Bab 3 *우리 학교*

23 9 1
                                    



Perlahan kelopak mata itu terbuka. Jimin tak tau sudah berapa lama ia pingsan, yang jelas kepalanya terasa sakit. Pemuda itu mengedarkan pandangan, ia tak tau dimana ia kini berada. Tempat itu seperti UKS namun terkesan seram. Minim cahaya sehingga terasa gelap dan jangan lupakan barang-barang ditempat itu juga terlihat berdebu.

Jimin berusaha duduk. Mendadak bulu kuduknya berdiri, tempat ini sungguh menyeramkan baginya.

"Sudah bangun." Seorang lelaki berkulit putih pucat datang dari arah pintu.

Jimin terperanjat. Hampir saja jantungnya lari ke usus, Jimin mengatur nafasnya. "Ja—jangan mendekat!" Jimin masih ingat bagaimana mengerikan wajah Yoongi saat berubah kebentuk aslinya.

Yoongi menarik sudut bibirnya, menyeringai. Pemuda itu terkekeh melihat ketakutan Jimin. "Ck, dasar penakut!" Yoongi semakin mendekati Jimin.

Jimin sudah berkeringat dingin, kalau bisa dia ingin pingsan saat ini juga. Tapi sialnya ia tak bisa pingsan. "Pergilah! Dasar setan sialan!" umpat Jimin walau ketakutan.

"Maksudmu aku setan sialan huh?"

"Ku bilang jangan mendekat!" pekik Jimin saat Yoongi makin berjalan mendekat padanya. "SIAPAPUN TOLONG AKU! SETAN SIALAN INI INGIN MELUKAI KUUU!" Jimin menjerit histeris, air matanya sudah turun.

Sementara itu Yoongi tertawa keras. Jarang-jarang ia tertawa keras seperti ini, ternyata manusia seperti Jimin itu sangat lucu jika ketakutan. Tawa Yoongi berhenti ketika kepalanya dipukul pakai buku tebal oleh seseorang.

"Dahyun!" Yoongi mendesis sembari mengelus kepalanya yang terkena pukulan Dahyun.

"Kenapa kau membuatnya ketakutan seperti itu!? Aku sudah memperingatimu untuk tidak menakuti Jimin! Dasar hantu bodoh!" Dahyun memukul sekali lagi lengan Yoongi. Hingga pemuda itu mengaduh kesakitan.

"Jimin kau tak apa-apa kan?" Dahyun menghampiri pemuda itu, ia duduk dikursi.

"Tolong jauhkan setan itu dariku, Dahyun....ku mohon..." pinta Jimin dengan wajah memelas.

"Jangan takut Jimin. Dia tidak akan melukaimu. Yoongi itu temanku," Dahyun tersenyum manis untuk menenangkan Jimin yang ketakutan.

"Bagaimana mungkin kau mempunyai teman setan sepertinya?" tanya Jimin histeris.

Yoongi mencebik. "Dasar manusia."

"Itu wajar Jimin, nanti juga kau akan terbiasa dengan mereka." ucap Dahyun lembut.

"Sepertinya aku datang terlambat." Seorang gadis berambut merah dengan kulit pucat berjalan mendekati Jimin dan Dahyun.

"Kau memang selalu terlambat Rose," sindir Dahyun.

Rose menyengir. "Hehe maaf. Hai Jimin bagaimana keadaanmu?" kini Rose menyapa Jimin.

Jimin mengamati Rose dari atas sampai bawah. Pemuda itu menaruh kecurigaan pada Rose. "Jangan-jangan dia juga setan lagi," batin Jimin.

"Iya. Aku memang setan seperti yang kau pikirkan." Rose tersenyum saat melihat ekspresi kaget Jimin.

"Huaaaa kenapa banyak sekali hantu disiniiiii!" Jimin kembali menjerit ketakutan.

"Tenanglah Jim, tidak perlu berlebihan. Rose tidak akan melukaimu." Dahyun mengusap pundak Jimin.

"Aku dan Yoongi tidak akan melukaimu Jim. Justru kami akan melindungimu dari makhluk jahat yang mengincar matamu." jelas Rose bijak.

"Nenekmu yang memerintahkan kami bertiga untuk menjagamu." tambah Yoongi.

"Kenapa mataku? Apa yang salah dengan mataku?" tanya Jimin penasaran.

SEKOLAH SETANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang