30. Helai terakhir 03

400 85 17
                                    

Biar cepet selesai. Udah dihantui deadline soalnya. :')

***

Gundukan tanah itu masih basah, dengan seikat ranting dan papan salib sederhana yang menancap di atasnya. Di dekat tanaman beracun yang menawan, Yuki dan yang lain sepakat mengubur jasad Diana di sana beberapa waktu lalu. Sekarang ketiganya duduk berjajar memandang matahari terbit, tidak ada duka atau kebahagiaan di wajah orang-orang itu. Semua rasa bercampur menjadi semu.

Yuki pernah merasakan rasa ini, ketika kedua orang tuanya pergi dari dunia. Dia sama sekali tak menyangka akan merasakannya kembali. Padahal pertemuannya dan Diana sangatlah singkat, tapi rasanya seakan mereka telah lama bersama.

"Das, ayo kita selesain hari ini juga." Yuki memecah keheningan itu.

"Lo yakin?"

"Buat apa ngulur waktu."

Dastin menganggukkan kepalanya, benar apa yang Yuki katakan. Mereka sudah memiliki cara untuk mengatasi mayat-mayat itu, sisanya dia dan Juno yang akan mengurus. Tidak ada waktu untuk berpikir lagi.

"Kalau gitu, ayo siap-siap."

***

Hari berikutnya, pkl. 14:58 wib ....

"Minum." Dastin menyodorkan botol labu di depan wajah Yuki.

"Lo bukan Hermione, bisa nggak berhenti kasih gue minuman aneh." Protesnya, mengerutkan hidung jijik melihat cairan kehijauan tersebut. Melihatnya saja Yuki sudah mual.

"Memang bukan, gue ini nada. Udah cepatan minum." Dastin bersikeras, seolah mengatakan ini-balasan-karena-udah-nyuruh-gue-nangkep-tikus.

Rasanya Yuki ingin menonjok wajah tampan menyebalkan itu sekarang juga. Apanya yang malaikat! Yuki menjepit hidungnya sambil memejamkan mata erat, dan cairan kental kehijauan itu meluncur bebas melewati tenggorokannya.

Juno menutup mulut menahan mual, Mawar berteriak histeris, sedangkan Dastin menyeringai puas. Yuki bersumpah, itu minuman terburuk yang pernah ia telan. Oh, itu minuman kedua sebenarnya.

Setelah itu mereka berpisah. Yuki harus melewati gerbang tinggi itu untuk bisa masuk ke dalam kawasan pabrik. Ini sama sekali tidak mengejutkan, pabrik pusat PT. Sukmo Ngunjuk adalah yang terbesar di pulau jawa. Lahannya memakan setengah kawasan desa di daerah Klaten. Setahu Yuki, ada kawasan pemukiman yang dibangun untuk menampung para pekerja. Di tempat seluas ini bukan hal sulit mencari tempat untuk bersembunyi.

Yuki mengeratkan pegangan tangannya pada tali tas, sedikit lagi ia akan melewati gerbang yang dijaga oleh beberapa orang bertubuh tinggi besar dan dua ekor anjing Great dane bercorak hitam-putih yang selalu siaga.

Yuki mengeratkan pegangan tangannya pada tali tas, sedikit lagi ia akan melewati gerbang yang dijaga oleh beberapa orang bertubuh tinggi besar dan dua ekor anjing Great dane bercorak hitam-putih yang selalu siaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun kekhawatiran Yuki hanya sia-sia. Dia berhasil melewati penjaga gerbang tanpa dicurigai sedikit pun. Ketika Yuki melihat dirinya dalam pantulan kaca di pos penjagaan, ia tersenyum miring. Wujudnya sekarang bukan gadis dua puluh tiga tahun, melainkan seorang laki-laki paruh baya berkulit sawo matang dengan tubuh tegap layaknya penjaga-penjaga itu.

A Wish (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang