~A BIG PLAN🌇

84 4 0
                                    

Terganggu.

Itulah yang bisa Aluna ungkapkan dalam hatinya saat kebisingan mulai datang tanpa permisi bergeming seakan suara itu merasuki kepalanya serta memecah hening di telinga.

Suara kendaraan yang mulai membunyikan klakson mereka, sirine dari salah satu kendaraan, kemacetan di sore hari dan suara-suara yang dapat mengusik ketenangan di sore hari ini.

Aluna sedang duduk santai di balkonnya sambil memegang secangkir teh yang ia buat 5 menit yang lalu, tidak ada yang bisa mengganggunya saat ini. Ini adalah waktu yang sangat ia nantikan, bersantai sejenak mengingat wanita itu sangat sibuk bulan ini.

Tidak, setiap hari Aluna selalu sibuk dengan berbagai aktivitas. Kuliah, bekerja, meeting dengan klien,dan kesibukan lainnya. Terkadang hal itu membuat Aluna ingin menyerah, itu tanpa semangat dari teman-temannya.

Ya, dia mempunyai cukup banyak teman di kampusnya. Karena Aluna cukup terkenal di Korea, merupakan salah satu faktor yang membuat dirinya tidak kesulitan untuk mendapatkan rekan.

Namun bagi Aluna ketenaran bukanlah satu-satunya hal yang bisa membuatnya bahagia, tetapi dia ingin dianggap teman oleh orang lain karena orang itu ingin berteman.

Tidak mengambil keuntungan satu sama lain, tidak memanfaatkan sesama manusia, dan yang jelas dia ingin berinteraksi tanpa memandang ketenaran, kekayaan,ataupun kekuasaan.

Murni karena persahabatan untuk bersama dalam suka ataupun duka.

Ddrrtt Ddrtt Ddrtt.

"Aah, ini bukan waktunya. Ayolah,ckkk"
Aluna menatap layar ponselnya yang sejak tadi berdering menunjukkan salah satu nama. Rasanya Aluna tahu siapa orang itu, orang yang berani mengganggu dirinya bersantai.

Aluna mengambil ponselnya yang ada di meja, dan mengangkat telepon dengan malasnya sampai Aluna pun tidak berniat untuk basa-basi dengan orang ada di sebrang sana.

"Ada apa? Apa yang kau inginkan, Lucas" Tanya Aluna kepada seorang temannya.

Lucas, adalah anak dari teman ayahnya yang dahulu bertempat tinggal disebelah rumah Aluna di Indonesia. Orangtua mereka menjalin kerjasama dalam pekerjaan yang kurang lebih sudah 13 tahun lamanya.

"Oh hai, Aluna. Begini, apa kau sedang tidak sibuk? Ak-"
belum selesai Lucas berbicara, Aluna memotong pembicaraannya dan merotasikan bola matanya malas.

"Dengar tuan Lucas. Dengan senang hati saya menolak ajakan itu karena saya tidak ada waktu. Oke, ingat itu"
Aluna mengakhiri percakapan mereka dengan mematikan panggilan secara sepihak.

Lucas yang mendapat respon diluar ekspektasi pun hanya bisa menarik nafas dan mengeluarkannya dengan kasar.

"Arghh dia pikir dia siapa? Aku hanya mengajaknya untuk makan malam.
Wanita itu, tatapannya tajam, tidak pernah tersenyum, dan bersikap sangat dingin. Selalu seperti itu dan, tidak pernah berubah sejak dulu"
Itulah kata yang keluar saat Aluna menolak ajakan Lucas untuk bepergian.

Setiap saat, Aluna beralasan sibuk,lelah,Lucas menyebalkan dan alasan versi lainnya yang dibuat oleh wanita itu.

Kini, Lucas berada di kamarnya sedang melihat-lihat gambar seseorang yang ada di galeri foto ponselnya. Sekilas pria itu tersenyum melihat wajah seseorang wanita yang tak lain adalah Aluna.

Cantik dan dingin. Ya, dinginnya dirimu mengalahkan dinginnya kutub Utara.

Itulah kesan pertama yang dirasakan Lucas saat melihat foto itu, foto Aluna memakai kemeja berwarna biru.

Kemeja warna favoritnya yang dipenuhi oleh motif bunga aster, rambut panjang yang tergerai indah di sisir angin lembut dengan kulit putih dan senyum yang indah.

Tak lupa dua lesung pipi yang ada di kedua pipi Aluna menambah kecantikannya. Lucas memandang fotonya agak lama dan merasa terkejut saat tangan seseorang menepuk pundaknya .

Dan itu membuat ponsel Lucas melayang begitu saja kearah seseorang yang menepuk pundaknya tadi.

"Aww,jeongmal apeuda."
(Aww,sakit sekali)
Kata orang itu sambil mengelus-elus bagian kepalanya yang sakit. Ternyata itu adalah adik Lucas, Asahi.

Adik pertama Lucas itu rupanya mengetahui bahwa kakaknya sedang jatuh cinta kepada Aluna. Asahi tentu saja mengetahui Aluna, karena keluarga Aluna beberapa kali berkunjung ke rumah keluarganya saat sudah pindah ke Korea.

"Yak, kau membuatku kaget! Jadi, apa balasan yang setimpal dengan perbuatan mu?"  Lucas menatap intens adiknya yang kini sedang memainkan ponsel Lucas.

"Mmm, mungkin membujuk pacarmu untuk berkencan? Hahaha"

Asahi tertawa bebas tanpa menghiraukan kakaknya yang kini sudah siap melemparkan bantal ke kepala Asahi. Dan benar saja,

Bughhh

Bantal itu berhasil mendarat tepat si wajah Asahi. Membuat sang pelakunya tertawa penuh kemenangan. Selang beberapa menit kemudian, Lucas menanggapi tawaran adiknya itu.

"Pacarku? Siapa yang menginginkan kekasih yang sedingin es sepertinya? Ayolah, kau bercanda"
Lucas berbohong pada adiknya itu.

Sayang, Asahi ini memiliki naluri cenayang yang ada dalam dirinya, mengetahui semua apa yang ada di pikiran sang kakak.

Sebuah smirk tersimpul di wajah Asahi, dia menemukan ide cemerlang mungkin itu adalah cara yang paling jitu untuk membuat kakaknya mengakui bahwa dia sedang jatuh cinta kepada Aluna.

"Ku dengar kak Aluna memiliki pacar. Pacarnya asal Amerika, dia sangat tampan. Sayangnya, pacar kak Aluna jarang mengajaknya untuk makan malam...."

"Mungkin jika kau yang mengajaknya makan malam, bisa jadi dia akan memutuskan hubungannya dengan pria itu dan menjadi pacarmu,kak. Tenang, aku akan membantu mu." Sambung Asahi bersemangat.

Asahi mencoba merayu kakaknya yang dari tadi hanya diam.
Mendengar perkataan Asahi tadi, Lucas membuyarkan semua lamunannya dan melotot menatap adiknya. Asahi yang mendapat tatapan kakaknya menatap horor Lucas yang ada disampingnya.

"Benarkah? Ok. Bagaimana caranya agar aku bisa berkencan dengannya? Cepat, aku ingin Aluna segera memutuskan hubungannya dengan pria Amerika itu."

Jawab Lucas dengan sangat antuasiasnya.
Berhasil membuat kakaknya bersemangat, Asahi mulai memberi isyarat kepada kakaknya agar Lucas lebih mendekat.

Asahi mulai mendekatkan bibirnya ke telinga Lucas, begitupun dengan Lucas yang mendekatkan telinganya. Saat selesai membisikkan rencananya pada si kakak, Asahi dan Lucas langsung tersenyum dan melakukan Tos andalan mereka.

"Terimakasih, kau adalah adikku yang terbaik. Sangat sangat terbaik.

MIMPIKU JELALATAN🌈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang