Catatan #3 : Takbir Lebaran

1.3K 157 50
                                    

Halo!
Oke, sebelumnya aku mau nyapa bentar karena dua part sebelumnya aku belum benar-benar ngasih author notes :'
Jadi, jujur awalnya nulis Alkana's Diary cuma karena aku lagi butuh refreshing (soalnya capek mikir berat buat cerita yang lain). Awalnya nggak berharap bakalan banyak yang baca sih, soalnya ini buat senang senang aja. Karena memang aku lagi pengen ngerefresh otak makanya muncullah work ini.

Eh tapi selama beberapa hari setelah Alkana's Diary di publikasikan ternyata lumayan banyak yang baca HAHAHAHA
Nggak nyangka sih jujur. Tapi mau makasih buat yang mau baca (terlepas dari entah kalian kasih timbal balik atau nggak) aku makasih banget. Selama ini aku nulis karena pengen, karena hobi juga jadi nggak terlalu mengharapkan timbal balik berupa vote atau komen. Ada yang baca aja seneng sih wkwk

Ya intinya disini mau ngucapin makasih aja buat kalian hehe

Terus juga karena besok lebaran, minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin semuanya ❤️

Btw, part ini gaada hubungannya sama virus covid yang lagi merajalela ya!

Happy reading semuanya!

.

.

.

Biasanya, pada malam takbiran menjelang hari lebaran Winwin masih dalam perjalanan dari Bandung ke Jakarta. Tapi untuk pertama kalinya, tahun ini dia sudah berada di rumah seminggu sebelum hari lebaran.

Senang tentunya, karena Winwin jadi bisa merasakan bagaimana membantu Bunda Wanda memasak rendang dan soto ayam. Menyusun kue-kue kering untuk disuguhkan pada tamu besoknya, atau sekedar menikmati sahutan takbir dari masjid yang letaknya tak begitu jauh dari rumah mereka, lengkap dengan sahut menyahut petasan yang di tembakkan ke langit dan suara ribut anak-anak.

Momen seperti ini, dulu jarang sekali bisa Winwin rasakan. Pada malam lebaran dia akan dijalan, terjebak pada kemacetan lalu lintas dan akan sampai pukul dua malam. Dulu, Winwin benar-benar tidak bisa merasakan malam lebaran bersama keluarganya karena perkara urusan perusahaan tempat dia magang dan jarak.

Tapi, sekarang Winwin lega dia setidaknya merasakan kembali momen itu. Sejenak rasanya benar-benar senang sampai tidak bisa berkata-kata di depan kue nastar.

"Loh kak? Belum selesai ditata? Ibun kira udah selesai loh."

Bunda Wanda datang ke ruang tamu dengan mengenakan celemek. Aroma rendang sayup-sayup tercium membuat Winwin ingin beranjak untuk sekedar mencicipi sedikit.

"Em, ini aku gatau gimana posisi yang bagus." Winwin menggaruk tengkuknya.

"Ih, ibun kira kamu paham tadi ibun jelasin?"

"Ya sedikit.."

"Di susunnya ngebundar aja. Kalo nggak cukup tumpuk diatasnya lagi. Supaya nggak hancur. Terus nanti, minumnya disusun di samping toples oke?"

"Iyaa bundaa.."

Bunda Wanda ketawa, terus pamit pergi ke dapur lagi. Dan, Winwin balik di kegiatan dia masukin nastar ke dalam toples sambil pasang muka penuh konsentrasi. Takut kalo ada yang salah taruh terus hancur dan malah berakhir masuk ke mulut dia.

Alkana's Diary : Wenyeol (ft. Renjun, Winwin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang