👥Changbin biasanya bangun pagi dengan penuh semangat, meskipun harus dengan puluhan alarm yang berteriak di dalam kamarnya. Namun hari ini tubuhnya cukup terbatas, bahkan dengan puluhan gebrakan bunyi berisik itu tidak mampu membuat tubuhnya bangkit. Ringisan lolos dari bibirnya.
Ia paham betul bahwa kini dirinya sedang jatuh sakit, sebab kemarin malam saat perjalanan pulang dirinya harus basah kehujanan. Salahnya karena tidak pernah membawa jas hujan atau setidaknya payung untuk berjaga-jaga.
Dengan tubuh yang masih tenggelam di dalam selimut tebal, tangannya meraba nakas dimana ponselnya berada. Sebelum khawatir dengan dirinya, ia harus melakukan sesuatu terlebih dahulu.
Changbin menghubungi atasan tempatnya bekerja, karena cowok itu tahu jika ia tidak segera mengabari bosnya tersebut maka semuanya akan selesai.
"Hal--"
"Kemana aja jam segini kok baru ngabarin? Mau bolos kerja lagi, udah yang keberapa kalinya bulan ini?! Gaji lo mau gue potong apa gimana?"
Changbin menghela napas lelah, mendecak sebal karena tahu bahwa ia akan di omeli dengan tak manusiawi oleh sosok cowok di seberang telepon sana.
"Gue izin gak kerja hari ini," sahutnya dengan suara serak yang tentu saja pelan dan lemah.
"Izin buat apa? Suara lo kenapa gitu?" Sosok diseberang sana bertanya kembali, dengan suara tinggi yang membuat telinga Changbin rasanya seperti ditusuk.
"Rada gak enak badan aja."
"Ya udah, tidur sana. Awas aja lo bohongin gue, jangan makan gaji buta lo."
Jika saja ia sedang tidak sakit, sudah barang tentu niatnya untuk mencubit bibir yang terus menyerocos pedas itu terlaksanakan.
"Iya-iya."
Dan tanpa perlu menunggu sahutan lainnya yang malah akan membuat sakit makin parah, Changbin segera memutus sambungan telepon tersebut.
"Kalo sehat, gue bejek-bejek itu kepala."
Sebab tubuh yang mengigil kedinginan, cowok itu memutuskan untuk kembali tidur. Mungkin akan seterusnya begitu sampai sembuh sendiri karena Changbin tidak punya siapapun yang bisa memperhatikan dirinya. Dan ia tahu bahwa untuk sekedar bangkit mencari obat atau membuat makan tidak akan bisa dilakukan tanpa bantuan.
👥
Cowok berperawakan tinggi dengan bahu lebar, tampang bak idol grup dengan hidung bangir yang mampu digunakan untuk memotong apel -tidak tentu saja- itu tampak gelisah setelah mendapatkan telepon dari salah satu pekerjanya.
Meski tidak begitu kentara karena ekspresi datar yang selalu terpatri di wajahnya, namun dari pupilnya yang bergetar dapat di ketahui bahwa saat ini cowok itu memang sedang khawatir.
"Lo kenapa dah?"
Ia terlonjak kecil mendengar teguran yang menyapa rungunya tersebut, mengedipkan kelopak mata beberapa kali sebelum berdehem kecil.
"Bukan urusan lo, kerja sana kerja," sahutnya tak minat.
"Dih."
Tentu saja sikapnya itu mengundang delikan dongkol dari karyawannya yang tidak punya kuasa untuk marah tersebut.
Namun pria bernama pendek Minho itu enggan peduli, kini di dalam kepalanya sibuk memikirkan apa yang selanjutnya harus ia lakukan terhadap salah satu anak buahnya yang sedang terbaring sakit sendirian di apartemennya.
"Sung, gue ada urusan hari ini lo yang ngurus kafenya. Gue bakalan balik telat, jangan lupa kunci yang bener kalo udah selesai. Dah."
Cowok yang namanya dipanggil itu menoleh dengan raut sepenuhnya bingung dan linglung setelah mendengar kalimat yang terlontar dari bibir atasannya tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/188253121-288-k338603.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[22]SEO CHANGBIN ft K.idols - Soft/Uke/Bott
FanfictionSeo Changbin Story ft other idols -oneshoot/twoshoot (+ REKOMENDASI & PROMOSI FF CHANGBIN UKE/SOFT/BOTT/SUB) *Author Changbin uke yang mau promosi ff nya, boleh DM saya :) PLEASE!! ATTENTION !! BXB CHANGBIN ULTIMATE UKE!!! Beberapa chapter ada uns...