Bab 20

2.8K 278 39
                                    

Ada yang aneh di pagi hari ini. Satpam perusahaan yang terkenal sakti mandraguna itu tiba-tiba jatuh sakit. Pria tua yang biasanya mengisi shift pagi itu tidak terlihat di sudut manapun. Konon katanya, apabila beliau tidak dalam kondisi yang sehat, akan terjadi suatu malapetaka besar.

Oke, itu mungkin hanya suatu kebetulan yang tidak ada artinya. Semua orang bisa sakit dan itu tidak membuktikan apapun. Tapi, ketika Sasuke dengan senyumannya yang lebar dan perasaannya yang seperti di taman bunga datang ke kantor dengan semangat hari Senin padahal ini hari Jumat, seluruh orang di perusahaan yakin sekali kalau satpam itu memang benar-benar sakti.

Hari ini pasti akan ada badai besar. Semua orang yakin itu.

Kenyataannya, pimpinan Uchiha yang satu ini tidak pernah terlihat seperti sepositif dan seberbunga ini. Ia selalu terlihat tajam, kejam, dan mengintimidasi. Setiap orang yang masuk ke ruangannya akan depresi; setiap orang yang rapat dengannya akan kehilangan semangat hidup. Itu adalah bukti nyata yang telah diakui oleh seluruh karyawan di perusahaan. Bahkan, sekalipun mereka sudah mengabdikan diri mereka di perusahaan lebih dari belasan tahun, mereka tetap saja merasa stres dan depresi setiap kali bekerja di bawah pimpinan secara langsung.

Popularitas kekejaman Sasuke tidak berhenti sampai di situ. Desas-desus yang beredar, ada karyawan yang bunuh diri setelah melakukan proyek bersama pimpinan Uchiha itu. Ia bunuh diri di ruang kerjanya dengan cara lembur tujuh hari berturut-turut. Arwahnya yang tidak puas itu menggentayangi satu lantai tempat dia meninggal. Isunya, lantai empatlah tempat ia meninggal dunia.

Namun, seakan tidak mendengar gunjingan miring di belakangnya, pimpinan Uchiha yang—sesungguhnya—mempesona itu malah bersikap seakan tidak ada masalah. Ia datang ke kantor dengan senyuman lebar di bibirnya serta langkah yang tegap dan bersemangat seakan sedang memulai hari yang baru. Tidak hanya itu, orang yang dikenal paling mengerikan satu perusahaan itu menyapa seorang karyawan magang dengan nama lengkapnya tanpa terkecuali.

"Selamat pagi, Konohamaru Sarutobi. Kemejamu bagus hari ini."

Begitulah sapaan Sasuke pada Konohamaru, salah satu karyawan yang baru magang sekitar tiga bulan belakangan ini. Sasuke menyapa anak itu bahkan menepuk pundak pria yang umurnya baru mencapai dua puluh tiga tahun.

Namun, bukannya merasa tersemangati ataupun termotivasi, karyawan magang itu terlihat semakin depresi. Tubuhnya yang tidak seberapa itu langsung jatuh merosot ke lantai. Ia mulai berpikir apakah ia akan kehilangan karirnya hari ini.

Tapi, setelah ditunggu-tunggu satu perusahaan, karyawan magang itu tidak dipecat. Jangankan dipecat, Sasuke bahkan memanggil karyawan itu beberapa kali untuk sekedar membuatkan kopi untuknya ataupun mengopikan beberapa kertas yang ia butuhkan.

Oke, hal itu memang tidak begitu aneh kalau dipikir-pikir. Karyawan magang memang babu karyawan tetap. Bahkan status karyawan magang lebih rendah dibandingkan tetua satpam sakti di bawah sana. Tapi, yang membuat orang semakin heran, saat seorang karyawan lama yang sudah bekerja di perusahaan ini selama kurang lebih satu tahun melakukan kesalahan fatal saat presentasi—kurang melampirkan data secara komprehensif—Sasuke tidak marah sama sekali. Pria itu bahkan hanya tersenyum bahagia sembari mengatakan, "Oke saya tunggu datanya nanti siang."

Seluruh orang yang ada di ruang rapat itu terdiam. Wajah mereka mendadak pucat pasi dan bibir mereka tertutup rapat-rapat.

"Bencana macam apa yang akan terjadi di hari ini, Tuhan?!" begitulah jeritan seluruh peserta rapat saat itu.

Mereka semua tidak terbiasa dengan sikap Sasuke yang semenyenangkan ini; mereka semua terlalu biasa dengan sikap Sasuke yang kejam dan otoriter. Anomali aneh yang terjadi saat ini terlalu drastis, bahkan pakar teori konspirasi yang sering berkumpul saat jam makan siang merasa kalau pimpinannya saat ini telah digantikan dengan seorang alien.

Eyes on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang