9. Ready?

18 3 2
                                    

Semenjak siang itu, selama 10 hari ini Niko sama sekali tidak memberi pesan apapun. Mungkin dia benar-benar respect terhadapku yang dengan serius belajar untuk persiapan skripsiku.

Piyu sudah kembali ke rumah. Nozhi juga kerja di kolam seperti biasa dan setiap hari mengirim pesan motivasi, foto suasana kolam, dan sekedar bertanya kabar.

Sesekali Nozhi video call bersama teman-teman di kolam dan memberikan semangat padaku. Hal itu membuatku terhibur sekaligus rindu suasana kolam renang.

Aku kembali ke kampus dan sering membaca buku di perpustakaan. Sesekali aku berjumpa dengan teman-teman kampusku dan bertanya-tanya persiapan ujian skripsi. Karena semenjak ujian ku tertunda, Aku benar-benar jarang ke kampus. Dan sesekali chatting dengan 1 atau 2 orang teman 1 pembimbing denganku untuk saling bertukar informasi.

Saat itu aku ingin menjumpai dosen pembimbing skripsi ku. Ternyata mahasiswa bimbingan beliau pun sedang mengantri untuk bimbingan.
Aku pun terpaksa ikut mengantri mereka untuk jadwal bertemu dengannya.

"kalian dari tadi disini?" tanyaku pada ketiga mahasiswa bimbingan beliau. 2 orang adalah teman satu angkatanku beda kelas, Oki dan Fanya. Salah satunya lagi adalah kating angkatan 1 tahun di atasku, kak Fajri.

"aku sama Fanya baru datang 10 menitan yang lalulah. kak Fajri tuh yang udah duluan." jawab Oki

"iya udah sejam an lebih aku nunggu." kata Kak Fajri

Kak Fajri kebetulan memiliki jadwal skripsi yang hampir berdekatan, yaitu 2 hari sebelum aku ujian.

Lewat kak Fajri aku bertanya tentang persiapan ujian skripsi. Dan kami ber 4 berdiskusi tentang persiapan ujian kami.

Sudah ±10 menit aku bergabung, Fanya pun mendekati jendela kantor,
"Pak Dodik, kayanya ada tamu penting deh." kata Fanya sambil mengintip dari jendela kantor.

"Aku tadi datang kesini, beliau masih ngajar. Yah mungkin 15 menitan sebelum dia keluar dari ruang kelas. Sengaja aku datang awal biar bisa ketemu habis beliau ngajar..
Lah kok cowo itu masuk langsung ketemu Pak Dodik dan ngobrol sampe sekarang belum keluar." Cerita kak Fajri

"Aku ke kamar mandi dulu ya. Aku titip tas sama berkas." pintaku ke Oki.

"Oke." setelah Oki mengiyakan aku berjalan cepat ke arah kamar mandi. Yang tidak jauh dari kantor jurusanku.

Sebelum masuk kamar mandi. Aku bertemu orang yang familiar dengan rambut klimisnya. Style macho sedikit ada jambang tipis. Yups.. Bodyguard Niko. Dia baru keluar dari kamar mandi cowo. Dimana kamar mandi cowo dan cewe di bedakan dengan sekat dinding yang bersebelahan.

"Lho kok" celetukku kaget sambil menunjuknya.

"Hai" Dia senyum padaku. "apa kabar? " tanyanya santai.

"baik sih.. Tapi kok ngapain kamu di sini? Sendiri?"

"Nggaklah.. Sama Niko." karena seperti sudah akrab bodyguard ini layaknya teman bagi Niko begitupun sebaliknya. Seperti itulah yang aku lihat keakraban diantara mereka, walau aku sendiri juga belum tahu betul apa hubungan mereka.

"terus Niko nya, dimana?"

"Lagi ketemu om nya? Ak nganter aja. Tadi ya nunggu di luar. Nih tadi habis di telephone, makanya aku masuk dan ke toillet dulu." jelasnya.

"Om?" aku masih heran.

"Dia dosen disini."

"Owh.. dosen apa?"

Belum sempat bodyguard itu menjawab, Dia tersontak , "dosen... Nah itu dia udah keluar dari ruangan." tangannya menunjuk ke salah satu pintu dimana Niko keluar.

Strawberry Milk [OnGoing | REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang