D-day
08.30 (30 menit sebelum dimulai)
Ruang Sidang 3Di depan cermin toilet wanita, aku menyemangati diriku sendiri.
Aku sudah mengepang rambutku kesamping. Layaknya Elsa, aku siap membuat dingin ruangan sidang dengan tatapan meyakinan.(No no aku mulai berfantasi)
Seketika buyar ketika ada beberapa mahasiswi keluar masuk toilet. Mereka memandangiku dengan wajah aneh sekaligus bertanya-tanya.
Mungkin aku sudah kehilangan rasa maluku."gak apa-apa! Habis ini aku lulus! Sesekali harus latihan meyakinkan. Sapa tau aku bisa jadi artis di masa depan." suasana hatiku sedang ingin bercanda melawan rasa gugupku yang aku limpahkan ke Piyu semalam.
***
"Kamu tu harus meyakinkan kalau salah dikit-dikit tetap harus seolah-olah kamu yakin dengan apa yg kamu tulis." Kata piyu memeragakan tatapan meyakinkan.
Aku hanya mengangguk.
Piyu berusaha mengintimidasiku dengan pertanyaan-pertanyaan seputar skripsiku seolah-olah dia adalah dosen pembimbing.
"Bisa kamu jelaskan metode apa yang kamu pilih?" tanya Piyu.
"mm.. Saya memilih metode kuantitatif bu. Mm.. Mm.. Yaitu.. " jawabku gagap. Bukan karna aku tak ingat dengan apa yang harus ku ucapkan tapi Piyu membuatku sedikit menahan ketawa.
"Nah! nah! nah! Berapa kali coba am em am em.. Itu tuh... Itu tuh... Jangan ragu!" Piyu memotong ku lagi.
"kok kayanya yang kejem bukan dosenku. Tapi kamu.. Aku sebetulnya nahan ketawa dari tadi.. Bhahahahahha." akhirnya aku pun melepaskan tawaku
Piyu pun mendekatiku dan merangkul pundakku dengan tangan kanannya.
"akhirnya bisa ketawa ya.." Piyu tersenyum puas."kalau saat latihan kamu bisa bersenang-senang dan menikmati prosesnya, tidak ada yg perlu di khawatirkan besok. Tarik napas 3 detik.. Lalu buang semuanya dalam sekali hembusan."
"makasiii.." aku terharu dengan motivasinya. Piyu sudah ku anggap sebagai kakakku sendiri. Sepertinya aku sudah cukup mengenalnya lama sebelumnya. "bismillah!"
***
Beberapa orang mulai berkumpul, sekitar 8 pengunjung. Namun Piyu ada jadwal praktek, jadi dia tidak bisa melihat. Nozhi ada urusan katanya akan datang telat. Dan..
"Gao?" aku heran kenapa dia muncul?
"hai.." jawab Gao singkat dengan senyum "Niko masih ke kamar mandi habis nanti nyusul."
Penguji pun akhirnya datang. Dan bisa ditebak Niko berjalan beriringan dengan Pak Dodik di belakang barisan itu.
Kalau adegan ini di slow motion terus mereka berjalan dengan cool layaknya konglomerat atau pun gank yang siap mencari mangsa. Tapi lamunanku buyar ketika Pak Yongki berjalan, menampakkan perut besarnya dengan kemeja merah muda berdasi strip navy.
Kurang lebih 1jam lebih 35 menit proses perjalan sidang skripsi. Sangat mulus tanpa perlu memasang muka meyakinkan a la Piyu. Secara langsung aku dinyatakan lulus pagi itu setelah aku dan para pengunjung diminta menunggu kurang lebih 5 menit di luar dan aku dipanggil masuk ruangan sendiri.
"Dari hasil diskusi kami walau ada kesalahan sedikit dan sudah kami coret di lembaran skripsimu.. Elandra Arsy, selamat anda dinyatakan lulus dengan nilai (A-). Batas penyelesaian revisi kami beri waktu 1 bulan. Jika lebih akan ada ujian ulang."
"terima kasih pak.." aku tersenyum, terharu mendengar kata lulus. Rasanya beban di pundak sekaligus rontok.
"Nanti setelah berberes datang ke meja saya yah untuk mendiskusikan revisi." kata Pak Dodik.
Setelah dosen penguji keluar temen-temenku dan penonton yg datang memberiku selamat.
"congrats" kata Gao memberikan buket bunga kecil dan terselip silverqueen disana.
"selamat yah.. Wah alhamdulillah kelar sudah. Tapi tadi udah bagus! Kata oki
"huum, untung tadi cuma kutil2 aja. Aaaa~ leganya kamu El." kata Fanya
"selamat-selamat." kata Fajri
Dan beberapa adek tingkat jg yang lain memberikan ucapan selamat.
"Akhirnya.. Kamu berhasil melangkah 1 step ke depan. Congratulation." kata laki laki berhem biru polos dengan rangkaian bunga mawar pink ditangan kirinya, Niko.
Namun yang membuatku heran dia datang dengan Garin. Ya partner 1 PKL denganku.
"Selamat ya El. Aku tahu kamu dari papa kalau hari ini ujian." Garin pun juga membawa bingkisan boneka chimchim. Saking terangnya berwarna kuning sampai-sampai mengalahkan pandanganku. Dia tahu seleraku kpop.
"thank you all..... "
Aku menerima hadiah-hadiah itu.
Namun ada yang mengganjal dari ucapan Garin."bentar, kamu bilang tadi papamu yang kasih tau?" aku sekaligus penasaran, ada kepentingan apa papa Garin tahu jadwal ku ujian. Aku bukan publik figur di kampus maupun diluar. Aku hanya mahasiswa biasa yang mencari kesibukan dengan berenang.
"dia sodaraku. Anak om Dodik. "
Kata Niko menjawab lebih dulu"What? Jadi kalian... "
"Ya kak Niko benar." kata Garin memperjelas. "sepertinya dulu waktu PKL ada yang bilang kan kalau papaku dosen. Tapi aku emang gak mau expose. Ya cuma temen-temenku aja yang pernah main ke rumah yang tahu."
"Dan setelah ini aku ditunggu sama papahmu untuk mendiskusikan revisi.. " lanjutku menyelesaikan kalimat dan bergegas ke ruang jurusan dan bertemu Pak Dodik.
--------
Oke kita lanjut besok yah..
Thank you for reading, comment, and vote yaaa♥
Sepertinya harus nambah cast di depan untuk
Garin
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Milk [OnGoing | REVISI]
Teen Fiction--------------- Thank's for waiting and thanks for your vote. Akhirnya come back jg..👏 D-5 sebelum melakukan rutinitas Akan ku up lagi cerita ini. Persiapan judul baru. --------------- New synopsis: Setelah box biru emboss flower yang ditemukan di...