Bab 14

2.2K 288 24
                                    

Hawa di luar hotel bintang lima ini terasa lebih dingin dan kering daripada biasanya. Musim dingin yang selalu datang setiap akhir tahun sebentar lagi akan menyapa. Tidak heran jika suhu yang bisa Neji rasakan ini cukup mampu untuk menggigilkan tubuhnya.

Namun, sekalipun udara di luar sana menusuk tubuhnya, Neji tetap tidak bergeming sedikitpun. Pria setinggi seratus delapan puluh senti kurang itu masih berada di luar sana sembari menyandarkan dirinya di pagar balkon tempat ia berada.

Pesta pernikahan Hinata masih berlangsung di dalam sana. Hirup pikuk orang berbincang-bincang, suara musik yang berdetum, dan cahaya terang khas pesta, menandakan bahwa pesta sehari semalam itu belum menandakan akan usai beberapa jam ke depan. Neji memperkirakan pesta itu akan usai lewat tengah malam nanti.

Tapi persetan! Neji tidak peduli. Berada di dalam ruangan itu membuat kepalanya pusing. Terlebih, melihat muka sengak Uchiha yang berengsek itu membuat Neji semakin tidak tahan. Sehingga, pria berumur dua puluh tujuh tahun ini memilih menyendiri di luar gedung sembari menghusap batangan nikotin kesukaannya dibandingkan harus berada di dalam ruangan itu semari memakan hati.

Sebelah tangannya memegang satu lintingan rokok; sebelah tangannya yang lain merogoh kantong jasnya mencari pemantik. Neji berdiam di tempat ini karena di dalam tidak ada ruangan bebas asap rokok sama sekali.

Ini bukan pertama kalinya Neji merokok; pria itu sudah sering merokok semenjak ia masih mahasiswa. Namun, walaupun Neji memang sudah merokok sejak lama, ia bukan termasuk perokok berat; ia hanya merokok jika merasa lelah dan penat saja.

Hari ini memang tidak sepenat hari-hari biasanya. Tidak ada rapat yang memusingkan pikirannya; tidak ada proyek yang melelahkan badannya. Tapi apa yang ia rasakan hari ini, benar-benar menguras dirinya sendiri. Neji merasa dirinya tidak sekuat itu untuk tetap waras; ia benar-benar merasa lelah.

Neji tidak pernah menyukai ide pernikahan politik; ia pribadi juga tidak mau dinikahkan dengan alasan politis. Namun, keputusan pamannya itu mutlak. Neji tidak akan pernah bisa membantahnya sekalipun ia memaksa.

Ada banyak alasan di balik perinikahan Hinata ; ada banyak pula yang terlibat dalam keputusan itu. Hyuuga Hiashi memang bukan orang yang menginisiasi pernikahan ini, namun pria paruh baya itu lah yang memberikan izin untuk menikahkan Hinata dengan Sasuke. Neji yang saat itu hanya berdiri sebagai tangan kanan Hiashi, hanya bisa mengikuti keputusan kepala keluarga Hyuuga itu tanpa membantah sedikit pun.

"Ah sial," gerutu Neji pelan ketika pemantik yang ia nyalakan tidak mengeluarkan percikan api, "Bisa-bisanya habis di saat-saat seperti ini."

Korek api kecil itu sama sekali tidak menyala. Benda kecil berukuran persegi panjang itu seakan tidak mau mengeluarkan isinya sekalipun Neji sudah memantiknya berkali-kali.

Benar-benar mengesalkan. Bahkan saking kesalnya, Neji hanya bisa menghembuskan napasnya pasrah. Seluntung rokok masih ada di bibirnya dan sekotak pemantik tak berguna ada di tangannya. Kombinasi yang tidak pas untuk menghilangkan penatnya.

Namun, apa mau dikata, Neji tidak punya pilihan. Ia selalu merasa tidak punya pilihan sekalipun pilihan itu sebenarnya diciptakan, bukan disediakan.

"Kau ingin pemantikku?"

Suara berat itu terdengar oleh Neji. Pria paruh baya itu menawarkan sebuah pemantik padanya.

Neji tidak mengenali pria itu, namun wajah yang pria itu miliki terasa cukup familiar bagi Neji. Kedua matanya berwarna hitam, rambut panjang berantakannya yang gelap, dan senyum angkuh yang khas, Neji merasa pernah melihat pria itu tapi ia tidak ingat dimana tepatnya. 

"Tidak apa-apa, aku bukan orang yang mencurigakan. Aku juga tamu dari pesta ini," ucap pria itu lagi seakan bisa membaca isi pikiran Neji.

Neji terdiam sejenak; kedua matanya menatap pemantik itu. Ia tidak memiliki alasan untuk menolak; ia memiliki alasan yang jelas untuk menerima. Akhirnya, Neji mengambil pemantik yang disodorkan padanya. Selain karena tidak enak menolak tawaran pria itu, Neji memang membutuhkan pemantik saat ini.

Eyes on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang