[JANGAN LUPA VOTMENT NYA GUYS! TERUS DUKUNG AUTHOR YA!]
3. GADIS PALING MENYEBALKAN SE-SMA DELTA SARANAYA.
♡HAPPY READING♡
Rapat sudah di adakan lebih dari satu jam yang lalu. Zena masih setia menunggu Zino tepat di depan pintu Ruang Osis.
Tak lama pintu Ruang Osis terbuka, menampilkan dua sejoli yang tengah berbicara. Dia Zino dan Dea, Dea adalah Sekertaris Osis kedua. Sekaligus adik kelas Zino, yang brarti satu angkatan dengannya. Zena tau, Dea juga menyukai Zino sama sepertinya, namun bedanya, Dea tidak terlalu menampilkan rasa sukanya terang-terangan seperti Zena.
Hati Zena sedikit mencelos melihatnya, namun itu tak akan pernah menghancurkan kerja keras yang selama ini ia gali.
Detik berikutnya ia tersenyum. "Zino, kita ke kantin yu, Zena mau traktir Zino batagor mang Asep,"
Laki-laki yang ia ajak bicara hanya acuh, dan memilih terus berbicara dengan Dea. Entah penting atau tidak.
Alvano yang melihatnya merasa iba, ia langsung keluar dan berdiri di sebelah Zena.
"Sama gue aja yu, kebetulan gue lagi gak bawa uang, jadi traktir gue ya," Zena mengangguk sebari tersenyum paksa, matanya melirik Zino yang masih asik bicara dengan Dea.
"Gue ikut," langkah keduanya terhenti mendengar perkataan datar dari Zino. "Sama Dea," lanjutnya. Jika sebelumnya raut wajah Zena bahagia, namun senyumannya terganti dengan senyum paksa.
"Boleh," sahut Zena sebari tersenyum.
***
Sedari tadi, wajah Zena masih tertekuk dan masam.
"Lo sakit?" tanya Zino tiba-tiba.
"E...eh, ngga kok, Zena cuma lagi pusing ngapalin rumus buat Lomba besok," jawab Zena sebari tersenyum manis, ah!
Senangnya di perhatikan oleh pangerannya."Sama gue kan?" tanya Zino memastikan, karna ya, biasa nya mereka berdua yang mewakili sekolah Delta Saranaya.
"A aku j juga ikut kok kak," ujar Dea tiba-tiba. Kening Zino menggernyit sama halnya dengan Zena.
"Lo ikut?" tanya Zino kembali memastikan. Zena jadi kesal sendiri disaat Dea mengangguk.
"Ini uang traktirannya Kak Vano," Zena menyerahkan uang ratusan ribu satu lembar pada Vano. "Zena tiba-tiba gak enak badan, Zena duluan, supir Zena udah di depan, Zena duluan ya," pamitnya lalu berlalu.
Zino masih menatap punggung Zena yang kini menghilang tertelan pintu kantin.
Vano beranjak untuk pergi setelah memberikan uang untuk membayar makanan Zena dan dirinya.
"K kak, bisa ajarin aku rumus fisika buat besok gak?" tanya Dea gugup.
"Sorry, gue hari ini sibuk. Duluan ya," pamitnya lalu pergi.
'Ini pasti gara-gara tuh cewe ganjen!"
***
Zena menyusuri setiap lorong dengan wajah yang kusut, ia pulang, tadi sudah izin sakit kepada gurunya. Zena juga sudah memberitahu supirnya agar menjemput.
Wajahnya tiba-tiba berbinar dikala Zino tengah ada di depannya, sebari menyenderkan punggung ke tembok, tak lupa dengan tangan yang ada pada saku celananya.
"Zino! Kok Zino disini? Tadikan lagi sama Dea?" tanya nya polos.
"Gak sengaja lewat," balas Zino cuek.
"Sengaja kan, pengen liat Zena sekalian nganter Zena ke depan, iyakan? Ngaku aja Zino, Zino gak usah ngeles kaya bajay,"
"Siapa juga yang mau nganterin lo, jangan geer lo!" tukasnya sewot.
"Tuhkan, Zino sewot, brarti iya. Menurut yang Zena baca di cerita novel punya Zena, kalo cowoknya sewot kaya Zino, brarti Zino suka sama Zena, karna Zena yang di sewotin gitu sama Zino, iyakan?" tebak Zena antusias, sebari menaik turunkan alisnya, lengan nya di belakang menambah condongan badan pada tubuh Zena.
"So tau lo!" ketusnya lalu pergi darisana.
'Zino malu? Sama Zena?! Zena harus traktir Keyla makan abis ini, ahhhh Zena seneng!'
***
Zino kembali ke kelasnya. Disana ada Gino yang tengah menyamil makanan Tahu Bulat Mbo Inem. Dan Dino tengah asik dengan bukunya, benar-benar tak ada kemajuan untuk kedua sahabatnya ini.
"Lo pada gak bosen apa? Tiap hari gue liat gini-gini mulu lo pada," ujar Zino tiba-tiba duduk di bangkunya.
"Din, hari ini mendung ya?" Tanya Gino sebari melihat sekitar.
"Ngga," balasnya singkat dan mendongak, lalu melihat bukunya lagi.
"Tapi kok kaya ada badai yang bawa suara nya si Ketos jutek ya, nanya lagi, tumben banget," jelas Gino masih menilik sekitar.
"Lagi happy kali," balas Dino seadanya.
"Abis ketemu Zena ya?" Goda Gino membuat pikiran Zino bubar. Benar-benar penghancur suasana.
"Gak," sahutnya cepat.
"Terus kenapa lo kaya orang gila senyum-senyum sendiri. Ya gue takut lah,"
"Baca Ayat Kursi biar gak takut,"
"Iqra nya mana?" tanya Gino polos.
"Lo udah SMA kelas 12 gak hafal Ayat Kursi?! Lo bodoh atau apa?!" teriak Zino mulai frustasi.
"Astagfirulloh. Zino lagi pms kali Din," ujarnya polos.
"Au ah, gue gendeng ama lo lama-lama. Udah ya. Mending lo makan tuh Tahu Bulat, gak usah ngomong sama gue, kalo gak penting," jelasnya.
"Ini penting buat lo, kan lo lagi kesurupan," tukas Gino kembali dengan raut wajah polosnya.
Zino dan Dino sama-sama menghela nafas untuk kesekian kalinya.
"Udahlah No. Debat sama Gin Tomang gak akan ada akhirnya, kaya lingkaran," tukas Dino kembali menaruh buku pelajaran di atas meja, fokus nya jadi hilang gara-gara ocehan Gino.
___________________________________________
SPAM 'NEXT' DI KOLOM KOMENTAR UNTUK PART SELANJUTNYA!
VOTE DAN KOMEN NYA DI TUNGGU SAMA AUTHOR YA!
FOLLOW JUGA IG, WP, DAN LAINNYA!
___________________________________________- Happy Reading!-
KAMU SEDANG MEMBACA
ZINO
Novela Juvenil"Gue bakal buat lo pergi dari hidup gue, Zena." "Dan Zena akan buat Zino suka sama Zena, dan kalo suatu saat Zena pergi, Zino bakal tau seberapa susahnya dapetin hati Zino. Zino harus tau itu, kalo Zena pasti bisa!" Bukan cerita ice boy/ ice girl...