Zafran membuka pintu apartementnya ketika bel berdenting beberapa kali pagi ini, wajah tampan lelaki itu saja tampak membengkak di beberapa bagian akibat mi instan yang ia makan tadi malam. Penampilannya terlihat acak-acakan namun sialnya malah membuatnya tampak natural dengan tank hitam yang memperlihatkan bisep tangan kekarnya tersebut.
"Loh, mas baru bangun tidur?" Rea terkikik sambil menilik lekat paras Zafran yang masih mengantuk. Lelaki itu lalu menarik pergelangan Rea dan membawanya ke sofa, memangku gadis itu sambil membenamkan kepalanya di dada Rea. Seperti balon yang meletus, jantung Rea bahkan tak mau bekerja sama ketika lengan lelaki ini telah merengkuhnya lebih dalam. "Em—Mas?"
"Hm?"
Rea mendesis, pipinya merona kala kepala Zafran menggesek ke area tengkuk lehernya. Menghirup aroma manis dan segar gadis itu, sambil sesekali mengecupnya kecil membuat tubuh mungilnya seperti tersengat listrik akibat ulah liar Zafran.
"Mas masih pagi!"
Zafran mendongak, melihat pipi gadisnya yang memerah sambil tersenyum manis.
"Justru karena masih pagi, suasananya jauh lebih mendukung."
Rea mendelik sambil sedikit menjauhkan badannya, "Mas makin nyebelin ya?!"
Lelaki itu terkekeh sambil kembali menelusupkan kepalanya ke ceruk leher Rea, menggesekan hidung mancungnya disana dan memberikan efek geli yang indah bagi gadis itu.
"Ayo katanya mau dekor kamar!"
Zafran terdiam, sedikit lama—kemudian tersenyum nakal dibalik leher Rea. "Udah gasabar banget ya, Re?"
"Maksud mas?"
"Iya main dikamar."
Dengan gerakan cepat Rea melepaskan diri dari rengkuhan Zafran, ia memberengut lucu dengan kedua pipi yang memerah. "Kalau mas goda aku terus, aku keluar!" ancamnya menggemaskan.
Sedang lelaki yang sedari tadi masih merasa kantuk tersebut terbangun sepenuhnya ketika mendengar pekikan Rea—yang cukup imut baginya. Zafran tertawa merdu, ia menidurkan tubuhnya diatas paha Rea yang kini duduk disampingmya sambil melipat tangan didepan dada. "Gemesin gini kamu ih!"
"Apasih!"
"Mas makan nih."
"Aku bukan ayam."
"Mas jilat aja gimana? kan kamu manis kayak—" Zafran meringis kala merasakan kepalanya terbentur cukup keras diatas bantalan sofa empuknya tersebut, Pergerakan tiba-tiba Rea membuat lelaki itu memijat belakang kepalanya pelan. Sedang gadis itu melirik cemas dengan perasaan bersalah, ia berjongkok disamping Zafran sambil ikut mengelus lembut bagian belakang kepalanya. Zafran tersenyum penuh arti dan berpura-pura jengkel atas tindakan gadis itu, ia menyatukan alisnya dan membuat ekspresi marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIGNS OF LOVE MAKIN
Teen FictionEdrea Leta Leteshia ( Irene Bae ) adalah pujaan hati bagi para buaya disalah satu kampus swasta bergengsi di Jakarta. Tubuh mungil dengan buntalan padat di beberapa bagian tersebut acap kali menjadi fantasi liar untuk kaum adam yang melihat Rea berl...