4.Perhatian Kecil

15 6 8
                                    

Tanpa kamu sadari, perhatian kecil yang kamu berikan bisa saja, menjadi alasan yang membuatku jatuh lebih dalam saat mengagumimu.

Sudah tiga hari sejak Fira semakin dekat dengan Adnan dan saat ini Fira tidak lagi bertemu Adnan. Bahkan, menjemputnya saja juga tidak.

"Kak Adnan kok tumben yah, nggak kelihatan"  batin Fira.

"Atau mungkin, dia marah, karena gue ada salah, terus hindarin gue"

"Tapikan, emang Kak Adnan jarang keluar, gue aja sampai nggak tau kalo satu sekolah"

"Duuhh bingung. Bingung. Bingung"

"Kenapa gue mikirin Kak Adnan atau sekarang, gue rindu, tapi, kenapa gue rindu, nggak mungkinkan gue suka Kak Adnan"

"Tapi-"

"Hai, Ra" sapa seorang perempuan yang langsung duduk di samping Fira.

"Eh, Kak Manda, ada apa, kak?" Tanya nya sambil tersenyum untuk menutupi keterkejutannya.

"Gue, mau ngasih penawaran, nih"

"Penawaran?"

"Iya, dulukan lo pernah jadi vokalis di band sekolah, bareng gue. Dan sekarang gue mau nawarin, lo mau nggak, jadi vokalis lagi, kayak dulu? Temen gue pindah sekolah, so, gue kekurangan vokalis" ajaknya.
"Lo, juga bisa kok jadi famous, kayak em, contohnya, Chelsea, dia juga satu band sama gue" lanjutnya.
"Gimana?" Tanyanya.

"Boleh, sih kak, mulai latiannya kapan?" Tanyanya mulai tertarik, karena jujur saja Fira adalah tipikal orang yang suka bernyanyi, suaranya juga bagus.

"Mulai besok yah, kalo sekarang gue sama Chelsea nggak bisa" putus Manda.

"Nggak bisa, kenapa kak?" Tanyanya penasaran, hitung-hitung cari informasi tentang Adnan. Karena setahu Fira, Kak Chelsea itu satu kelas dengan Kak Adnan, Kak Chelsea bahkan, terang-terangan mengejar cinta Adnan.

"Mau jenguk Adnan"

"Lho, Kak Adnan, kenapa?" Tanyanya terkejut, karena dia sama sekali tak tahu keadaan Adnan.

"Dia sakit"

"Sakit?"

"Iya, katanya sih, dia kehujanan"

Mendengar perkataan Manda membuat Fira berfikir tentang kejadian tiga hari yang lalu.

Deg


"Ra, yukk ke mushola" ajak Thara saat tiba waktu solat dzuhur.

"Yukk lah. Lo lagi dapet yah?" Tanyanya menghadap ke belakang tepatnya pada Adiba.

"Iya" jawaban dari Adiba membuat Fira berfikir. Mengapa emosi Adiba tetap stabil. Bahkan, jika boleh jujur saat sedang haid emosi Fira sangat tidak stabil.

"Yaudah yuk" ajak Zara menyadarkan Fira dari lamunanya, setelah sadar Fira segera mengganti sepatunya menjadi sandal, dengan segera berjalan meninggalkan kelas sambil membawa mukena.

Kamu & Aku <KITA>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang