Pendekatan.

1.2K 179 95
                                    

Jovanka mencebik sambil melempar bulpoin miliknya kesal, lelaki tinggi yang kini terlihat frustasi didepannya itu membuat warna muka cantiknya menjadi merah padam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jovanka mencebik sambil melempar bulpoin miliknya kesal, lelaki tinggi yang kini terlihat frustasi didepannya itu membuat warna muka cantiknya menjadi merah padam.

"Gue bukan biro jodoh ya Cak, ogah!" tolaknya mentah-mentah kala Cakra yang terus memohon bantuan darinya.

"Lo kan sahabatnya, bantuin dikit aja masa gabisa si Jov!" Jovanka mengernyit tak suka sambil memajukan sedikit badannya ke depan Cakra yang tampak terkejut terhadap aksinya tersebut.

Hazel cantiknya memicing berusaha menangkap netra bulat Cakra, "Jangan ngejar cinta yang jelas-jelas gamau dikejar." bibir tebalnya berucap lalu kembali mendudukan badannya di kursi kayu.

"Lagian, Rea tuh agak tertutup."

"Ya, terus?"

Jovanka menghela napas, "Ya artinya dia gabakal segampang itu buka hati, Cak."

Cakra membenarkan perkataan Jovanka dalam hati, lelaki itu menyeruput es kopinya dan berkelana kedalam pikirannya sendiri. Sebenarnya Cakra juga tak mengerti perasaan yang mengendap didalam dirinya, suka, cinta, sayang atau hanya sekedar mengagumi sosok Rea saja?

"Lagian lo sukanya ke Rea, tapi hampir setiap hari gangguin gue terus. Jangan-jangan lo modus ya supaya bisa deket sama gue?!" tuduh Jovanka galak tanpa melihat netra Cakra, ia tetap menulis dengan bulpoin yang tadi dibuangnya tersebut.

Cakra mendelik, "Sembarangan lo ayam kampung! mana mau gue jatuh cinta sama nenek macan kayak lo!" elaknya dengan penekanan terhadap kata jatuh cinta tersebut, Jovanka menyeringai dan melirik lelaki itu santai.

"Yaudah sana pergi!" usir Jovanka.

Cakra yang tampak kesal itupun mengambil tas selempangnya diatas meja kayu, tanpa babibu ia berjalan pergi meninggalkan Jovanka dengan perasaan yang super dongkol. Sosoknya menoleh lagi dan melihat bagaimana santainya Jovanka yang tetap menulis, sambil beberapa kali menyeruput es kopi yang tadi dibelinya untuk gadis itu.

Katanya sih sebagai embel-embel sogokan agar Jovanka mau membantunya, tetapi akhirnya lelaki itu berakhir dengan perkataan Jovanka sebelumnya.

Apa benar ia malah menyukai gadis itu dan hanya mengagumi sosok Rea?

Apa benar ia malah menyukai gadis itu dan hanya mengagumi sosok Rea?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SIGNS OF LOVE MAKINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang