Bertarunglah secara sehat,
Jangan secara kotor ,
Karena hal tersebut akan sia-siaDengan langkah gontai,kaki-kaki Kalila membawa sang pemilik kearah atap kelas,yang tak lain kearah rooftop.Tempat ini adalah tempat favorit Kalila,karena disini ia bisa merenungkan beberapa hal,karena keadaannya yang jarang di datangi orang dan ketenangan yang semakin membuat Kalila betah berlama-lama ditempat seperti ini.
Salah satu hal yang membuat kaum Adam tertarik pada Kalila adalah ketenangannya yang luar biasa tak bisa di ganggu.Jika ketenangannya terganggu,Kalila akan merasa dunia miliknya luruh kelantai dengan suara dentuman keras yang memekakan telinga.
Langkah kaki Kalila berhenti didepan satu bangku panjang yang entah oleh siapa disiapkan,yang telah berada sudah lama sekali.Ia duduk dengan pandangan kedepan,yang mengarah pada jalanan kota,yang mempertontonkan betapa sibuknya kota metropolitan.
"Huhhh"helaan nafas kasar keluar dari mulut Kalila,mempertandakan betapa lelahnya ia menjalani hari yang panjang setiap perjalanan hidupnya.
Kalila menselonjorkan kedua kaki-kaki mungilnya tepat diatas bangku yang kini ia duduki.Selain ketenagan,Kalila suka dengan tempat ini karena ia bisa sendirian tanpa ada penganggu,khususnya ia bisa menghindari salah satu makhluk Tuhan yang paling ingin ia jauhi dari muka bumi ini.
Bersandar pada kepala bangku yang ia duduki,Kalila memejamkan kedua matanya.Merasakan semilir angin lembut yang menerpa wajah cantik miliknya.
Dengan kedua alis tebal yang ikut menghiasi wajah oriental nya,kedua mata yang siap menatap orang dengan tatapan menghunus,hidung mancung yang terpahat sempurna,serta memiliki bibir yang unik,menjadi daya tarik tersendiri bagi seorang Kalila Atmistika.
Namun sayang seribu sayang,semilir angin lembut kini berubah menjadi hawa panas yang membakar api emosi dalam diri Kalila,ketenangan yang ia rasakan tadi seketika lenyap,saat ia menyadari kehadiran seseorang disampingnya.Siapa lagi kalau bukan sang penganggu ketenangan Kalila,Afra Nicholas Saputra.
Dengan berat hati,putri ketenangan merasa dunia nya terusik dan dengan segera,ia membuka kedua matanya.Menghentikan dunia pastel yang selalu ia bayangkan dikala ia tengah merasakan ketenangan,kini setengah kotanya roboh,diganti kehebohan yang tiada tara.
Kini dihadapan nya,berdiri menjulang seorang pemuda yang sangat ingin Kalila lenyapkan dari muka bumi.Afra,lelaki itu menenteng sebuah plastik yang berisi beberapa permen karet dan minuman dalam gelas plastik.
"Neng Lila kalau lagi galau harus banyakin minum sama makan permem karet,biar galaunya ada manis-manisnyaaaa gitu!"kata-kata semangat terlontar dari mulut Afra,namun,reaksi Kalila hanya memutar bola matanya malas.
Bukan reaksi ini yang Afra harapkan dari cewek kalkulator didepannya,namun,tak gencar juga ia menganggu sang pujaan hati.
"Sebenernya mau lu itu apaan sih?!Gak cukup apa lu gangguin hidup tenang gue dikelas,huh?!"tak tahan dengan sikap pemuda didepannya,dengan tak sadar Kalila membentak cogan narsis didepannya.
Afra terkejut dengan sentakan yang ia dapatkan dari Kalila,namun,ia masih bisa menerima beberapa kata yang menghujam hatinya yang paling dalam dari cewek kalkulator didepannya ini,dan tersenyum miris.
Seakan tersadar telah membentak cogan narsis didepannya,Kalila segera memasang wajah bersalah nya dan bangkit dari duduknya,lalu mendekati Afra,namun cogan satu itu malah menjauhi Kalila dengan memundurkan langkah panjangnya.
"Af,gue minta maaf,gue gak ada mak-" kata-kata yang sedemikian rupa telah Kalila susun dikerongkongan,dengan cepat kilat omongannya dipotong oleh Afra.
"Iya,gue tahu lu benci ama gue,cowok yang gangguin lu tiap hari.Tapi maaf,sikap lu udah keterlaluan sama gue,jadi gue gak bisa nerima perlakuan lu yang satu ini Lil.."tegas Afra dengan lirih tepat didepan Kalila.
Kini gadis berotak kalkulator tersebut mematung ditempat,bingung ingin mengatakan apa pada cowok yang kini berada didepannya.
"Gue jadi cowok serasa terhina sama kelakuan lu yang satu ini"setelah mengatakan hal tersebut,Afra berbalik dan melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda dan berjalan menuju kelas,meninggakkan kresek yang tadi ia tenteng berisikan beberapa permen karet dan minuman dalam gelas plastik.
Masih bergeming,Kalila mencerna setiap kata yang keluar dari mulut si cowok penganggu dunia ketenangannya.
"Gue jadi cowok serasa terhina sama kelakuan lu yang satu ini" kalimat yang keluar dari mulut si cogan narsis kembali terngiang dibenak Kalila.
Terbesit rasa sesal dan bersalah dalam hati terdalamnya.Namun,ego masih menguasai akal sehat Kalila,dan cewek kalkulator tersebut kembali bergeming ditempatnya semula.
***Arah langkahnya mengarah pada kelas,namun hatinya mengatakan ia butuh obat-obatan untuk mengobati hatinya yang terhujam kata-kata pedas Kalila.
Afra melanjutkan langkah kakinya menuju UKS,sesuai dengan kata hatinya.Ia butuh obat untuk hatinya,entah apa nama obatnya,yang terpenting hatinya bisa sembuh sekejap mata.
Saat dirinya sampai di UKS,segera ia membaringkan tubuh besarnya pada ranjang yang tersedia didalam ruang UKS.Afra menumpangkan sebelah tangan kanannya pada kedua mata,dan memejamkannya.
Tak sampai lima menit,Afra mendengar suara pintu terbuka,diikuti langkah kaki seseorang yang mendekati dirinya yang tengah terbaring.
Lalu,Afra pun dengan terpaksa membuka kedua matanya yang terpejam.Ia menemukan sang penghujam belati hati,yang menusuk kedalam hati nya.
Kalila akhirnya duduk diranjang,setelah posisi Afra berubah dan sekarang ia tengah terduduk diatas ranjang,namun dengan wajah yang ia palingkan kearah lain,mencerminkan bahwa ia masih kecewa dengan perilaku Kalila terhadapnya.
"Af,gue...minta maaf.Gue...nyesel udah ngebentak lu"dengan wajah tertunduk,Kalila memohon maaf pada Cogan Narsis didepannya ini yang kini hanya diam,tanpa mengatakan satu kata pun,yang biasanya berteriak heboh bila ia sedang berada didekat Kalila.
Namun,lihat saja reaksinya saat ini.Ia hanya bergeming ditempat,walau sebenarnya ia sangat senang cewek bodo amat didepannya ini bisa memohon maaf hanya untuk dirinya.
"Afraaaaaa,jan diem mulu dong!" menegerucutkan bibir kesal,nada bicaranya pun berubah manja,seketika Afra pun memalingkan mukanya kearah Kalila dengan tak percaya.
"Lah,ini siapa?Neng Lila nya Mas Afra,kan?!"dengan gerakan kilat,Afra menyentuh dahi Kalila,mengecek suhu badan Kalila.Apakah benar cewek didepannya ini adalah cewek kalkulator yang tingkat kebodoamat-annya berada dipuncak?
"Ihhhh,Afra ngeseliiiiiin!"Kalila menepis tangan besar yang berada didahinya.Masih dengan bibir yang mengerucut sebal.
"Aaah tambah sayang kannnn!"Afra meraih tubuh mungil Kalila kedekapannya,tak lupa juga dengan keeratan pelukannya pada cewek dalam dekapannya.
"Afraaaaaa,jijik tahuuu!"mencoba melepaskan dekapan erat yang mendarat ditubuhnya,Kalila memukul-mukul dada bidang Afra dengan kedua kepalan tangan kecilnya.
"Duh,Neng Lila nya siapa sihh?Gemesh deeh!"tergelak,masih dengan posisi mendekap Kalila,sebelah tangannya mencubiti pipi Kalila gemas.
"Neng Lila nya siapa yaaaaaa?"Kalila memasang wajah berpura-pura berfikir keras,membuat Afra gencar mencubiti pipi Kalila dengan gemas.
"Ya neng Lila nya Mas Afra dooong!Masa neng Lila nya mas-mas tukang somay!"kata ajaib dari mulut Afra sukses membuat Kalila tergelak,sampai-sampai Afra lupa cara untuk bernafas melihat tawa manis dari Kalila.
"Oksigen mana oksigen!"Afra bergaya seolah persediaan oksigen dimuka bumi ini lenyap,sebelah tangannya memegangi dadanya,dan sebelah tangannya lagi kelabakan seolah mencari rupa oksigen yang sebenarnya.
"Ah mas Afra sa ae,dah!"demi apapun,Afra merasa persediaan oksigen dibumi ini benar-benar habis.
***
Tbc gaisss;(
Gimana cerita Author?
Klo gasuka yaudah see yo papayy readears;((
KAMU SEDANG MEMBACA
Sentaku
Подростковая литератураBendahara kelas,bendahara exul,sekaligus bendahara OSIS,kadang membuat seorang Kalila Atmistika keteteran dengan hitungan yang kadang kelebihan ataupun kekurangan.Nekad memang,menjadi kepribadian yang selalu dicari teman kelas,teman exul,teman seor...