Bab 2.B

41.7K 5.3K 683
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bab 2.B

Setelah acara pemberkatan tersebut, mereka kemudian menghabiskan waktu di acara selanjutnya, yaitu jamuan sebagai pengganti resepsi. Suasana kekeluargaan terasa kental di sana, walaupun yang hadir di sana lagi-lagi bisa dihitung dengan jari.

Aksa lebih banyak diam, begitupun dengan Nada. Keduanya seakan asing dengan suasana yang seperti ini.

"Kak, kenapa diam aja?" sapaan tersebut terarah pada Nada, sapaan dari Fabian, adik Aksa yang kebetulan duduk di sebelah Nada.

"Ehh, aku nggak tahu harus ngomong apa."

"Kalau nggak tahu harus ngomong apa, mending Kak Nada makan deh. Pudingnya enak, loh." Tanpa canggung, Fabian bahkan mengambilkan sebuah pudding untuk Nada.

"Eh, terima kasih."

"Jangan kaku gitu ahh Kak, nggak asik. Kak Nara aja bisa akrab banget sama aku."

Nada tersenyum pahit, lagi-lagi Nara dibawa ke dalam pembicaraannya. "Iya, aku sedikit berbeda dengan Nara."

"Well, kelihatan sih. Kak Nada lebih manis."

"Jangan ganggu dia." Desisan tajam itu berasal dari bibir Aksa. Membuat Nada dan Fabian menatap kea rah pria itu, lalu keduanya saling pandang seakan tak mengerti dengan apa yang dikatakan Aksa.

Aksa menghabiskan santapannya. Kemudian dia bangkit dan berkata pada semua orang yang ada di sana, bahwa dia harus membawa Nada ke tempat yang sudah dia siapkan.

Nada sempat terkejut dengan hal itu, karena dia sendiri tidak tahu apa yang sedang direncanakan Aksa dan apa yang akan dilakukan pria itu. Para tamu di jamuan itu mengerti dan mempersilahkan Aksa dan Nada meninggalkan tempat jamuan.

Aksa mengajak Nada keluar dari hotel tersebut. Rupanya mereka sudah ditunggu oleh sebuah mobil yang akan mengantar mereka ke suatu tempat. Nada mengikuti saja kemanapun Aksa membawanya pergi. Bukankah mereka sudah menjadi suami istri sekarang? Tidak salah bukan jika dia mempercayakan hidupnya pada pria ini sekarang?

Di dalam mobil, keduanya saling berdiam diri. Hening, seakan tak ada yang ingin mencari tahu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Rasa bosan melanda di antara mereka karena suasana hening tersebut, tapi mereka tak bisa berbohong jika debaran jantung mereka pun nyaris terdengar satu sama lain.

Mobil kemudian memasuki jalan di sebuah gang yang cukup sepi. Kemudian berhenti tepat di sebuah villa mewah dengan bangunan eksotisnya.

Keduanya lalu keluar, Nada tampak takjub dengan keindahan villa tersebut. Aksa mengajaknya masuk, dan dia masih tak berhenti mengagumi villa tersebut dari luar maupun dari interiornya.

"Kita akan tinggal di sini selama seminggu kedepan." Ucapan Aksa membuat Nada menatapnya. "Mama yang sudah nyiapin semua ini."

Nada mengerti sekarang. Karena tak mungkin jika seorang Aksa yang menyiapkan semua ini untuknya, kan?

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang