BAB 05

14 2 0
                                    

                             _happy reading _

Saat ini Jiwa sedang bersiap-siap berangkat ke sekolah, hari ini kebetulan ada mata pelajaran olahraga, yang artinya pelajaran yang paling dia tidak sukai, alasan nya karena dia tidak mau banyak bergerak dan akhirnya berkeringat, tapi bisa saja kan saat sesudah olahraga dia mandi, tapi menurut dia..

"Ribet banget"

Ya seperti itulah Jiwa, dia tidak mau berurusan dengan hal-hal yang ribet.

Saat ini dia tengah menguncir rambut panjang bergelombang se-punggung nya yang berwarna hitam kecoklatan nya itu dengan karet.

Setelah di rasa sudah siap dia langsung menyambar ransel yang berada di kasur nya dan langsung turun ke bawah untuk sarapan.

"Pagii ibu!!", Kaget Jiwa kepada Bu Sum yang sedang meletakan masakan ke atas meja makan.

" Astaghfirullah, kamu kagetin aja ibu toh kalo ibu meninggal gimana, ibu masih pengen nikah loh", cerocos Bu Sum.

Ya, memang Bu Sum sebelum nya pernah menikah, tetapi pernikahan nya hanya bertahan sekitar 3 tahun, itu karena ternyata mantan suami nya itu membawa kabur harta yang dimiliki Bu Sum.

Dulu nya Bu Sum mempunyai sebuah Restoran yang cukup besar dikampung nya, saat Restoran Bu Sum mulai akan membangun cabang baru, mantan suami nya itu membawa kabur uang pembangun Restoran baru dan segala macam harta benda milik Bu Sum, Bu Sum pun tidak melaporkan mantan suami nya itu kepada pihak yang berwajib, menurut Bu Sum dia sudah pasrah dan mengikhlaskan nya, tapi perasaan kecewa pasti lah ada.

Itulah yang membuat Jiwa sangat mengaggumi dan menyukai sosok Bu Sum. Kebetulan juga Bu Sum tidak mempunyai anak saat pernikahannya itu.
Jadi selama 3 tahun berumah tangga dulu, Bu Sum selalu mengerjakan pekerjaan rumahnya sendiri, jadi maklum Bu Sum jago masak sekaligus bisa merawat rumah Jiwa.

Bu Sum mempunyai paras yang anggun,tubuh ramping dan kulit kuning langsat khas orang Indonesia lokal,dan tinggi sekitar 163-164 cm, mungkin kalau di kampung nya dia bisa disebut kembang desa walaupun usia nya tidak lagi muda. Sekarang Bu Sum sudah berumur 39 dan sebentar lagi akan genap berumur 40. Jadi saat berumah tangga dulu Bu Sum berusia 30 tahun. Dan sampai sekarang Bu Sum belum menemukan pria baru lagi yang mungkin akan menjadi suaminya(?).

"Makan nya pelan pelan dong Jiwa nanti kamu keselek, ibu ntar ga bisa nolongin kamu, bisa bisa ibu di pecat oleh Tuan Andrew", peringat Bu Sum.

" Djiwa wudah keswiangwan kalwo pelwan-pelwan", ujar Jiwa dengan mulut yang penuh oleh makanan.

"Iya iya pelan pelan aja toh", ujar Bu Sum.

Jiwa langsung menyambar segelas air putih dan langsung menenggak nya dengan cepat.

" Aahh kenyaaang, Jiwa berangkat dulu ya Bu!", teriak Jiwa pada Bu Sum yang sedang pergi ke halaman belakang.

"IYA HATI HATII", Teriak Bu Sum tak kalah keras.

***

Saat Jiwa sedang menunggu taksi di depan rumah nya tiba-tiba datang motor bebek bersama si pengemudi berjaket hitam dan helm putih.

"H-hai", sapa nya gugup.

"Lah, lo ngapain disini?", tanya Jiwa heran.

"Ke-kebetulan tadi lewat", ujar nya.

"Terus lo ngapain berhenti di depan rumah gue", tanya Jiwa lagi.

"Ah itu a-nu..", jawab nya gugup lagi.

"Cepet brangkat", ujar Jiwa yang sudah naik terlebih dahulu pada jok motor.

"Ngapain bengong?cepet", gemas Jiwa karna motor yang ditumpangi nya tak kunjung berangkat.

pent upTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang