1.Tak Disengaja

24 7 13
                                    

Solidaritas itu penting dalam persahabatan. Saling mengisi disetiap waktu. Dalam keadaan suka maupun duka. Itu baru sahabat sejati. Tidak dia yang hanya butuh tanpa tau cara menghargai.


Setelah kemarin menghabiskan waktu seharian jalan-jalan bersama sahabatnya. Hari ini tubuh kecil Fira terasa sangat sakit seakan ingin remuk. Apalagi hari ini adalah hari senin yang membuat Fira tambah malas karena setiap hari senin sekolahnya mengadakan upacara yang membuat tubuhnya dobel capek dan yang lebih mengenaskan lagi Fira lupa membawa topinya dikarenakan.

"Zar, lo agak sana dong, sempit nih" ucapnya pada Zara. Saat ini mereka berdua tengah bersembunyi di lemari gudang yang tak terpakai. Karena guru BK yang paling killer selalu berkeliling dan mengecek satu-persatu kelas untuk memastikan tidak ada yang bolos upacara.

"Lo dong yang agak sana. Gue sepit taukk. Dasar gendut" ucapnya tidak sadar diri, karena antara mereka yang cenderung gemuk adalah Zara.

"Lo yang-" ucapan Fira terpotong dan berganti dengan tangannya yang membekap mulutnya sendiri, karena mendengar suara langkah kaki.

tap. Tap. TAP

Suara langkah kaki itu semakin dekat dan semakin dekat dan semakin dekat dengan gudang tempat mereka bersembunyi lalu berhenti sejenak dan berganti dengan suara pintu terbuka.

Kkrrrriiieettt

Setelah suaranya berhenti sejenak, guru itu mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru gudang, sekiranya tidak ada orang, guru yang biasa dipanggil Pak Yatno itu kembali menutup pintu dan berjalan menjauh dari gudang.

TAP. Tap. tap

Suara langkah kaki Pak Yatno menjauhi gudang.

"Hah hah hah gihla tuh guhru bihkin ngeri" ucap Fira setelah keluar dengan terengah-engah.

"Lo kenapa segitunya sih. Gue aja B AJA" ucap Zara sambil melihatnya heran.

"Gue gak bisa nafas"

"Lah kenapa?" Tanya Zara heran

"Soalnya gue nutup idung gue pake tangan. Biar nggak ketahuan"

"Goblok. Emang ngaruh?" Ucapnya sambil tertawa terbahak-bahak.
Yah, siapa suruh nggak nafas coba, kan dia sendiri yang nutup hidungnya penuh. Goblok sih dipelihara.

"Huuss ngaruh tauk" jawabnya membela diri.

"Apa coba pengaruhnya? gue aja nafas, gak ketahuan tuh" tanyanya disela-sela tawanya.

"Ya kan perut gue nggak gerak jadi nggak ketahuan deh" jelasnya dengan nada ragu.

"Hahahahha, kalo cuma bergerak karena bernafas mah, nggak ngaruh" ucapnya sambil sesekali tertawa.

tap. Tap. TAP

Suara langkah kaki mendekat yang membuat kedua gadis itu terdiam dan saling pandang.

Kkrriieett

"Pak, maaf saya gak bawa topi, terus sembunyi di sini deh. Saya janji gak bakalan ngulangin lagi. Suer" ucap Fira dengan mata tertutup sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya spontan saat pintu terbuka.
Namun, cukup lama tidak ada jawaban dari orang itu. Dengan ragu Zara melihat orang itu dari sela-sela tangannya. Dan selanjutnya dia tertawa terbahak-bahak untuk yang kedua kalinya. Karena orang itu adalah ketua osis mereka.

Mendengar tawa Zara, Fira mengernyit bingung sambil melihat pada objek yang membuat Zara tertawa. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat yang di depannya tak lain adalah kakak kelas yang sudah dikaguminya sejak kelas satu SMA. Dia Rafay sang ketua osis di sekolahnya.
Memalukan. Itu yang dirasakan Fira saat ini.

Kamu & Aku <KITA>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang