Kesal!

10 3 0
                                    

Nayra

Seperti yang dikatakan Ervan tadi malam, Mentari memang menyambut  Nayra melalui sela gorden kamarnya. Nayra bangun lalu melihat Mentari pagi tersebut. Lalu, ia mengambil buku diarynya dan mulai menulis disana.

Seperti yang kau katakan Mentari memang menyambut pagiku. Sangat indah. Tapi Mentari bukanlah untukku. Aku bukanlah Mentari yang indah dan ceria dipagi hari. Aku hanya malam yang gelap dan hanya memiliki bintang kecil sebagai cahaya yang kecil.

Tertanda,
Nayra

Seperti biasa, Nayra menjalani hari ini pun dengan caranya. Ia Berjalan di koridor kelas dengan kepala tertunduk, ia tak suka jika dilihat orang terlalu fanatik.

"Eh itu Nayra yang lagi deket sama Ervan ya?" Tanya salah satu kakel yang melirik Nayra tadi kepada temannya.

"Iya tuh, cantik sih tapi sayang dingin"
Jawab temannya.

"Jual mahal banget ga sih dia, Sok banget!" Celetuk kakel itu lagi.

Seperti itulah kira-kira nyinyiran/pendapat orang lain tentang Nayra. Semua orang memang menyukai Ervan, seperti yang pernah dikatakan, Ervan itu masuk dalam kategori cowok idaman sekolah. Karena itulah, Nayra tak suka jika berdekatan dengan Ervan. Ia tak suka menjadi bahan gosip cerita orang lain.

Sesaat di kelas dan duduk di bangku miliknya, Nayra menemukan beberapa coklat dilaci mejanya. Sudah banyak sekali coklat yang "ia" berikan pada Nayra. Kali ini pun sama, ada surat dibalik coklat tersebut.

Jangan dengarkan ucapan mereka tentangmu,
Karena mereka tak tau seberapa Indahnya dirimu

Jangan pikirkan perkataan orang lain,
Itu hanya akan menyakitimu

Secret admirer

Siapa sebenarnya pengagum rahasianya itu. Walaupun begitu, Nayra sangat berterima kasih kepada secret admirernya itu. Jujur saja, Nayra suka ketika orang ini peduli kepadanya dan menyemangatinya walau Nayra tak mengenalnya.

Nayra duduk dibangkunya, meletakkan tasnya dan mulai bertopang dagu melihat ke jendela luar. Ah, Nayra teringat akan poto yang kemarin ia lihat. Entah mengapa, Nayra merasa kenal dekat dengan orang itu. Rasanya, wajah itu terlalu familiar, tapi Nayra tidak tau siapa dia. Dari sudut jendela, Nayra melihat Ervan sedang bermain basket bersama teman-temannya. Mereka dikelilingi banyak orang yang menyemangati, walaupun hanya sekedar latihan.

Peluh dan keringat membasahi pelipis laki-laki itu, rambutnya yang basah serta kaus olahraganya yang tampak melekat dibajunya menambah kesan karimastik bagi orang yang melihatnya, tak terkecuali Nayra. Bohong jika Nayra bilang Ervan tak tampan, nyatanya Nayra sedang mengamati orang itu dari jauh.

Entahlah, Ervan sangat nyaman berada didekat orang ramai seperti itu membuatnya terlalu menonjol dipenglihatan Nayra. Rambut yang basah sengaja Ervan kibaskan keatas, dan membuat para siswi yabg lainnya terperangah bahkan ada yang sampai menjerit.

Bahkan Aldi pun tak digubris sama sekali oleh para siswa disana. Aldi Indrajaya, Ketua tim basket SMA CEMPAKA. Aneh bukan? Aldi yang ketua tim tapi Ervan yang populer. Nayra terus melihat kearah Ervan sampai ketika ada orang yang menepuk pundaknya pelan. Nayra menoleh dan melihat sosok laki-laki pendiam cuek dingin tengah tersenyum simpul kepadanya. Ethan.

Nayra menatap Ethan seolah mengatakan "apa?" Kepadanya yang kemudian Ethan menggaruk tengkuk lehernya yang menurut Nayra itu tidak gatal.

Story Of NayraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang