bunyi jam yang berputar terus saja mengiringi suasana yang kian lama semakin mencekam. keringat dingin membasahi dahi seorang pemuda berseragam sekolahan yang tengah duduk dihadapan ayahnya. tangannya yang ikut berkeringat mengepal dan meremat celana sekolahnya. ujung bibirnya yang kering digigit hingga menghasilkan kemerahan.
"bisa jelaskan kepada saya?" tanya sang ayah, dengan kedua tangan dilipat di dada dan kaki yang di silang ke kaki lainnya. tidak lupa dengan tatapan tajam ke wajah sang anak yang membuatnya enggan menatap balik.
yang ditanya tidak menjawab, melainkan hanya menunduk meretapi kesalahannya. tapi apa salah, jika anak yang pintar sesekali mendapatkan nilai di bawah golongan A? tidakkah itu pernyataan yang gila dan tidak logis?
"tidak ingin menjawab?"
bahkan, semakin lama hawa ruangan ber suhu dingin ini sudah tak terasa baginya. semua perkataan yang keluar dari mulut ayahnya sudah cukup menusuk dan dingin untuknya.
"aku.. aku kurang fokus menjawab pertanyaan itu. la-lagi pula itu hanya kesalahan kecil ayah." cicitnya pelan.
pernyataan itu berhasil membuahkan gebrakan meja yang ada diantara mereka.
brak
tangannya mengepal kuat.
"kurang fokus?"
"dan kenapa kau menganggap itu sebagai kesalahan kecil, beomgyu? apa kurang bagimu guru les privat yang sudah ayah kasih kepadamu sebanyak lima?!"beomgyu— anak itu menggeleng. ah, sepertinya jawaban darinya itu salah ya. garisbawahi ini, bahwa beomgyu pintar dalam semua mata pelajaran namun bodoh dalam berbohong seperti ini.
dan peristiwa macam ini, rasanya beomgyu ingin sekali menonjok oknum yang ada dihadapannya. tapi setelah sadar bahwa kekurangannya juga dalam beladiri dan beliau adalah ayahnya, ia mengurungkan niatnya.
"sekarang pergi ke kamarmu sekarang dan bersiap untuk les matematika. ayah akan meminta tambahan dua jam untukmu.."
"ayah.."
"...dan jangan berharap kamu bisa kumpul atau bahkan bertemu dengan temanmu lagi." lanjut sang ayah final yang akhirnya meninggalkan beomgyu sendirian duduk di ruang tamu.
-sementara di lain tempat dan waktu yang sama, denting suara piano terdengar merdu dalam ruangan. namun satu not yang salah membuat suara itu menjadi sumbang dan fals.
"salah. seharusnya yang itu." titah sang pelatih menunjuk not yang dimaksud dengan jarinya.
"ah maaf. aku kurang fokus." jawab si pianis.
"jangan pikirkan apapun selain ini kai. jernihkan pikiran mu."
"aku tahu. maaf ssaem."
sang pelatih kembali duduk di tempat. "ingat jika besok malam ada lomba piano. jangan lakukan kesalahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
life is cruel ⌇ txt
Short Story[ include selfharm and bl0od ] "aku lelah. mari beristirahat sejenak " • sh00ter series 1 • start : 2020 - sekarang masih berlanjut • was 24 on #txtfanfic