Beranjak dari masalah
"LUNATHARA"
"REEN"
"LUNATHARA ALDREEN" Teriak seseorang yang baru memasuki rumahnya.
"Aduh Abang jangan teriak-teriak" ucap Sarah bunda Luna
"Bun, reen udah pulang?" Tanya Zen dengan tatapan panik.
Yaa Zen yang teriak-teriak seperti orang hutan
"Belum nak, loh bukannya kamu jemput dia?" Bunda balik nanya
"Iya Bun, tapi tadi ada urusan mendadak jadi Zen gak jemput reen" ucap Zen
"Mungkin reen masih dijalan, coba kamu hubungi" ucap bunda
"Gak di angkat Bun, tadi Zen lewat sekolah reen udah sepi, kata orang sekitar beberapa menit lalu hampir ada penculikan anak SMA" jelas Zen panjang lebar.
"Zen kamu jangan becanda ah" ucap bunda sarah
"Zen beneran bun" ucap Zen semakin panik
"Yaampun Zen, ya kamu cari dong adik kamu sekarang" ucap Sarah yang ikut panik
Zen melangkahkan kakinya keluar rumah.
Tiba-tiba ada sebuah motor berhenti tepat depan gerbang kediaman adlyon.
--
"Makasih ya" ucap Luna sembari tersenyum.
"Reen, yaampun kamu dari mana aja" teriak Zen mampu membuat Luna kaget. Bukan hanya Luna tapi juga harka.
"Kamu gak apa-apa reen? Gak lecet? Gak di culik kan? Gak ada yang luka kan?" Tanya Zen beruntun
"Aduh Abang reen gak apa-apa, nih liat reen masih utuh" ucap Luna menunjuk dirinya
"Syukurlah" ucap Zen dengan mengelus dada, pandangan beralih ke seseorang diatas motor yang menyaksikan kehebohan kedua sodara itu.
"Siapa?" Bisik Zen di kuping Luna
"Oh ini harka temen reen. Tadi dia udah mau nebenggin reen. Harka ini Abang gue zenta biasanya dipanggil Zen" jelas Luna
Kedua laki-laki itu berjabat tangan.
"Harka"
"Zen"
"Makasih ya udah anterin Luna" ucap Zen
"Sama-sama, gue pamit ya" ucap harka
"Makasih arka" ucap Luna dengan senyum.
Harka mengangguk dan melajukan motornya.
"Pacar?" Tanya Zen
Luna yang melihat kepergian harka pun menoleh kearah Zen dengan tatapan membunuh "gak" ucap Luna
"Masa?" Tanya Zen menggoda
"Abang ih bukan" ucap Luna mengerucutkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNATHARA
Teen Fictionkebahagiaan adalah hal utama yang ingin ku capai, dan aku harap itu terjadi padaku. Setelah sekian lama hatiku hancur karenanya, mereka terus iba kepadaku yang masih mencintainya tulus, walau ia tak sama sekali melihat ku, bahkan menganggap ku tak...