Part 2 : kilasan Masa Lalu

61 34 23
                                    

9 tahun yang lalu

"an mau kemana sayang" ucap dina kepada putrinya

"aku mau ke depan mah ke warung sebelah aku mau beli makanan ,oh iya mah minta uang dong " sekarang dia tengah meminta sambil menunjukan pupy eyesnya meyebalkan memang tapi siapapun yang melihatnya mungkin tidak akan tega untuk menolaknya sama halnya dengan dina

"iya iya nih " dita pun mengeluarkan uang pecahan biru dari saku celananya
"hati hati yah liat liat kalo mau nyebrang"

"ay ay captain"

Awalnya semua berjalan dengan lancar aku keluar dan menyebrangi jalan untuk ke warung sekedar untuk membeli camilan
Namun tidak disangka ada mobil yang melaju dengan cepat
Dan mulai banyak teriakan teriakan "awas woyyy dekkk awasss minggir"
"woyy dek mau mati ya "
Seperti itu mungkin kedengarannya

aku tidak sadar jika ada mobil yang melaju sangat cepat saat aku hendak menyebrang untuk pulang saat aku menoleh saat itu juga aku berteriak aku takut sangat ketakutan ingin rasanya berlari tapi kaki ini tidak bisa di ajak kompromi kaki ku rasanya lemas sekali bahkan seperti tidak mempunyai tulang

Aku memilih memejamkan mata namun dan tiba tiba aku di merasa seperti ada yang mendorongku perlahan ku buka mata ini aku bertanya tanya apakah aku masih hidup atau sudah mati aku sudah sepenuhnya sadar aku mendengar bamyak sekali teriakan teriakan histeris dari orang orang sekitar

Aku mengedarkan pandanganku dan jatuh pada sebuah kerumunan orang orang aku mencoba untuk berdiri meskipun kaki ku sakit tangan ku juga memiliki banyak luka gores mungkin karna tergesek aspal

Perlahan aku mulai berjaaln mendekat aku menerobos kerumunan itu dan yang aku sangat terkejud dengan apa yang aku lihat saat itu

Mama.

Ya itu mama aku semakin mendekat aku berteriak histeris bahkan jika di ingat mungkin aku terlihat seperti orang gila saat itu

Aku memeluknya mengelus kepalanya dia sudah berlumuran darah
Bajuku juga terkena darah karna posisi kepalanya berada di pahaku

"ma, mama bangun ma " ucapku sambil terus menangis bahkan air mataku juga mengenai wajahnya

Perlahan mama membuka matanya Dia tersenyum penuh arti mama mengusap air mata yang ada di pipi ku

"anak mama yang cantik jangan nangis dong kamu kuat jadi jangan nangis ya dan janji sama mamah jangan pernah tinggalin papah bagai manapun keadaannya mama ingin kamu selalu berada di samping papa apapun keadaannya oke "

"iya mah an janji tapi mamah sembuh ya mamah sakit ya bentar ya mah aku panggilin papah buat panggil ambulan "

Saat aku hendak berdiri aku merasa ada tangan yang mencekal ku aku berbalik dan melihat mama yang lagi lagi sedang tersenyum

"jangan kamu di sini aja ya temenin mama "
"tapi ma_"

Belum sempat aku menyelesai kan kalimat mama sudah menutup matanya saat itu ada orang yang mengecek nadi mama kebetulan dia adalah seorang dokter dan betapa terkejutnya aku setelah mendengar perkataan dokter itu dia bilang mama telah tiada

Mama meninggal .

Sudah seminggu mama pergi selama itu juga aku selalu mogok makan dan menyalahlan diriku atas kepergian mama tapi di aku sangat bersyukur masih ada papa yang memebantuku bangkit
Ya aku bangkit aku sudah kembali meskipun tetap masih ada luka atas kepergian mama

Tidak terasa mama pergi sudah dua tahun yang lalu sekarang umurku sudah menginjak 11 tahun aku sudah sedikit lebih mengerti akan kepergian mama aku sudah tidak lagi menyalahkan diriku sendiri

Awalnya semua baik baik saja sampai akhirnya papa menikah dengan tante mona mantan kekasihnya dari situ papa mulai membenciku dan sampai sekarang aku tidak tahu apa yang membuat papa sebenci itu kepada ku









Semoga kalian suka ya
Jangan lupa vote

KaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang