Setiap luka selalu ada obatnya. Selayaknya senja, ada saja yang tak suka. Semesta yang selalu diterka-terka rencananya. Walau akhirnya tak pernah di temukan jawabannya. Sebab rencananya selalu tak pernah terpikirkan manusia.
Pada akhirnya aku memilih bersyukur mendapatkan luka. Berdamai dengan semesta dan seisinya. Sebab luka membuatku terlupa. Perihal segala masalah dan beban dalam ruang gelap bernama jiwa.
Dan pada akhirnya, luka selalu memberikan pelajaran dengan pemahaman. Bahwa pada hakikatnya, ada banyak hal yang harus dihadapi dengan keikhlasan. Ada banyak hal yang lebih baik dilepaskan.
Perihal menyembuhkannya, biarkan itu jadi tugas semesta. Perlahan pun waktu akan memberikan ruangnya. Sembuhkan jiwa berlumur lara. Segala pilu akan hilang akhirnya.