66 6 0
                                    


***
Introducing

The people who will be present in my story

***

Zweiryn Gianina Khansa

Ryn panggilannya. Sosok teladan yang sering dielu-elukan keberadaannya. Entah karena paras, prestasi, pun bisa jadi kasta. Si baik, ramah, dan pintar yang mampu menyihir setiap pasang netra yang memandangnya dengan senyum indah, sehingga yang terlihat hanya semburat bahagia dan tawa manis. namun layaknya bunga musim semi, ia mampu gugur begitu saja dipandu angin dan diiring waktu.

Dengan segala sisi dari diri Ryn yang tampak nyaris sempurna bagi sebagian orang, patut saja rasanya banyak rasa kagum yang berdatangan untuk gadis itu. Entah kagum akan paras, prestasi, tutur kata, tingkah laku dan yang lain. Tidak sedikit laki-laki yang ingin mengenal diri Ryn lebih jauh, namun memiliki hubungan romansa seperti itu tidak termasuk dalam barisan prioritas Ryn kala itu.

Lebih dari itu, Ryn ingin belajar untuk menumbuhkan cinta pada dirinya sendiri terlebih dahulu. Ryn ingin berdiri dengan kakinya sendiri, ingin menjadi Ryn yang lebih baik. Meskipun butuh waktu, Ryn tetap ingin mencoba. Perlahan-lahan, sedikit demi sedikit, mulai merangkak, lalu berjalan meski pelan, sampai bisa berlari kencang. Hingga akhirnya, meskipun bunga musim semi itu tetap akan terbang diterpa angin, namun keindahannya tidak akan mudah untuk dilupakan, bahkan membuat orang-orang bersedia menunggu untuk musim semi berikutnya.

Wang yiren AsZweiryn Gianina Khansa (Ryn)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wang yiren
As
Zweiryn Gianina Khansa (Ryn)


"Kita memang berhak marah, tapi kita nggak tau apakah kesalahan yang dilakukan kepada kita itu adalah hal yang dikehendaki diri dia juga. Bisa jadi itu pilihan terakhir buat dia"

***

Julian Aksevha Bagaskara

Dia Lian. Lelaki yang identik dengan motor gede kesayangannya. Bagi orang yang pertama kali melihat sosok Lian, nampaknya hal yang pertama kali muncul dalam pikirannya adalah sosok anak badung yang sering berbuat onar, atau sang casanova yang mempermainkan hati para gadis.

Tapi salah, Lian bukan orang yang gemar memulai keributan, bahkan Lian benci keributan. Dia juga bukan bajingan yang pergi kesana-kemari dengan perempuan dikanan kirinya, Lian sangat menghormati perempuan. Bagi Lian, kaya atau miskin, baik atau buruknya seseorang, tidak akan bisa mengubah fakta bahwa perempuan adalah makhluk yang hebat.

Bicara tentang perempuan, lelaki ini selalu kagum dengan perempuan ulet dan mandiri. Perempuan yang dapat berdiri dengan kakinya sendiri. Perempuan yang tidak mudah goyah dan teguh pada pendiriannya.

Seize The Day || Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang