"Hujan memang seperti luka namun banyak menyimpan duka walau di ujung ada pelangi yang merekah"
Happy Reading
Kantin mulai sunyi beberapa waktu yang lalu dan bel masuk telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Siswa - siswi yang tadinya berhamburan di koridor sekolah, sekarang tengah berada di kelas masing - masing.
"Silver!!" Panggil Niken.
"Iya,?" Jawab Silver. Namun keningnya sedikit berkerut saat di tatap seintens itu oleh Niken.
"Lo punya hubungan apa sih sama Satya?" Tanya Niken penuh selidik.
"Aku gak punya hubungan apa - apa kok sama dia!" Jujur Silver mengenal Satya saja dari Niken jadi untuk apa Niken mengakan hal tidak masuk di akal.
"Kok, Satya pake ngancam Angel yang jelas - jelas menduduki mahkota cewek yang paling di takuti seantero sekolah cuman rela-rela mau ngebelain Lo di depan anak-anak tadi di kantin. Masuk akal gak tuh?" Niken curiga dengan sikap Satya yang seakan akan tidak mau miliknya di ganggu padahal itu hanya sekedar seorang Silver yang bahkan tidak akan pernah tau siapa-siapa orang yang di hadapi nantinya jika memiliki hubungan dengan Satya.
"Aku juga gak tau!" Silver hanya mengangkat bahunya tanda memang tidak tau.
Saat masih mengobrol tiba-tiba temannya masuk dengan keadaan tergesah-gesah.
"Huh huh huh," terdengar ngos-ngosan.
"Kata Ibu Sintia, dia gak bisa masuk jam ini, katanya anaknya mau lahiran. Jadi kita di suruh ngerjain tugas halaman 121, tugasnya kumpulin ke Nana pas jam pulang." Ucapnya dengan 1 tarikan nafas."Nafas dulu Do, mati berdiri tau rasa loh" ujar temannya yang lain.
"Anjir Lo Mal, kalau malaikat lewat terus ngabulin ucapan Lo, gue gantung Lo." Sinis Edo.
"Lah, gimana Lo mau gantung gue Do, kan Lo mati duluan kalau doa gue di Aminin" seluruh penghuni kelas itu tertawa terbahak-bahak dengan recehan Jamal.
• • •
Tringgg tringggg...._____
Bunyi bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Dimana seluruh siswa maupun siswi menunggunya sejak tadi.
Seluruh penghuni sekolah berhamburan pulang dengan langkah bahagia tentunya.
Di parkiran terlihat 3 orang cowok sedang asik membicarakan sesuatu.
"Sat, kita main kerumah Lo yah! Bosan nih gue di rumah!" Ucap Bayu.
"Terserah deh Lo berdua" ya, mereka bertiga tidak lain Satya, Bayu, Ari.
Sudah bisa mereka main ke rumah Satya jika bosan di rumah sendiri. Kata mereka, kalau ke rumah Satya itu bawaannya betah. Mungkin karena kerjaan mereka menghabiskan makanan di rumah sahabatnya.
"Sat, Lo pacaran ya ama tuh cewek temannya Niken" tanya Bayu.
"Lu cowok kan?" Satya balik bertanya pada Bayu.
"Ya iya lah, menurut Lo gue apaan" serang Bayu.
"Nah tuh tau, jadi gak usah kepo cukup cewek aja yang hobi kepo. Lo kan cowok jadi gak usah" ucapan Satya membuat Bayu melebarkan bola matanya.
"Sakit hati aku tuh mas" dramatis Bayu. Yang di balas tatapan jijik sama Satya.
"Sini baring di bahu akang aja neng" Bayu di tarik Ari untuk bersandar ke bahunya dan mereka memulai drama gila.
"Sana Lo berdua jijik gue, pulang duluan gih bentaran gue nyusul" usir Satya.
"Tumbenan Lo, nungguin tuh cewek ya pasti" alis Bayu di naik turunkan untuk mengganggu Satya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Star
Teen FictionHARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~ Terkadang apa yang terlihat memang benar adanya, juga terkadang apa yang tak terlihat lebih benar adanya. Semakin jauh kamu melangkah semakin dekat dengan nes...