10

101 11 0
                                    

Jangan lupa voye ya^^

Kini jia tengah memeluk apollo erat.
Hujan mengguyur tubuh mereka air mata terus becucuran dari mata jia.

"Sayang sudah ya jangan menangis"

Apollo terus mengelus punghung jia berharap gadisnya ini mau berhenti menangis.

"Hisk... Ve.. Kenapa..hiks dia.. Jahat..hiks"

Apollo semakin mengeratkan peluknya. Biarkan jia menangis malam ini setelahnya apollo tak akan pernah membiarkan jianya menngis lagi.

"Awas saja kau pria sialan!"
Batin apollo.

Karna kelelahan menngis tak sadar jia tertidur dibawah guyuran hujan.

Apollo menggendong jia perlahan satu persatu kancing kemejanya lepas hingga terjatuh ketanah. Kini sayap hitam membentang kuat dan mulai mengepak pelan.

Tubuh apollo melayang bersama dengan jia didekapanya.

Mereka terbang menuju apartemen jia untunglah pintu balkon kamar tidak terkunci.

Perlahan apollo merebahkan tubuh jia disofa kemudian mengambil baju hangat jia dan dirinya.

Pertama apollo mengganti semua pakaianya kemudian menghampiri jia yang masih tertidur.

Apollo memandangi wajah gadisnya itu. Mengusap pipinya lalu mendekatkan bibirnya mengecup dahinya pelan.

"Jia bangun ganti bajumu"

Tak ada pergerakan apapun dari jia. Apollo tak tega melihat jia yang sangat buruk kli ini.

"Baiklah apollo hanya mengganti bajunya"

Apollo memejamkan mata meyakinkan dirinya agar menahan diri.

"Jangan berulah"

Pria tampan itu menatap tajam adik nya seakan tengah memberi peringatan.

Setelah menghela nafas panjng perlahan apollo membuka dres merah jia.

"Baiklah apollo lakukan dengan cepat"

Dan berhasil. Apollo telah mengganti baju jia dengan cepat sambil memejamkan mata.

Dan beruntunglah adiknya mau menurut untuk tidak berulah.

Kemudian apollo membawa tubuh jia keranjang mereka. Menurunkanya pelan lalu mendekapnya memberikan kehangatan yang apollo bisa.

Jia tertidur sangat pulas apollo tidak ada henti memandang wajah jia. Kantubg matanya bengkak karna terus menangis. Tak tahan melihatnya apollo mengecup kedua mata jia lalu tersenyum.

"Maafkan aku dafne. Aku terlambat"

Apollo semakin mengeratkan peluknya.

Tak sadar setetes air mata mengalir dipipi dewa matahari itu.

"Dafne aku mencintaimu. Sangat"

Setelah mengatakan itu apollo ikut memejamkan matanya.


















Setelah mengatakan itu apollo ikut memejamkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Gimna nihhh.....
Suka nggak....
Maaf ya partnya pendek ehe^^

ApolloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang