Pagi ini cukup dingin. Aku terbangun dari tidurku karena bunyi alarm yang sudah terpasang setiap hari.Seperti biasa, setelah bangun tidur aku ke kamar mandi. Mendapati pintu kamar mandi yang terkunci, aku mencoba mengocek gagang pintu berkali-kali.
"rusak kah ini? " batinku.
Hingga akhirnya pintu kamar mandi pun terbuka, dan menarik tubuhku ke dalam. Aku pun tergelincir, namun Nozhi dengan sigap menangkapku. Kehadiran Nozhi dari dalam kamar mandi, yang membuat ku benar-benar 'bangun' dari tidurku.
"Lho kok ada kamu, zhi?" tanyaku kaget, masih dalam dekapan Nozhi.
"kamu lupa, kalau semalam aku nginep sini? " balasnya "Tapi sorry pulangnya agak siang. Hehe" sambil membantuku berdiri.
3 detik kemudian, aku pun ingat percakapan dengan Piyu untuk meminta izin agar Nozhi nginep di rumahnya.
"aaaaah... Ingat! Astaghfirullah.. Kirain tadi pintu kamar mandi rusak. Terus kirain lu ngendap ngendap masuk rumah." Cetus ku
"kamu sakit?" tangan Nozhi dengan sengaja menampol dahiku.
Niatnya bercanda, tapi suhu tubuhku tak berkata demikian.
"eh!" Nozhi kaget. "kamu beneran sakit deh!" raut muka Nozhi berubah, sedikit lebih serius.
Badanku sedikit meriang pagi itu. Suhu tubuhku panas tapi aku merasa kedinginan.
"mungkin efek gerimis kemarin." jawabku asal "misi dulu ah, ak udah kebelet."
Nozhi kemudian sibuk di dapur. Aku pun berjalan ke arah sofa ruang tengah yang berada pas di depan dapur.
Dengan lemas tanganku meraih remot TV dan menyalakannya. Aku hanya menekan-nekan tombol remot untuk mencari acara TV yang menurutku menarik. Tapi sayangnya pagi itu hanya ada berita yang tayang. Hingga akhirnya aku menemukan channel TV yang menayangkan sebuah kartun.
"El, aku masakain bubur. Kamu istirahat aja." kata Nozhi tepat 2,5 meter di belakangku.
"hmmmm.." jawabku setuju sambil mengacungkan jempol dari balik sofa dimana aku rebahan.
"Lha itu mah gak istirahat. Nonton tv atuh neng."
"kamu masak aja gih.." jawabku lirih.
Bunyi panci, sendok, piring pun tak luput mengiringi. Selama aku kenal Nozhi baru kali ini aku di masakin oleh nya.
1 hal yang aku akui, hanya minuman susu strawberry saja yang menurutku dia bisa buat dengan pas dan lembut. Selera kami tentang masakan kurang cocok. Karena dia penyuka pedas sedang aku tidak begitu suka. Bukan karena itu saja, masakan pedas akan membuat kepala ku pusing dan pencernaan ku lancar selancarnya alias sakit perut berkepanjangan.
Nozhi menghampiriku, "dimana kotak p3k?"
"Di dinding dekat kamar Piyu"
"Ada termo kan?"
"Iyalah.. Lengkap itu punya piyu semua."
"Nih" Nozhi menyodorkan termometer padaku. "38,2° ! Weh kamu nih kelamaan di air kemarin ini. Makanya baru sehari aja uda tepar. Kayanya kamu kudu cancel aja sama cowo itu. Fokus ujian dulu. Lagian dosen mu sukanya sama balon hijau sih. "
"Maksud lo? " Aku meliriknya dengan tatapan sedikit sebel.
"iya, bikin hati kau sangat kacau kan.. Tiba-tiba aja suruh ujian."
Tanpa babibu dia membopongku ke kamar. Aku yang kala itu masih kaget hanya pasrah dan memilih terdiam kaku. Mungkin wajahku mulai memerah bukan karena suhu tubuhku.. Tapi karena jantungku terlalu cepat berdetak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Milk [OnGoing | REVISI]
Teen Fiction--------------- Thank's for waiting and thanks for your vote. Akhirnya come back jg..👏 D-5 sebelum melakukan rutinitas Akan ku up lagi cerita ini. Persiapan judul baru. --------------- New synopsis: Setelah box biru emboss flower yang ditemukan di...