Hari hari ku

24 6 3
                                    

Pagi ini, pukul setengah 5 kurang 5 menit, Nayra sudah terbangun dan siap untuk memulai hari baru. Mandi, lalu bersiap menyiapkan sarapan pagi. Memasak bukanlah hobinya, tapi semenjak orang tuanya meninggal ia harus belajar memasak demi ia dan kakaknya.

Hanya butuh 15 menit Nayra memasak nasi goreng dan telur mata sapi diatasnya. Selesai memasak, Nayra pergi ke kamar mandi dan mulai mencuci baju. Jam masih menunjukkan pukul 04.40, itu artinya masih banyak waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah.

Tak lupa Nayra salat subuh. Lalu mengambil sapu dan mulai menyapu disetiap ruangan rumah, lalu mengepelnya.

Pukul 05.30, Nayra segera kembali ke kamarnya dan bersiap mengenakan seragam sekolah. Kakak Nayra juga sudah bangun dan memakan nasgornya. Setelah memastikan seragam sekolah dan atribut lengkap, Nayra menghampiri kakaknya dimeja makan.

"Pagii dek" sapa kak San, kakak Nayra.

"Pagi juga kak" balasnya. Ia pun duduk dan mulai melahap nasgor yang telah dingin itu.

Karena masih ada waktu sebelum Nayra berangkat sekolah, ia membuka buku diary dan mulai menuliskan tanggal hari bulan dan tahun.

Hari ini, hari yang kumulai seperti biasa. Aku tidak berharap hari ini menyenangkan. Aku hanya berharap hari inii semua kegiatan yang ku lakukan berjalan dengan lancar.

Tertanda,
Nayra

"Ayo dek, nanti kita telat" ucap kak San bergegas berdiri.

"Iya"

Kak San memang mengantar Nayra ke sekolah karena sekolah Nayra dan toko tempat Kak San bekerja satu arah.

Sandi Pratama,

Good boy, pintar dalam akademik maupun non akademi. Juara umum di SMA nya dan meraih banyak medali karena ikut dalam olimpiade SAINS. Tapi harus berhenti sekolah di kelas 1 SMA dikarenakan harus kerja dan merawat adiknya, Nayra, ia yang masih berusia 10 tahun kelas 4 SD.
Beasiswa dan masa depan yang cerah sudah ada didepan matanya. Tapi ia mengorbankan semuanya demi adiknya itu. Nayra pernah bilang bahwa tak apa kak San kuliah Nayra akan menjaga dirinya dengan baik. Tapi kata kak San dia juga ingin kerja untuk memenuhi kebutuhan dan menggantikan posisi orang tua mereka.

Maka dari itu, Nayra bertekad tidak akan pernah mengecewakan kakaknya. Nayra pun tidak ingin merepotkan kakak nya itu lagi. Ia berusaha untuk menggapai semuanya sendiri.

Nayra ingin dapat beasiswa dan kuliah dengan baik, kemudian lulus dan membahagiakan kakaknya. Hanya Kak San keluarga satu satunya yang Nayra punya.

"Dek, dek" teriak kak San dibalik helm nya membuat Nayra tersadar dari lamunan tadi.

"Aah iya kak kenapa?" Tanya Nayra linglung.

Kak San menghembuskan nafasnya, walau dari dalam helm. Nayra bisa melihatnya dari kaca spion.

"Pasti kamu ngelamun lagi" tebak kak San dan memang benar. Nayra tidak menjawab lagi, dan mereka fokus dengan pikiran masing masing lagi.

Motor beat milik kak San berhenti tepat didepan gerbang SMA CEMPAKA. SMA yang dulu adalah sekolah terakhirnya dan juga sekolah Nayra yang sekarang. Nayra tau kakaknya itu menatap sekolah nya itu dengan sendu. Nayra melambai lambaikan tangan berusaha membuyarkan lamunan Kak San.

"Ini kak" ucap Nayra memberikan helm setelah Kak San tersadar. Lalu mencium tangan kakaknya itu dan masuk ke dalam sekolah.

Seperti biasa, Nayra berjalan sendiri di koridor tanpa memperdulikan tatapan orang kepadanya. Ia sama sekali tidak risih ketika mereka menatapnya dengan tatapan yang baginya itu tatapan tidak suka. Ia sudah terbiasa ditatap seperti itu dengan orang lain.

Kelas 11 IPA 1, berada di lantai 2 diujung kanan. Letaknya tidak jauh dari tangga dan toilet. Kelas unggulan, itulah sebutan bagi kelas IPA 1 yang diisi oleh anak anak terbaik dari yang baik.

Ketika Nayra memasuki kelas mereka semua menatapnya, Nayra tau mereka ingin menyapa. Hanya saja Nayra terlalu dingin dan pendiam. Ia tau. Seluruh Siswa SMA CEMPAKA mengenal Nayra karena ia sudah meraih beberapa medali walaupun baru kelas 11.

Awalnya memang mereka semua mendekati Nayra tapi lama kelamaan mereka bosan dan tidak peduli terhadapnya lagi. Nayra tau. Itu karena responnya yang kurang baik kepada mereka.

Nayra duduk di kursi pojok kanan dekat jendela nomor 2 dari depan. Ia duduk sendirian, dulu mereka semua ingin duduk dengan Nayra, tapi sekarang mereka bahkan tidak mau peduli kepadanya lagi.

Tapi entah sejak kapan mereka menatap Nayra lagi. Oh, sejak Ervan pertama kali mengajak Nayra berbicara.

Ervan Andestara, kelas 11 IPA 2. Anak nya supel, baik, rendah hati, kaya. Kulit kuning langsat, berbeda dengan kulit Nayra yang putih pucat. Kulitnya seperti bersinar memperlihatkan suasana ceria di wajahnya. Rahangnya kokoh, tubuh tinggi, menjadikan ia cowo idaman para siswi di Sekolah.

Pertama kali Nayra bertemu dengannya di kelas olimpiade. Dia pintar di bidang matematika. Tapi, justru dia tidak ingin masuk ke kelas IPA 1. Karena katanya, dia ingin di kelas yang biasa saja tapi diisi dengan orang yang asyik dan tidak membosankan. Lalu, kenapa dia mengajak Nayra berbicara? Bukankah menurut banyak orang Nayra adalah gadis yang membosankan?

Semester 1 kelas 11 hidup Nayra masih biasa saja. Entah kenapa di semester 2 ini ada perubahan kecil dalam hidupnya. Itu karena kehadiran Ervan. Nayra masih bersyukur karena Ervan tidak mau masuk ke kelas nya ini. Ervan bukanlah anak baru, hanya saja Nayra yang tidak mengenal Ervan, ah bukan tidak mengenal, tapi sengaja tidak ingin peduli. Hal kecil yang membuat hidup Nayra berubah.

Pelajaran pun dimulai, Nayramengikuti pelajaran dengan baik. Bahkan pelajarannya sudah lebih dulu ia pelajari dirumah. Nayra hanya mencatat yang belum benar benar ia mengerti saja.

Bel tanda istirahat telah berbunyi.
Kringg kringg kringggg

Suara yang membuat bu irna, guru mapel matematika itu menghentikan ucapannya dan menutup pelajaran.

Nayra merapikan buku dan alat tulis kemudian menaruhnya dilaci meja. Ia pergi ke kantin untuk membeli air mineral karena tadi ia lupa mengisi botol minumnya. Menyusuri koridor yang sekarang sudah ramai membuat Nayra merasa amat sangat kecil diantara mereka sampaii ketika ada orang yang memanggilnya seperti menggunakan toa.

"Nayy!!!"

Nayra sama sekali tidak berniat untuk menoleh ke belakang karena ia tau siapa yang memanggilnya seperti itu.

"Nayra Keysha Mentari! Juara 1 olimpiade SAINS seprovinsi!!"

Huh sungguh menyebalkan

NOTE : SLOWW UPDATE

Because Im Bad diganti dengan yang ini ya. Karena aku ga bisa bikin kisah sedihh yang mendalam hehehe. Sama sudut pandangnya itu ngawur Jadi dihapus.

Yang ini alurnya berbeda ko dan menggunakan sudut pandang orang ketiga jadi ga amburadul:) Walaupun sama sama menceritakan gadis yang susah dalam menjalani hidup:v

Semoga aja ide nya jalan terus jadi gak macet kayak wp BID

Kalo typo ya maklumin ngetiknya pke hp. Ga modal:v bdo amt ehehe:b











Story Of NayraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang