Ucap edrienne sambil melepas salah satu tangan dan memukul punggung kekar yohan.

.....

"Nih. Makasih" ucap edrienne sesampainya mereka di rumah edrienne.

"Oke,, sama-sama." Jawab yohan sambil mengambil helm nya dari edrienne.

"Drienne, ntar-ntar."

"Kenapa?" Jawabnya malas sambil menghentakkan satu kaki.

"Pinjem hp lo."

"Buat apa?" Belum edrienne menyelesaikan ucapannya, yohan telah memotongnya.

"Nggak usah tanya. Buruan mana. Sekali lagi ini balasan lo untuk gw." Sela yohan.

"Nih." Ucap edrienne sambil menyodorkan hp nya dengan wajah malas.

"Oke,,, nih hp lo. Disitu ada nomor gw, namanya jangan di ganti. Kalau diganti, lo harus mau jalan sama gw. Bye."

"Hah? Kak, ishh." Tak ada yg bisa ia lakukan. Edrienne hanya menggerutu dan masuk ke dalam rumahnya.

Sekarang edrienne telah memasuki rumahnya. Di ruang keluarga tampak srorang wanita bersurai hitam tengah menonton televisi.

"Edrienne udah pulang." Ucap sang wanita.

"Hmm." Edrienne melewati ruang keluarga dan menuju dapur rumahnya.

Sang wanita bangkit dari duduknya dan membuntuti edrienne. Dia menyiapkan banyak pertanyaan.

Saat edrienne mengambil sebuah apel dan sekotak susu sang wanita kembali bergeming.

"Gimana hari pertama sekolah, asyik nggak?"

"B aja." Edrienne jengah dengan semua pertanyaan dari sang wanita. Ia melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju kamarnya.

"Nak, nggak mau mama masakin? Kamu nggak lapar?" Pertanyaan dari sang wanita tak membuatnya bergeming. Ia tetap melanjutkan langkahnya dengan diam.

Di bukanya pintu kamar begitu ia sampai pada tujuan. Ruangan bernuansa putih ini di dekor sangat cantik.

Diletakkannya tas ransel biru laut itu pada kursi belajarnya. Dan diletakkannya buah apel dan sekotak susu ke meja riasnya.

Mengingat kejadian beberapa menit lalu, ia bergegas mengambil hp nya dan duduk di meja riasnya.

"Calon pacar. Hah? Calon pacar?. Ini pasti kelakuan senior jail tadi kan. Ish, ke pd an banget sumpah. Nyebelin banget tu anak. Mentang-mentang senior, huhhh." Gerutunya begitu membaca nama dari nomor baru di hp nya.

Lumayan banyak pesan yang di terimanya hari ini. Tapi nomor tak di kenal langsung menarik perhatiannya.

.....

"Haha, sukurin deh. Lucu juga tu anak." Pekik yohan di tengah berkendara menuju rumahnya.

Sepanjang jalan ia hanya tertawa mengingat kejadian tadi.

Flashback on

Calon pacar💕

Saat ia meminta hp edrienne, ia memasukkan nomor hp nya tanpa sepengetahuan edrienne. Dan nama diatas adalah nama yang ia pakai untuk nomornya.

"Oke,,, nih hp lo. Disitu ada nomor gw, namanya jangan di ganti. Kalau diganti, lo harus mau jalan sama gw. Bye."

"Hah? Kak, ishh."

Flashback off

Ia masih memikirkan wajah lucu edrienne. Tampak imut saat ia menggerutu. Entah apa reaksi edrienne disana membaca nama itu.

Akhirnya sampai juga ia di rumah megah berlantai 2, dengan halaman luas. Motornya telah terpakir diantara mibil dan motor mewah lain.

"Hai pak tono. Masuk dulu ya pak." Sapanya pada security rumah.

"Iya den. Siap, silahkan."

Kakinya telah memijak teras rumah. Saat tangannya sedang memegang gagang pintu, terdengar suara yang sangat nyaring di telinganya.

Prankk....

"Kamu tu ya, ga tau diri mas. Alasannya rapat sama sekretaris. Tapi kenapa romantis kaya gini, ha! Mau ngelak apa lagi kamu."

"Terserah kamu. Tapi apa yang ada di foto itu nggak benar. Kalaupun itu benar, masih kalah romantis dengan mantan kamu itu sherla!"

Terdengar suara wanita dan lelaki yang sedang beradu argumen. Telinga yohan sudah panas mendengar semua ini. Di bukanya pintu rumah perlahan. Dan pemandangan tak biasa menyambutnya.

"Yohan, ini gak yang kamu bayangkan kok nak." Suara nyaring sang ibu berusaha menyangkal kenyataan yang ada.

"Hhh, nggak papa. Lanjutin aja, aku juga udah muak nyangkal semua." Dibantingnya pintu besar itu dan berlari menuju motor ninjanya.

Di setelnya gas dengan kecepatan maksimal berusaha pergi sejauh mungkin dari tempat yang sangat di bencinya.

Ditengah menyetir dinyalakan hp nya dan menelephone salah satu nomor.

"Bro, gw pesen barang biasa.
2 bungkus."

"Oh, siap-siap, sore ini
Ditempat biasa juga.
Kenapa bro? Lagi ada masalah?"

"Hmm, biasalah. Sampe ketemu."

Di tutuplah sambungan telephone, dan kembali fokus mengendarai motornya. Pikirannya sangat kacau saat ini.


Maaf baru up 🙏
Jangan lupa like, comment, and share❤
Semangat bagi yang puasa ya...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

M.I.N.E.?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang