Malam itu, tiga orang sedang membicarakan hal yang sangat serius.
Disinilah mereka berada, tepatnya di ruang tengah. Mereka berbincang-bincang tentang seseorang yang akan melanjutkan studinya ke negara The Black Country, Inggris dan lusa orang itu akan berangkat.
"Dengarkan ayahmu, Lucas!"
Suara pria itu bergema disetiap sudut ruangan. Rupanya pria itu adalah ayah Lucas. Ya, tepat sekali.Kedua orang tua beserta anak sulungnya itu kini sedang berunding tentang universitas terbaik di London yang mana akan menjadi kampus tempat Lucas meneruskan kuliahnya.
Namun, Lucas tidak ingin menempuh perjalanan studinya di negara manapun terkecuali Korea. Pria itu bersikeras untuk tidak meninggalkan negara yang mempertemukannya kembali dengan sahabat masa kecilnya, Aluna.
Entah mengapa dia tidak bisa jauh dari sisi wanita itu, mungkin karena perasaannya yang kini sudah mendalam. Tidak ada yang bisa merapuhkan egonya saat ini, bahkan orangtuanya sendiri.
"Tidak, aku ingin berkuliah di negara asing. Tidakkah ayah memahami perasaan ku? Aku ingin tetap disini. Bersama Asahi dan Ae-Cha. Dan juga, siapa yang akan mengurus bisnis kita?"
Lucas mencoba mencari alasan agar ayahnya mau membatalkan rencana pergi ke London itu."Tidak ada satupun yang bisa melawan keputusan ku. Usaha kita disini akan diurus oleh pamanmu, dan kau harus fokus dengan studimu disana. Tiga tahun adalah waktu yang tepat"
Kata pria paruh baya yang sedang duduk di kursi kebanggaannya tak jauh dari perapian.Spontan, mata Lucas melebar saat mengetahui dirinya akan ada di London selama tiga tahun. Baginya waktu tiga tahun itu adalah waktu yang sangat lama tanpa kehadiran Aluna.
"Tidak ayah, kumohon! Tiga tahun adalah waktu yang lama"
telah hilang kesabaran, Lucas menjawab pernyataan ayahnya dengan penuh rasa emosional."Tolong dengarkan ayahmu, nak"
kali ini Ibunya yang angkat bicara, Seol-lhyun mencoba menenangkan Lucas dengan mengelus bahu anaknya.Karena mereka sama-sama terbawa emosi, mereka tidak sadar ada seseorang yang sejak tadi mendengar pembicaraan ketiga orang itu.
Ae-Cha, gadis cilik berumur delapan tahun yang sejak tadi mendengar dengan seksama apa saja yang dibicarakan oleh tiga orang yang ada di ruang tengah.
Awalnya, gadis itu ingin mengambil pudding strawberry favoritnya di kulkas. Lalu ia mengurungkan niatnya karena mendengar kata 'london' yang membuat Ae-Cha penasaran.
Ada apa? London? Apa kita akan berlibur?
Batin Ae-Cha yang masih menebak-nebak apa yang terjadi.Mendengar kakaknya ingin pergi ke London, Ae-Cha langsung menghampiri ketiga orang yang masih diam setelah perdebatan yang terjadi beberapa menit yang lalu.
"Eummm, kak Lucas memang mau ke London? Ae-Cha ikut,ya? Appa, amma, Ae-Cha ikut kak Lucas, Nee?"
Gadis yang mengenakan piyama merah muda itu bergelayut manja di lengan ibunya yang sedang duduk di sofa."Ae-Cha sayang, Kak Lucas di London tidak untuk piknik. Dia akan bersekolah disana"
Jawab ibu Lucas sambil mengelus lembut rambut putrinya.Mendengar hal itu Ae-Cha hanya ber-oh panjang, anak itu berusaha untuk tidak menangis di depan kakaknya.
Ae-Cha memang berbeda dengan Asahi, Asahi sangat ekspresif saat bersama Lucas. Berbeda dengan Ae-Cha, Lucas dan Ae-Cha lebih sering berkelahi, saling mengejek dan menjahili satu sama lain.
Tetapi rasa sayang Ae-Cha kepada sang kakak sangat besar, mungkin dia malu untuk mengungkapkannya.
Keputusan ayahnya sudah bulat, dia akan tetap menyekolahkan Lucas disalah satu universitas di Inggris. Merasa tidak dapat membantah keinginan orangtuanya, Lucas hanya bisa pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIMPIKU JELALATAN🌈
RomancePernahkah kalian bermimpi tentang idola kalian? itulah yang aku rasakan, seakan itu real banget. Mimpi itu diselimuti banyak kehaluan diluar batas. DISAAT TITISAN DEWA,UBIN MASJID,ATAU BLASTERAN SURGA DATANG KE MIMPI AUTHOR YANG SANGAT AMAT POTATO...