Dear, Narendra! With love, Adista.

9 1 0
                                    

Hari ini adalah hari jumat. Besok adalah akad nikah sekaligus resepsi pernikahan Dika dan tunangannya, Risa di kediaman mempelai wanita di Pacitan sana. Dika sudah di Pacitan bahkan sebelum sholat jumat. Karena besok akad nikah dilaksanakan pukul 9 pagi, Bu Trisno sudah repot menyiapkan hantaran dan mengecek kembali setiap tiga puluh menit sekali. Ini adalah pernikahan anak pertamanya, sebenarnya tidak terlalu ribet karena ini pernikahan anak lelakinya dan yang biasanya ribet adalah pihak peremuan, pun untuk acara ngunduh mantu hari minggunya, dilaksanakan di gedung sederhana di Kota Madiun dan Dika sendiri sudah mengurusnya dengan wedding organizer, dan keluarga hanya terima jadi karena Dika tidak ingin keluarganya pusing memikirkan acara pernikahannya. Sebenarnya Dika yang tak mau melihat keluarganya ribet. Bikin pusing.

Adik perempuan Bu Trisno dan kakak perempuan Pak Trisno datang untuk membantu persiapan keluarga mempelai lelaki. Sedang Dista menjadi tukang strika. Dia diamanati untuk menyetrika baju seragam keluarga mempelai lelaki  yang sangat bersemangat memakai baju bertema sama untuk acara ngunduh mantu Dika-Risa.

"Masih banyak, Ta?" Rendra tiba-tiba muncul dan ikut duduk di depan TV membawa kemeja batik di tangannya.

"Mas Rendra mau nyetrika? Taruh situ aja, nanti tak setrikakan"

"Makasih, ya!" Dengan senyum merekah lantas pergi kembali ke kamar.

Dista sebal karena Rendra tidak pura-pura sungkan atau apa. Tapi, menyetrika baju Rendra merupakan suatu kehormatan yang dengan senang hati dilakukan oleh Dista.

Selesai menyetrika dengan hati yang lumayan berbunga setelah mendapatkan ucapan terima kasih dari seorang Rendra, Dista masuk ke kamarnya dan berniat untuk membaca salah satu novelnya yang belum sempat dibaca tapi tiba-tiba ingin membongkar buku-buku catatan yang cantik-cantik yang dibeli karena warnanya hijau toska saat SMP dulu.

Madiun, 14 februari 2009
Dear, Mas Rendra

Udara Kota Madiun tidak pernah buruk
Tapi, saat kamu hadir di hidupku aku menghirup sesuatu yang baru
Kata Bu Astuti, merokok itu nggak bagus
Tapi, kamu merokok dan aku suka
Kata teman-temanku, orang yang bisa main catur itu pintar
Ketika kamu main catur, aku tahu bahwa Mas Dika nggak pintar-pintar amat

Kamu membuat hidupku yang sudah luar biasa menjadi bentuk lain dari luar biasa. Mungkin sebelumnya berbentuk segi empat dan kamu mengubahnya menjadi segi enam.

With love,
Adista P

Dista menemukan tulisan di kertas binder harves tebal, salah satu surat yang dia yakini adalah miliknya terjatuh dalam keadaan terlipat saat membuka salah satu buku catatannya. Siapa lagi yang bernama Adista P di rumah ini kalau bukan dirinya sendiri?

Dista tidak bisa menahan senyumam saat membaca suratnya, dia masih sangat ingat itu adalah surat pertama yang dia tulisan untuk Rendra yang sudah pasti tidak pernah dia kirimkan apalagi dibaca lelaki itu. Sampai mati pun Dista tidak akan pernah rela kalau Rendra membaca surat yang sebenarnya menjadi haknya itu. Mengingat bahwa sang alamat tujuan surat berada di kamar sebrang kamarnya, membuat Dista semakin takut takut malu.

Madiun, 5 Mei 2009
Dear, Narendra A Aditama

Bagaimana kabarmu, mas?
Sebenarnya mau kirim inbox ke fb-mu tapi aku malu, lagian mau ngomong apa? Setiap Mas Dika pulang kampung saat weekend Ibu selalu menanyakan tentangmu, aku juga ikut tahu keadaanmu.
Baik-baik di Surabaya ya, Mas Rendra!

With love,
Adista Pratiwi

Masih ditulis di kertas binder harvest tebal dan masih di dalam buku yang sama. Dista ingat bahwa saat itu dia sangat bahagia karena membuat akun fb pertamanya dan  mengetahui nama lengkap Rendra. Hebatnya lagi Rendra membuat akun fb dengan nama aslinya, bukan nama-nama keren atau yang dulu kira Dista adalah keren ketika membuat nama akun fb Distha Nax Medione dan sejenisnya.

Dista mencari-cari lagi, siapa tahu ada harta karun tersembunyi di dalam rak buku mininya. Dia yakin jika menemukan buku bindernya yang entah sekarang berada di mana itu, dia akan menemukan tulisan-tulisan galaunya untuk Rendra karena Dista juga sedikit ingat bahwa dulu dia sering menulis surat untuk Rendra. Tulisan yang tercipta ketika Dista remaja ternyata cukup bucin sebagai seorang pengagum rahasia.

Penemuannya berujung pada buku catatan lebih kecil dan masih berwarna hijau toska. Di dalamnya berisi tulisan-tulisan yang Dista kira adalah puisi yang diciptakannya saat masa awal-awal SMA dan dia haqqul yaqin masih ada hubungannya dengan seorang Narendra.

Angin malam datang pelan-pelan
Menyelinap dari jendela kamar
Menggelitik leher kemudian berbisik sangat pelan
Hai, sayang! Apa kabar?

Salammu tersampaikan
Apa kau terima jeritan rinduku?
Karena aku yakin ini hanya khayalan
Dan aku sendirian memikirkan kita, kamu dan aku

25-05-09

Menahan tawa pun tak sanggup dilakukan Dista saat membaca halaman pertama dari catatan kecilnya itu. Tak habis pikir apa yang dipikirkannya dulu, mau menulis puisi atau menulis pantun atau keduanya. Dista tidak berhenti sampai disitu, meskipun malu sendiri tapi dia masih ingin membaca karya dari keluguan masa lalunya.

Langit sedang biru cerah
Hatiku juga biru cerah
Aku berterima kasih pada Tuhan karena menganugerahkan ingatan yang bagus akan dirimu

Biarlah seperti ini
Hanya untuk saat ini
Aku terima dengan lapang dada bahwa kita hanya bersama dalam pikiranku

15-06-09

Tak mau meneruskan lagi, Dista sudah tidak kuat membaca tulisan-tulisannya. Sudah cukup karena dia merasa urat malunya hampir putus. Namun, sebelum mengembalikan buku kecil tersebut, sebuah kertas binder lain yang terlipat jatuh dari dalam buku catatan kecil tersebut.

Madiun, 1 Januari 2010
Dear, Narendra A Aditama

Selamat tahun baru, Mas Rendra!
Aku harap kamu baik-baik di Bandung.

Tak terasa satu tahun berlalu sejak kunjungan pertamamu ke rumah. Kata Mas Dika kalian akan magang di INKA dan Ibu senang mendengarnya, meskipun masih beberapa bulan lagi. Aku juga senang mendengarnya, tak sabar bertemu denganmu lagi.

With love,
Adista Pratiwi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unexpected Guest [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang