|°•Chapter 3•°|

542 40 8
                                    

Sakura?" entah sudah berapa kali Gaara memanggil namanya dari seberang telpon, namun nyatanya Sakura masih saja berdiam diri.

Sakura memang masih berdiri di sana, tapi sepertinya roh-nya sedang berkelana jauh entah kemana.

"Saku-chan siapa?" Minato bertanya dari dalam dapur, ia merasa ingin tahu siapa yang menelpon itu. Ternyata teriakkan Minato tidak sia-sia, itu sudah cukup membuat Sakura kembali lagi ke dalam tubuhnya.

"Eh? Gaara, kau dimana tadi?" Sakura kembali bertanya dari telpon yang masih tersambung itu.

"Hahaha, kau melamun? Tadi siapa yang teriak?" ternyata Gaara mendengar teriakkan Minato, "Oh ya, aku ada di depan komplek sekarang."

"Tunggu! Jangan kemana-kemana, aku akan segera kesana!" jawab Sakura cepat, sebenarnya dia ingin menjawab pertanyaan Gaara tentang suara Minato yang didengarnya tadi, merasa tidak penting, memang harus diabaikan.

"Hah? Kenapa? Biar aku saja yang menghampirimu, sekalian aku mengembalikan dompetmu."

"Tidak apa-apa. pokoknya kau tunggu saja di sana, ok?" tegas Sakura sekali lagi.

"O-ok aja lah." Gaara agak bingung dengan sikap Sakura jadi dia iya-iya saja.

"Lima menit lagi aku sudah sampai kesana, jangan kemana-mana!" lalu sambungan telpon dimatikan. Setelah Sakura meletakkan gagang telpon, ia langsung melangkah ke kamarnya dan menyambar jaket pink yang tergantung di belakang pintu.

"Saku-chan, mau kemana?" tanya Kushina saat dilihatnya Sakura keluar dari kamar dengan mengenakkan jaket. "Kau belum menyelesaikan makan siangmu."

Sakura diam sebentar, "Ada temanku di depan komplek." Ujarnya akhirnya, tidak ada lagi alasan yang lain selain itu yang akan ia lontarkan. Tidak ada waktu buat dia berbohong dulu.

"Kenapa tidak suruh kesini saja." Tambah Minato.

Naruto menatap Sakura dengan pandangan bertanya 'Siapa temanmu itu?' namun, karena Sakura lagi tidak peka. Jadi dia tidak menghiraukannya.

"Dia hanya ingin mengembalikan dompetku saja, Bu. Nanti aku makan lagi." Setelah itu Sakura bergegas berjalan keluar rumah.

Kushina hanya bisa menghela napas ringan, kemudian melanjutkan makannya lagi.

.

.

.

Dari kejauhan Sakura sudah dapat melihat mobil merah yang terparkir tepat di depan pagar komplek Konoha II. Tidak salah lagi kalau itu mobil Gaara. Bergegas Sakura mempercepat langkahnya dan mendekati mobil itu.

Sakura mengetuk kaca jendela mobil Gaara saat ia sudah berada di hadapannya. Sedetik kemudian kaca hitam mobil itu terbuka secara perlahan. Sakura bisa melihat Gaara sudah duduk di dalamnya dengan menggunakan kaca mata hitam. Seandainya saat ini Sakura sedang tidak kacau pikirannya, mungkin dia akan terpesona dengan penampilan Gaara.

"Kau telat Saku-chan, kau bilang lima menit." Ujar Gaara seenaknya, sepertinya Gaara memang orang yang mudah diakrabi walau baru bicara kemarin.

"Heh, maaf kalau begitu." Sakura melihat jam tangannya, "Baik aku memang telat lima menit."

Gaara membuka kaca mata hitamnya dan memperlihatkan mata jade cool-nya pada mata emerald Sakura, "Kalau begitu silahkan masuk dulu." Ajak Gaara ramah seperti biasa.

Menghela napas, Sakura membuka pintu mobil itu lalu duduk di samping Gaara. "Aku boleh minta dompetku kembali?" ujar Sakura setelah ia menutup pintu mobil, Sakura memang bicara pada Gaara, namun ia tidak mau menghadap pria ini, dia lebih memilih menghadap ke depan melihat jalanan yang kebetulan pada saat itu sedang sepi.

|°Wedding Day°|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang