part 1

66 1 0
                                    

Layla albiyara gadis yang menududuki bangku kelas 3 ini biasa di panggil layla oleh teman dekatnya seorang gadis yang amat sangat di sayangi oleh kedua orangtuanya terlebih ia adalah anak terakhir dari 3 bersaudara. Putri satu satunya dalam kelurga ini membuat layla memiliki banyak kasih sayang terlebih dari kedua kakak laki laki kembarnya.

Layla yang merupakan telahir dari keluarga yang amat kuat dalam pendidikan agama membuatnya sangat susah untuk berpacaran apalagi dekat dengan laki-laki.

Haikal ia adalah putra sulung dalam keluarganya memiliki adik perempuan yang amat ia sayangi . Laki-laki yang duduk di bangku SMA ini terkenal sangat populer terlebih bakat musik yang ia miliki. Laki laki berhidung mancung ini tak memiliki darah arah atau blasteran apapun melainkat jawa yang amat kental

Bagaimana Layla dan haikal dapat bertemu?

🌸🌸🌸

Layla pergi menuruni tangga dengan terburu buru ia tahu jika ia telat maka akan ditinggal oleh kedua kakanya ini.

"aa..!" Teriak layla dari anak tangga

Seperti biasa kedua kakanya serta ayahnya duduk menyantap sarapan dengan mendengar teriak seorang gadis yang amat bawel ini.

"Hua... jangan tinggalin layla ...!" Ujar layla yang berlari kecil menuju meja makan.
Adit menatap kesal kepada layla ini dengan mengigit rotinya tidak begitu dengan ardan yang sangat santai menyantap makanannya walau badanya diguncangkan oleh layla.

"Duduk dulu lai..." ujar Rifai ayah layla

Layla hanya tersenyum memamerkan gigi rapihnya. Dan ikut menyantap sarapan miliknya belum beberapa gigit roti yang ia santap adit sudah bangun dari tempat duduk nya menandakan ia harus berangkat sekarang. Dengan waswas layla menatap Adit. Adit yang sering menjahili adiknya ini mundur beberapa langkah dari bangku. Layla pun ikut berdiri.

"Layla duduk makannya" ujar Rifai

"Tap-p...emm.. namti.." ujar layla dengan mulut penuh yang berisi roti.

Adit yang memberikan kode kepada ardan untuk segera bangun dan berlari menuju mobil. Layla yang masih memasang kuda kuda untuk mengejar kedua abangnya ini.

Adit menunjukan jari telunjuknya kepada Ardan untuk menandakan harus pergi. Ketika jari adit sudah menunjukan hitungan ketiga mereka berdua lari dari meja makan menuju mobil dan meninggalkan layla .

"Hua... kan ditinggal lagi..." ujar layla yang masih memegang roti di tangannya.

"Minum dulu nih... nanti juga balik lagi ko" ujar Alifah ibu Layla.

"Ah... nanti kaya kemaren layla di turunin di tengah jalan bunda" rengek Layla yang tak henti.

Rifai dan alifah hanya mengelengkan kepalanya yang tak habis pikir ulah anak mereka walau sudah besar seperti sekarang ini.

Dengan wajah kesal layla pergi menuju luar rumah untuk memesan ojek online yang sudah tau bahwa ia ditinggal oleh kedua kakanya. Layla melihat jam digitalnya menunjukan pukul 6.15
Mobil berwarna hitam berhenti didepannya dengan klakson yang amat kencang sampai membuat layla terkejut.

"Huaa...!" Teriak terkejut layla

Kedua orang yang berada di mobil ini tertawa puas melihat wanita ini teriak sangat kencang. Layla menatap kesal karna dibuat tekejut oleh mobil ini yang tak lain dikendarai oleh kakanya. Pria yang dimobil ini membuka kaca jendela.

"Naik ukhtea" goda Ardan

Layla mengabaikan perkataan Ardan dan berjalan beberapa langkah untuk menghindari mobil ini akan tetapi tetap diikuti oleh mobil yang dikendarai oleh kedua kakanya.

"Masyaallah layla naik woi telat ntar kita!" Ujar Adit sembari mengkelaksoninya.

Masih saja layla mengabaikan perkataan kakaknya itu. dan terus berjalan dengan menghiraukan suara klakson mobil itu.

"layla naik atuh" ujar Ardan lagi

"naik ojek aja udah mesen" ujar Layla dingin

"telat loh" ujar Adit untuk membujuk adiknya ini.

layla dengan keras kepalanya masih mempertahankan kemauannya itu. Dengan menyilangkan tangannya di dadanya itu sembari terdiam di sisi jalan.

"uh... kan kalo ngambek makin imut uda ya"bujuk Adit.

layla melirik kearad adit dengan sinis. beginilah drama yang ia dan kakanya buat setiap pagi. tak akan pernah bisa selesai dengan mudah kecuali kakanya lah yang mengalah. layla yang mulai reda dari marahnya setelah dibujuk oleh kedua kakanya dengan perkataan yang manis itu.

"naik oke" ujar Ardan

"hmm" ujar layla dan menaiki mobil itu dengan muka yang ditekuk. Adit melihat sekilas kearah layla melalui kaca yang berada diatas mobil. Adit tersenyum melihat tingkah adiknya yang ta pernah berubah dari dulu. Ardan juga masih tetawa kecil karna tingkah adiknya yang selalu membuat drama ini.

"bibirnya merah make liptint yah!"tanya Ardan dengan nada yang agak besar.

"engga!layla gak pernah dandan yah bedak aja masih pake bedak bayi!" ujar Layla kesal

mereka berdua tertawa atas tingkah layla memang layla ini sangat diperhatikan oleh kakanya tentang makeup atau apapun walau sebenernya layla boleh berdadan asal sewajarnya dan itu juga tidak boleh pakai makeup ketika pergi sekolah menurut kedua kakak kembarnya ini mereka sangat risih ketika melihat adik satu satunya ini seperti tante tante.

🌸🌸🌸

terdengar suara langkah kaki menuruni tangga siapa lagi kalau bukan laki-laki bernama Haikal ini.

"sarapan dulu kal" ujar Ranti yang sedang menyiapkan makanan dimeja makan.

"iya mah ... Haina mana ?"tanya Haikal yang mencari adiknya ini biasanya adiknya ini sudah duduk di meja makan sebelum ia turun. Arkan datang bersama putri kecilnya itu.

"apa ka?"tanya haina yang datang bersama papanya . Haikal segera duduk di bangku meja makan untuk menyantap Sarapannya itu. Bersama keluarganya inilah kegiatan haikal dipagi hari.

"kamu mau diantar sama siapa ina?"tanya Arkan . Haina menoleh ke arah Arkan dan menunjuk ke arah Haikal yang tak lain Haina mau diantar oleh Haikal seperti biasanya tetapi jika Haikal terburu buru maka yang mengantar Haina adalah papanya sebelum berangkat kerja. Arkan hanya mengusap kepala Haina dan menganggukan kepala.

haikal megambil helm miliknya dan segera memanaskan motornya itu. Mendengar suara motor Haina langsung berlari menuju luar rumah dan berteriak memanggil nama haikal.

"kaka!" ujar Haina yang takut akan ditinggal haikal.

"haina duduk di belakang yah kan kaka jomblo hehe jadi haina aja oke" ujar Haina

"gak ... duduk di depan takut kmau jatoh kalo kaka kenceng" Haina menenkuk wajahnya dan memajukan bibirnya.

"nanti kalau haina udah gede yah kan masih kaya kecebong" hibur haikal.

haina hanya menganggukan kepalanya dan menaiki motor haikal . Seperti biasa haikal harus menghantarkan Haina terebih dahulu ke sekolahnya baru ia berangkat menuju sekolahnya walau jarak sekolah Haina dan haikla tak terlalu jauh .

"nanti pulang di jemput sama papah ya kaka gak bisa jemput ina" ujar Haikal yang menurunkan Haina di depan sekolahnya itu.

"yah... pasti kaka mau main yah sama ka Riza kan " Tanya Haina tetapi haikal hanya mengelengkan kepalanya untuk menandakan tidak dan mengusap rambut adiknya itu.

"masuk nanti telat oke" ujar Haikal. Setelah haikal melihat Haina memasuki gerbang sekolah Haikla segera berangkat menuju sekolahnya .


HaikalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang