“Lo dari tadi mikirin apaan? Kok lo melamun sambil senyum-senyum sendiri” tanya Zian.
“Bukan apa-apa, gue cuman keinget waktu kita di tempat bimbingan, gua gak nyangka aja sifat lo beda banget dengan yang dulu” balasku.
“Yaelahhh, gara-gara lo juga gue jadi kayak gini hahaha” ujar Zian.
Hampir setiap hari, Zian selalu anter jemput gue untuk pergi kuliah bareng. Walaupun kami di jurusan yang berbeda, tapi jadwal kuliah kami hampir sama dan juga gue mengikuti Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Zian mengikuti Organisasi BEM, jadi kami mempunyai kesibukan yang sama. Zian gak pernah absen untuk jemput gue dan anter gue pulang. Kalo gue lagi ada kegiatan organisasi, pasti dia selalu tunggu gue pulang.
Terkadang gue suka merasa gak enak, dia yang kuliah dari pagi dan pulang malam cuman untuk nunggui gue. Gue udah beberapa kali ngomong ke dia kalo gue bisa pulang sendiri, tapi dia selalu menjawab omongan gue kayak gini “Gue yang jemput lo, berarti gue punya tanggung jawab untuk bawa lo pulang ke rumah dengan selamat.” Gue gak bisa berkata apa-apa lagi ketika dia ngomong kayak gitu. Gue cuman bisa pasrah dan mengikuti keinginannya toh dia juga yang maksa.
Karena sudah hampir 7 tahun lamanya gue dan Zian bersahabat, keluarga kami juga sudah saling kenal. Gue juga sering main ke rumah Zian dan sebaliknya, Zian pun dekat dengan 3 sahabat gue yang lain. Zian punya temen cowok yang deket banget sama dia, namanya Riko Ananda dia ini pacarnya Misha sahabat gue.
Banyak orang-orang yanng berspekulasi kalo gue dan Zian itu pacaran, karena kami yang selalu bersama dimana pun dan kapan pun. Sudah banyak rumor tersebar tentang gosip pacaran kami dari masa gue SMA samapai sekarang. Gue sudah kebal dengan rumor-rumor itu, gue dan Zian gak peduli dengan rumor yang beredar, untuk apa marah? Toh gue dan Zian sekarang juga gak punya pacar, jadi gak masalah lah yaa haha.
Bukan berarti kami gak mau punya pacar, dulu waktu SMA gue sempet punya pacar, tapi gak bertahan lama. Kalo Zian, dia pernah cerita ke gue kalo dia ditembak sama cewek di kelasnya tapi dia gak terima, alasannya gak mau pacaran. Gue pernah nanya ke dia kayak gini “Lo gak suka sama cewe ya?” dan dengan santai nya dia menjawab “Bukannya gue gak suka sama cewe, tapi gue udah suka sama cewe lain.” Tapi dia gak pernah kasih tahu itu siapa, gue sih gak peduli, toh itu juga bukan gue.
Tapi lama-kelamaan gue mulai melihat Zian layaknya cowo pada umumnya, gue merasa kalo rasa sayang gue ke Zian lebih daripada sahabat. Rasa yang ada dalam diri gue sekarang terhadap Zian adalah rasa ingin memiliki seutuhnya. Gue menjadi lebih serakah, gue gak mau Zian dekat dengan cewe lain selain gue.
Anehhh... gue merasa ini salah, gue gak boleh serakah. Gue gak mau rasa ini terus-terusan menghantui gue. gue gak mau merusak hubungan ini hanya gara-gara perasaan gue yang egois.
“Kalo Zian masih berada dekat disamping gue, gue gak bisa menghilangkan perasaan ini.” kata gue dalam hati.
Akhirnya gue memutuskan untuk menjauhi Zian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Yang Pernah Ada
RomanceMenceritakan seorang gadis bernama Esther yang memiliki perasaan terhadap sahabatnya yang bernama Zian. Selama hampir 5 tahun mereka menjalin hubungan persahabatan, akhirnya perasaan itu tumbuh seiring berjalannya waktu. Perasaan yang dimaksud adal...