Part 4 : Mencoba

38 21 7
                                    

"kaniaa tunggu ih jangan cepet cepet larinya kaniaa" rara terus berteriak memangil nama kania tapi tetap saja dia tidak berhenti jangankan berhenti menolehkan kepala saja tidak

Rara heran kenapa ada manusia seperti aksa dengan entengnya menampakan wajahnya di depan kania setelah kejadian yang kania dan dia alami

Dan parahnya kania hanya bisa diam dan menangis bukan kah itu malah akan memperburuk keadaan

"eh lo gpp"

Lelah.

Ya kania berlari cukup cepat baju rara sedikit basah karena keringat yang bercucuran dimana mana nafasnya tersengal sengal

Kania memutuskan untuk kembali kekelas ia hanya ingin menenangkan pikirannya dia masih takut masih trauma dengan apa yang menimpanya 2tahun yang lalu

"gpp ra maaf ya lo makannya jadi sedikit"
Kania merasa bersalah kepada rara karna dia rara jadi harus mengejarnya dan hanya makan sedikit

"udah gpp kan lagian tadi udh lumayan banyak kok, lo masih takut ya sama aksa "

"sedikit"cicit kania

Sedangkan di kantin

"gue gagal lagi baru nyebut namanya aja dia udh kabur duluan apa dia setakut itu sama gue sampai baru di panggil namanya aja udh lari" aksa frustasi ia hanya ingin meminta maaf pada kania selama ini ia terus di hantui dengan rasa bersalah kepada kania

"mungkin dia masih sedikit takut sama lo sa, kalo emang lo tulus buat minta maaf ya jangan nyerah" ucap aldi

Aldi sudah mengetahui semuanya karna ia kania dan aksa satu sekolah dulu

Sedangkan oji dan fajar masih tidak mengerti kenapa aksa bisa mengenali kania
"emang ada apan sih ampe kania kabur begitu" tanya oji dia sudah kepalang kepo dengan masalah temannya sama halnya juga dengan fajar

"gua hampir nidurin dia" ucap aksa pelan bahkan bisa dibilang seperti bisikan

"WHATT" ucap oji dan fajar berbarengan

"lo gila sa pantes aja dia sampe lari begitu"
Fajar masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar

"dengernya Hampir bukan udah ngerti"
Aksa memberi pembelaan memang benar toh dia hampir bukan sudah meniduri kania

Aksa menyugar rambutnya ke belakang ia bingung jikaa di panggil namanya saja sudah kabur apa lagi jika ia paksa untuk mendengarkan penjelasannya nanti mungkin sudah pingsan duluan

"trus gue harus gimana nih"

"ya lo berusaha lah buat minta maaf sama dia walaupun baru hampir itu berkesan banget buat cewe sa" oji benar buktinya tadi semenjak kania masuk kantin sebenarnya aksa sudah memperhatikannya doa melihat wajah gadis itu sangat ketakutan dan gelisah

Bel masuk pun berbunyi semuanya kembali kekelas masing masing untung melanjutkan KBM

"kania ibu perhatikan dari tadi kamu hanya melamun jika tidak niat masuk pada pelajaran ibu lebih baik kamu keluar "

Keberuntungan sedang berpihak kepada kania sekarang tepat saat itu juga bel pulang pun berakhir jika tidak mungkin dia akan menerima banyak ceramaahan dari bu beti salah satu guru killer di sini

"kan ayo balik mau di anter atau sendiri"

"enggak usah gue naik angkot aja "

"yaudah terserah"

Setiap hari rara selalu menawarinya tebengan untuk pulang tapi kania selalu menolak dengan alasan rumah gausah gue naik angkot aja lagian rumah lo kan jauh nanti makin lama nyampenya

"yaudah ayok"

"gue duluan ya kan hati hati di jalan"

Kania hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti

Kania memilih menunggu angkot di depan gerbang sekolah
Tanpa ia sadar ada yang berjalan mendekat ke arahnya

"kania"

























Jangan lupa vote ya
Terimakasih

KaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang