CHAPTER 4 - BENCI

59 17 0
                                    

Gue hanya bisa tersenyum kecewa melihat Zian dengan raut muka yang bahagia sedang bersama teman-temannya, raut muka yang gue lihat sekarang dan kemarin sangatlah berbeda.  

Haaa... bodohnya gue yang mikirin lo malam tadi, takut terjadi apa-apa sama lo, tapi yang gue lihat pagi ini membuat gue tak habis pikir. Lo tampak amat bahagia seakan-akan tidak terjadi apa-apa kemarin.

Tetapi bukan cuman itu saja yang membuat gue kecewa, ada satu hal yang sangat menganggu gue yaitu cewe yang duduk di depan Zian. Selama ini gue tahu semua teman-temannya Zian, cewe ataupun cowo pasti gue tahu, tapi tidak dengan yang satu ini. Gue gak pernah lihat sama sekali, inilah kali pertama gue melihatnya.

“Hahaha ternyata masih banyak hal yang tidak gue ketahui tentang lo Zi”. Pikirku

“Tumben lo gak sama Zian, Es?”tanya Misha “Biasanya kan Zian selalu nungguin lo pas jam kuliah udah kelar”lanjutnya.

“Zian lagi sibuk dia lagi banyak tugas, jadi gue gak mau ganggu dia dulu”ujarku.

Mereka masih belum tahu apa yang terjadi diantara gue dan Zian. Gue gak mau menceritakan hal ini kepada siapapun, karena gue gak mau hal ini menjadi besar dan nanti banyak gosip yang tersebar, jadi gue memutuskan untuk tidak meceritakan hal ini kepada teman-teman gue. Mungkin nanti ketika sudah wakunya gue bakal cerita ke meraka, tapi bukan sekarang.

“Ehh bentar, bukannya itu Zian ya?” kata Sisi sambil menunjuk temapt Zian duduk .

“Mana? Mana? Ehhh iyaaa looohh, kok dia gak kesini?” tanya Syifa.

“Mungkin dia gak tahu kita disini, coba gue panggil” ujar Sisi “ZIAANNN!!” teriak Sisi sambil melambaikan tangan ke arah Zian.

Zian yang sedari tadi berbicara dengan teman-temannya, menoleh ke arah Sisi. Seketika mata gue dan dia saling bertatapan, tetapi tidak samapi lima detik dia membuang muka dan langsung melihat ke arah Sisi sambil tersenyum tanpa berkata-kata. Layaknya fans yang memanggil idolanya, Zian adalah artis sedangkan Sisi adalah fansnya.

“Lahhh, kok cuman senyum-senyum aja tuh anak” kata Misha.

“Wahhh mungkin kepalanya kejedot dinding kali yaa, gak mungkin dong dia lupa sama Eshter” kata Sisi.

“Udahlah biarin, mungkin dia mau qualitytime sama teman-temannya” balas gue.

“Ehh tapi itu cewe yang duduk di depan Zian, itukan Putri?”tanya Syifa.

“Iyaa yaa, lohh kok mereka kelihatan deket banget ya”kata Misha “Mereka pacaran Es?”lanjut Misha.

“Mungkin” jawab gue “Btw, emang Putri siapa? Gue gak pernah lihat dia sebelumnya”.

“Kan gue pernah ngomong samo lo, Putri Mila satu jurusan sama Zian bahkan satu kelas. Dia itu suka sama Zian dari awal masuk kuliah, tapi Zian gak gubrish hal itu. Tapi kok sekarang mereka deket ya?”ujar Sisi.

Gue gak mau pikir panjang tentang itu, gue merasa bodoh. Gue nyesel menangis semalaman karena mikirin dia dan masalah kemarin, tapi yang gue lihat sekarang dia dengan santainya berkumpul dengan teman-temanya seakan tidak terjadi apa-apa kemarin.

“GUE BENCI SAMA LO ZI”.

Rasa Yang Pernah AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang