Halu-3

23 7 1
                                    

Selamat membaca! ❤

•♡•♡•♡•♡•

Yuna membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Ia menguap sambil merenggangkan otot-otot lengannya yang entah kenapa tiba-tiba ia rasa kebas.

Tapi,.. tunggu.

LOH TADI KAN GUE LAGI SAMA SEHUN! ANJIR!

Yuna tersadar lalu cepat-cepat turun ke bawah mencari Mamanya. Ia bahkan sampai lupa minum padahal baru saja bangun dari pingsannya.

"Mah! Mamaaaa!" panggil Yuna berteriak. Ia langsung menghampiri Mamanya yang sedang menonton tv di ruang tengah.

"Jangan teriak-teriak Dek, ini bukan hutan," ujar Mamanya. Yuna tak mengindahkan, ia langsung mengambil posisi duduk di samping Almira.

"Bentar, Mama ambil minum dulu."

Setelah kembali dari dapur Almira langsung memberikan gelas berisi air putih itu kepada putrinya. Yuna menenggaknya terlampau cepat sampai membasahi kerah bajunya.

"Ck, kamu ini kayak bocah aja. Mama kan udah berapakali bilang, kalo baru bangun itu harus minum dulu. Nanti kamu kekurangan cairan, gimana? Siapa yang susah kalo kamu sakit?" omel Mamanya panjang.

Yuna mempoutkan bibirnya. "Ih Mama mah gitu sama anak sendiri. Yuna bukan bocah lagi, Ma!"

"Iya bukan bocah tapi baju tidur aja gambar Hello Kitty," cibir Mamanya.

"Mama apaan sih!" Yuna mencebik. "Yuna kenapa bisa ada di sini? Perasaan tadi Yuna lagi di resto deh, Ma. Terus Amel sama Adnan di mana?" tanya Yuna bertuntun.

"Kamu habis pingsan, Sayang. Makanya kalau pulang sekolah itu langsung ke rumah. Bukannya malah jalan," nasehat Almira lalu menidurkan putri kesayangannya di pahanya. Ia mengelus surai kecoklatan Yuna pelan. Mendadak Yuna merasa hangat.

"Amel sama Adnan, ninggalin Yuna?" tanya Yuna. "Emang mereka itu gak berperiketemanan banget. Main ninggalin gitu aja." Yuna mengambil kesimpulan. Almira yang mendengarnya lalu mendengus. Menjitak kening Yuna pelan membuat sang anak mengaduh.

"Kamu ini kerjaannya soudzon terus. Justru mereka yang bawa kamu ke sini."

"IH MASAA?"

"Jangan teriak-teriak, Dek!" omel Mamanya.

"Ya habisnya tadi Yuna lagi kesel sama mereka. Mana mereka sibuk milih buku. Kayak itu buku lebih cantik aja dari Yuna. Kan jadi kesel!" ujar Yuna mendadak kesal.

"Kata Amel kamu pingsan karna halu. Emang iya?"

Yuna terdiam. Tidak mungkin dia mengatakan yang sebenarnya pada Mamanya. Bisa-bisa Mamanya itu heboh sampai memberitahu Papanya.

Meski begitu, Yuna tahu kalau kedua orangtuanya sangat sayang pada dirinya. Caranya saja yang kadang berlebihan.

"Nggak, kok. Amel ngibul tuh Ma. Udah ah Yuna mau bobo lagi. Ngantuk." elak Yuna lalu memeluk perut Mamanya. Almira tersenyum geli. Meski begitu ia tetap mengelus sayang pucuk kepala putrinya yang sedang menuju alam mimpi. Yuna tetap putri kecilnya yang manja.

Dasar, katanya bukan bocah tapi tidur aja masih di puk-puk-in kepalanya.

Saat Amel dan Adnan datang membawa Yuna yang pingsan, Almira langsung histeris. Beruntung Amel bisa menenangkan bahwa Yuna hanya kecapean.

Bohong.

Tapi kalau Amel tidak berbohong, bisa-bisa sahabatnya itu dibawa ke rumah sakit diperiksa hanya karena hal sepele.

Halu 24/7 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang