💜 DUAPULUH DUA 💜

35 5 16
                                    

Hai semuanya...

Makasih banget ya konco konco atas dukungannya selama ini..

Maaf ya, udah bikin kalian nunggu..

Btw.         ⬇️⬇️⬇️⬇️

JANGAN LUPA VOTE NJIR!!

____________________________________

Tae langsung berlari menjauh, meninggalkan Atha yang terpaku di tempatnya. Yang ada di dalam benak Atha hanya satu hal,

'Apa yang sudah aku lakukan?'

( ˘ ³˘)♥

Tiba-tiba Hoseok yang sedari tadi berdiri di belakang, maju dan berdiri di samping Atha.

"Kau benar-benar menyakiti perasaannya."

"Aku tau, dan sekarang hatiku sangat sakit. Apa yang harus aku lakukan?"

"Pertama, bayar belanjaan ini dulu. Jangan lupa beli dagingnya!"

"Hmm lakukan sesukamu. Aku hanya ingin segera pulang."

Mereka berdua pun segera memasukkan beberapa daging kedalam troli belanja, membayar nya di kasir, lalu menuju ke parkiran. Selama itu juga Atha hanya diam, sedangkan hoseok terus menerus mengoceh. Terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar bukan?

"Ayo, aku akan mengantarmu."

"Tidak usah, aku bawa mobil."

"Mobilmu dibawa Taehyung. Dia tadi mengirimkan pesan kepadaku untuk mengantarmu pulang. Dia sedang ingin menenangkan pikirannya dulu."

"Ahh baiklah, terimakasih."

Hoseok segera memasukkan semua belanjaan yang sudah mereka beli ke bagasi mobil. Kemudian dia menjalankan mobilnya ke arah rumah Atha. Didalam mobil pun hanya Hoseok yang aktif bercerita, sedangkan Atha hanya diam dan sesekali menanggapi.

Sesampainya mereka di rumah, Atha langsung masuk kedalam rumah tanpa menunggu Hoseok terlebih dahulu, ia bahkan belum mengucapkan terimakasih. Tapi Hoseok paham betul, kondisi Atha sedang tidak baik-baik saja, jadi dia memakluminya.

"Loh Atha sudah pulang? Taehyung mana?" Tanya Seokjin yang baru keluar dari kamar Namjoon. Apa yang mereka habis lakukan? Entahlah, author tidak ingin ikut campur, biarkan saja hal itu terbongkar seiring berjalannya waktu.

"Aku tidak tau. Tolong jangan ganggu aku dulu." Ucap Atha memelas. Atha segera menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya, tidak lupa mengunci pintu. Seokjin pun dibuat heran dengan sikapnya.

"Oh, hai Seokjin hyung."

"Hoseok? Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Seokjin dengan nada datar.

"Hanya mengantarkan Atha pulang, dia tadi bertengkar dengan Taehyung. Jadi ya seperti itu." Ucap Hoseok sambil menggaruk tengkuknya canggung.

"Oh seperti itu. Sekarang pergilah! Aku muak melihat wajahmu." Wajah Seokjin sudah memerah, seakan menahan sesuatu untuk tidak meledak.

"Kenapa hyung? Apa karena wajahku mirip dengan 'dia' sehingga kau jadi membenciku? Oh ada apa dengan bau dan cara berjalanmu? Hmmm bau ini.. apakah kau habis melakukan 'itu'? Kini siapa lagi yang menjadi korbanmu, hm?" Hoseok menyeringai misterius.

"Bukan urusanmu! Sekarang pergilah! Kau sungguh membuatku muak." Seokjin sudah gemetaran menahannya.

"Okay okay hyung, aku akan pergi. Oh iya, sebaiknya kau berlatih lagi mengendalikan dirimu hyung. Masak baru bertemu denganku saja sudah gemetaran. Bagaimana mungkin kau akan mengalahkan 'dia' jika kau masih seperti ini? Babay hyungku sayang." Hoseok meninggalkan rumah itu setelah meletakkan belanjaan yang Atha beli tadi di meja ruang tamu.

Ya Gitu Pokoknya | BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang