#6. Perhatian Kecil

111 22 11
                                    


Perhatian itu muncul karena rasa sayang bukan karena belas kasihan.
-----------------------------------------------

Happy reading🤗


"Assalamualaikum" sapa Dzaki

"Wa... waalaikum salam" balas Keisya terbata bata

"Maaf kalo boleh saya tahu kenapa kamu masih disini?" Tanya Dzaki

"Sa...saya lagi nunggu jemputan"

"Masih lama? Kalo mau saya bisa antar kamu sampai rumah. Hari mulai gelap dan hujan semakin deras, saya tidak tega liat kamu sendirian." Ujar Dzaki panjang lebar

Keisya ingin menolaknya karna takut jika ada fitnah diantara mereka berdua, namun disisi lain dia juga takut jika harus menunggu di halte dengan keadaan hujan yang deras dan petir yang kali kali menyambar. Dia mencoba menghubungi Azka sekali lagi namun benar saja dia tidak mengangkatnya.

"Di mobil ada umi, kamu tenang aja" ucap Dzaki

Kaca mobil terbuka dan terlihat wanita paruh baya itu sedang tersenyum kearah Keisya.

"Jadi gimana, kamu mau saya antar atau nunggu jemputan?" Tanya Dzaki kesekian kalinya lalu dibalas anggukan oleh Keisya.

Mobil itu sudah berjalan meninggalkan halte. Keisya duduk dibelakang bersama umi Dzaki.

"Nak, kenalin nama umi Aisyah. Kalo umi boleh tau siapa nama kamu?" Tanya Aisyah umi Dzaki

"Nama saya Keisya umi" balas Keisya sembari tersenyum kearah umi Aisyah.

Dzaki memperhatikan kedua perempuan itu di kaca spion tengah.

"Maaf, rumah kamu kearah mana?"

"Lurus aja, nanti di pertigaan ngambil jalan yang kanan" balas Keisya.

Sesampainya di rumah bercat putih itu, Keisya keluar dari mobil dan berterima kasih kepada umi dan dzaki, karna sudah mengantarnya pulang dengan selamat. Hujan yang tadinya deras sekarang mulai reda.

"Umi, Dzaki. Masuk dulu yuk" ajak keisya

"Kapan kapan aja ya nak" balas umi tersenyum

"Kalo gitu saya sama umi pamit pulang. Assalamualaikum." ucap Dzaki berpamitan lalu menjalankan mobilnya menjauh dari rumah keisya.

🍁

Dzaki berada di ruang keluarga bersama Fahmi dan Aisyah. Mereka sedang menonton dan mengobrol ringan.

"Dzaki. Kamu kenapa senyum senyum sendiri" tanya Fahmi

"Engga apa apa Bi" jawabku lalu mengambil keripik singkong diatas meja. Setelah itu aku memakannya.

"Halah bohong Bi, dzaki lagi kasmaran tuh" kata bunda tiba tiba membuatku tersedak.

Uhuk... Uhuk...Aku mengambil air putih kemudian meminumnya sampai habis.

"Kasmaran sama siapa?" Tanya Abi yang mulai penasaran dengan pernyataan umi.

"Tanya aja langsung sama orangnya bi" balas umi melihat kearah Dzaki

Dzaki merasa sedang di introgasi pun langsung berdiri dan hendak pergi keluar, namun Fahmi dengan cepat menahannya.

"Mau kemana kamu? Abi belum selesai berbicara" ujar Fahmi

"Mau keluar bi" balas Dzaki sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Kamu jangan menghindar dari Abi, sekarang duduk. Abi mau bicara sama kamu" ujar Fahmi dengan tegas kemudian Dzaki duduk kembali ketempat asalnya karena takut jika Abinya marah.

"Kamu udah mulai menyukai lawan jenis?" Tanya Abi yang membuatku canggung untuk menjawabnya, ya canggung kalau harus membahas perihal cinta dengan orangtua. Rasanya aneh saja, karena semua ini tidak biasa.

"Umi udah masak? Dzaki lapar mi pengen makan" ujarku untuk memalingkan pembicaraan, namun Fahmi langsung melihat kearah Dzaki dengan tatapan tajam.

"Astaghfirullah abi, natap dzaki nya gak usah gitu juga kali bi" ucapku karena takut jika Abi nya mengamuk

"Makanya jawab dulu pertanyaan Abi. Jangan coba-coba lari dari Abi"

Aku menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkan nya dengan pelan.

"I..iya bi. Dzaki lagi suka sama seseorang" balasku dengan cepat

"Berapa banyak perempuan yang kamu suka? Apa kamu pacaran? Apakah kamu pernah menyakiti hati perempuan?" Tanya Abi yang membuatku kaget mendengar nya.

Abi menatapku tajam. "Dzaki cuma suka sama satu orang, Dzaki gak pernah pacaran ko bi,tapi dzaki dulu pernah deket aja." Ucapku jujur

"Siapa namanya?" Pertanyaan ini yang membuat jatungku berdetak takaruan.

Aku bingung kenapa Abi menanyakan perempuan yang aku sukai dan semua pertanyaan yang Abi berikan itu bermaksud apa? Yang jelas aku tidak mengerti.

"Siapa namanya? Kali aja Abi kenal sama orangnya "

"Orang yang Dzaki suka itu namanya Keisya. Dia satu jurusan sama dzaki" ucapku jujur.

"Nah kan, umi udah ngerasa kalo kamu itu suka sama nak keisya. Umi liat tatapan kamu ke nak keisya itu berbeda" ujar Aisya

"Umi kenal sama nak keisya?" Tanya Abi

"Umi kenal Bi, dia anaknya Bu Lisa teman umi waktu sekolah dulu"

"Benarkah?" Ucapku spontan yang membuat Umi dan Abi melihat kearahku.

"Kenapa? Kurang jelas umi mengatakan nya?" Aisyah berbalik bertanya.

Ini salahku kenapa harus melontarkan pertanyaan seperti itu, dan sekarang aku yang sulit untuk menjawabnya.

"Emm...enggak umi" jawabku lalu pamit menuju kamar untuk menghindari pertanyaan yang umi dan Abi berikan.



Tbc.

NOTE

Makasih ya buat kalian yang udah baca cerita author🙏

Kalo kalian suka sama cerita author, boleh klik bintang di kiri bawah yaa...🤗Tapi kalo gak mau juga gpp gak maksa hehe😅

Tunggu part selanjutnya ya...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta dalam Do'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang